Indef Sebut Lebaran Tahun Ini Tak Beri Dampak Besar ke Ekonomi
Merdeka.com - Peneliti dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan, dampak lebaran tahun ini terhadap pertumbuhan ekonomi tidak akan sebesar tahun lalu. Menurutnya, terdapat sejumlah faktor yang menjadi penyebab, mulai dari kondisi perekonomian dunia hingga situasi perpolitikan terkini di Indonesia.
"Menurut prediksi Indef, tidak akan seperti lebaran tahun lalu, jadi lebih melemah. Dari sisi pertumbuhan ekonomi akan cenderung turun dibandingkan Lebaran tahun kemarin karena tekanan eksternal seperti perang dagang, dan ada kericuhan suhu politik yang overheating," kata dia, di Jakarta, Sabtu (25/5).
Kondisi tersebut juga menilik kinerja pertumbuhan ekonomi kuartal I tahun 2019. Pemerintah, kata dia, telah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen di 2019. Namun pada kuartal I tahun 2019 ekonomi hanya tumbuh 5,07 persen.
-
Kenapa mudik lebaran bikin ekonomi daerah hidup? Pemudik dari kota besar cenderung membawa banyak uang untuk dibagikan ke orang tua dan saudara. Mereka lantas akan belanja dan datang ke berbagai destinasi wisata daerah. Dampaknya, roda perekonomian daerah ikut berputar selama musim mudik lebaran.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Mengapa deflasi bulan September 2024 dianggap signifikan? 'Deflasi yang terjadi di bulan September 2024 ini lebih signifikan dibandingkan dengan bulan Agustus 2024, dan ini merupakan deflasi bulanan kelima yang terjadi sepanjang tahun 2024,' jelas Plt. Kepala BPS, Amalia A. Widyasanti, dalam siaran pers yang dirilis pada Selasa, 1 Oktober 2024.
"Untuk prediksi Lebaran pertumbuhan ekonomi pasti berkaca pada pertumbuhan ekonomi sebelumnya, awal tahun kuartal I pertumbuhan 5,07 persen, sementara target pemerintah 5,3 persen," imbuhnya.
Sementara Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia bidang CSR dan Persaingan Usaha, Suryani Motik pun merasa lebaran tahun ini tak akan sebagus tahun lalu dari sisi ekonomi.
Kontribusi yang tidak terlampau bagus tersebut, lanjut dia sebenarnya sudah dirasakan sejak tahun 2018 yang juga tidak lebih baik dari tahun sebelumnya. "Tahun lalu saja tidak lebih bagus dari tahun sebelumnya dari ekonomi," ujarnya.
Indikasinya adalah adanya penurunan produksi sektor industri, misalnya produksi barang konsumsi. "Beberapa teman-teman biasanya terutama barang konsumsi kayak Unilever itu tahun lalu produksi turun 5 persen di lebaran. Kalau tahun lalu saja jelek, tahun ini lebih jelek bisa dibayangkan, berarti ada pelemahan lagi," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasca serangan Iran ke Israel nilai tukar rupiah terus melemah, namun Ekonom BCA mengungkap fakta lain penyebab mata uang garuda anjlok.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga membeberkan penyebab harga bahan pangan, khususnya beras yang melambung dalam beberapa bulan terakhir.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tak mencapai target pemerintah karena dipengaruhi gejolak ekonomi global.
Baca SelengkapnyaSektor konsumsi dan sektor perdagangan jadi faktor lambatnya pertumbuhan ekonomi di semester II tahun 2024.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), komponen inti mengalami inflasi 0,16 persen dengan andil 0,10 persen.
Baca SelengkapnyaMendag menyampaikan bahwa situasi deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut memberatkan para pedagang dan petani.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani berharap, dengan pemangkasan suku bunga yang dilakukan The Fed Fund Rate akan terus memberikan momentum positif bagi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaSituasi global yang tidak berjalan baik saat ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang semakin merosot.
Baca SelengkapnyaJika dibandingkan dengan demo besar-besaran zaman dulu, rupiah saat ini tidak seanjlok dulu.
Baca SelengkapnyaTanpa ada konflik Iran vs Israel, rupiah sudah mengalami depresiasi 3,22 persen.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani ungkap penyebab PMI manufaktur Indonesia turun drastis.
Baca Selengkapnya