Indef prediksi inflasi September 2018 mencapai 0,2 persen
Merdeka.com - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara inflasi September 2018 mencapai 0,2 persen, secara tahunan akan mencapai 3,7 persen. Ini disebabkan meningkatnya impor komponen non-pangan.
"Proyeksi inflasi pada bulan September diprediksi sebesar 0,2 persen (mtm). Faktor utama pendorong inflasi adalah imported inflation pada komponen non-pangan," ujar Bhima kepada merdeka.com, Jakarta, Jumat (28/9).
Sementara efek pelemahan rupiah pada harga pangan masih belum terlihat signifikan. Hal ini karena stok pangan masih menggunakan stok lama yaitu sekitar 2 hingga 3 bulan sebelumnya.
-
Apa yang dimaksud dengan inflasi inti? 'Inflasi inti tidak meliputi harga bahan makanan dan energi yang berfluktuasi, dan memberi gambaran lebih jelas mengenai inflasi stabil suatu perekonomian,' terang Kar Yong Ang.
-
Apa penyebab inflasi selain permintaan melebihi penawaran? Kenaikan biaya produksi juga bisa menjadi penyebab inflasi. Misalnya, kenaikan harga bahan baku, tenaga kerja, atau energi dapat mendorong produsen untuk menaikkan harga jual agar tetap mendapatkan keuntungan.
-
Bagaimana Mendagri mengendalikan inflasi di Indonesia? Bapak Presiden memerintahkan kepada kita untuk terus monitor dan dilaksanakan terus acara seperti ini, dan acara seperti ini banyak diapresiasi. Beliau sampai mengatakan bahwa di depan menteri yang lain, beliau menyampaikan bahwa hanya di Indonesia inflasi dikendalikan per minggu. Oleh karena itulah saya minta follow up rekan-rekan di daerah untuk betul-betul serius melaksanakan koordinasi inflasi.
-
Kenapa inflasi penting untuk investor? 'Itulah sebabnya pemahaman akan inflasi merupakan kunci dari perencanaan keuangan dan pengambilan keputusan ekonomi yang efektif,' ujar Kar Yong Ang.
-
Kenapa inflasi tinggi merusak daya beli? Namun, inflasi yang terlalu tinggi atau tidak terkendali dapat merusak daya beli masyarakat, menyebabkan ketidakpastian ekonomi, dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
-
Apa yang paling penting bagi pemerintah dalam inflasi? Lantaran yang paling penting adalah pertumbuhan inflasi intinya.Menurutnya, jika inflasi meningkat maka langkah yang dilakukan pemerintah adalah menekan inflasi dengan mengendalikan harga pangan (volatile food). Sebab, harga pangan menyumbang cukup besar terhadap inflasi.
"Efek pelemahan kurs rupiah ke harga pangan diprediksi mulai terlihat bulan Oktober sampai Desember 2018, ketika pedagang sudah menyesuaikan harga baru. Kedelai misalnya butuh waktu pengiriman rata-rata 75 sampai 100 hari dari AS ke Indonesia," jelas Bhima.
Bhima melanjutkan, saat November hingga Desember bertepatan dengan faktor seasonal Natal tahun baru harga secara umum mulai naik. Begitu juga kebijakan Kementerian Perdagangan dalam penentuan harga jual ayam per Oktober akan berimbas ke inflasi pangan.
"Faktor lainnya adalah secara musiman bulan September inflasi pendidikan, rekreasi dan olahraga akan cukup meningkat tinggi. Efek tahun ajaran baru sekolah masih berimbas ke inflasi hingga bulan September," jelasnya.
Bhima mengatakan, yang perlu diwaspadai ke depan adalah kenaikan harga minyak dunia akan menekan harga BBM, kemungkinan besar BBM jenis non subsidi kembali dinaikkan. Inflasi administered price beresiko naik dengan adanya kenaikan tersebut.
"Pelemahan kurs rupiah dan kenaikan bunga kredit juga berdampak pada penyesuaian harga di level konsumen, meskipun ada lagi beberapa bulan. Kemudian terkait kesiapan stok pangan menghadapi hari raya Natal dan Tahun Baru sangat penting."
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Emas perhiasan memiliki andil terhadap inflasi sebesar 0,06 persen.
Baca SelengkapnyaAngka inflasi bulan ini lebih rendah dari Maret 2024 sebesar 0,52 persen,
Baca SelengkapnyaDeflasi periode ini lebih dalam ketimbang Mei dan Juni 2024.
Baca SelengkapnyaImpor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaLonjakan inflasi September 2023 tak lepas dari kenaikan harga beras dan kebijakan penyesuaian harga BBM.
Baca SelengkapnyaInflasi pada Oktober 2024 mengakhiri tren deflasi yang terjadi sejak Mei 2024 hingga September 2024.
Baca SelengkapnyaAngka ini mengalami peningkatan jika dibandingkan pada Juli 2023 lalu yang berada di level 3,08 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaImpor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaKementerian Perdagangan turut andil dalam penurunan laju inflasi di tahun 2023.
Baca SelengkapnyaSaat ini pemerintah berpandangan yang paling penting adalah pertumbuhan inflasi intinya.
Baca SelengkapnyaAPBN pada Juli mengalami defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaLaju inflasi year on year terjadi karena adanya kenaikan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,51 persen.
Baca Selengkapnya