INDEF sebut pelemahan daya beli karena Jokowi cabut subsidi
Merdeka.com - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Ahmad Heri Firdaus mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat karena pemerintah tidak tepat membuat kebijakan. Antara lain karena adanya pencabutan subsidi listrik dan BBM.
"Pemerintah harus mau akui dan paham betul apa penyakit ekonomi kita supaya kebijakan yang diambil bisa tepat sasaran," kata Heri di kantor INDEF, Jakarta, Jumat (10/11).
Menurutnya, perlambatan daya beli paling dirasakan oleh 40 persen kalangan terbawah, sehingga pemerintah harus memahami masalah ekonomi yang tengah terjadi. Sayangnya, pemerintah tidak mau mengakui bahwa konsumsi rumah tangga melambat.
-
Kenapa pemerintah mau kurangi subsidi BBM? 'Jadi yang teman-teman pantas membutuhkan subsidi ini kita tentunya akan jaga. Jadi masyarakat yang ekonominya rentan pasti akan terus berikan, kita tidak mau naikan harganya,' tegasnya di Jakarta, Senin (5/8).'Tapi mungkin ada teman-teman juga yang ke depannya sebenarnya harusnya sudah enggak butuh lagi subsidinya, itu bisa diarahkan untuk tidak menggunakan,' kata Rachmat.
-
Kapan deflasi di Indonesia terjadi? Badan Pusat Statistik (BPS) menginformasikan bahwa Indonesia mengalami deflasi lagi pada bulan September 2024.
-
Mengapa jumlah penduduk Indonesia diprediksi terus melambat? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun. Artinya jumlah penduduk Indonesia terus melambat setiap tahun
-
Bagaimana Mendagri mengendalikan inflasi di Indonesia? Bapak Presiden memerintahkan kepada kita untuk terus monitor dan dilaksanakan terus acara seperti ini, dan acara seperti ini banyak diapresiasi. Beliau sampai mengatakan bahwa di depan menteri yang lain, beliau menyampaikan bahwa hanya di Indonesia inflasi dikendalikan per minggu. Oleh karena itulah saya minta follow up rekan-rekan di daerah untuk betul-betul serius melaksanakan koordinasi inflasi.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
"Jika salah mendiagnosa maka kebijakan yang diambil tidak tepat sasaran. Jadi harus paham betul masalah ekonomi sekarang. Sudah terlihat beberapa bulan lalu kalau pemerintah belum mau akui konsumsi kita melambat sekarang diakui juga. Ke depan mudah-mudahan kebijakan makin tepat sasaran," ujarnya.
Menurutnya, konsumsi rumah tangga merupakan penyumbang pertumbuhan terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 56 persen.
Namun pada kuartal II pertumbuhan konsumsi hanya 4,93 persen. Angka ini dinilai melambat karena berada di bawah angka pertumbuhan ekonomi pada periode yang sama sebesar 5,01 persen.
Meski begitu hal tersebut bisa ditutupi dengan pertumbuhan investasi dan ekspor, meskipun kontribusi terhadap PDB masih di bawah kontribusi konsumsi rumah tangga.
"Kita masih beruntung ada investasi dan ekspor. Investasi kita tumbuh 7,11 pertumbuhan dan ekspor tumbuh 17 persen tapi.sayangnya investasi dan ekspor kontribusi pada PDB tak sebesar konsumsi rumah tangga," tandas Heri.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BI mengeluarkan data berdasarkan survei konsumen bahwa daya beli masyarakat menurun, khususnya pada kelompok kelas menengah.
Baca SelengkapnyaDikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya pengangguran karena para pengusaha mengurangi pekerjanya, karena menurunnya pendapatan perusahaan.
Baca SelengkapnyaNamun, Jokowi tetap berani mengambil keputusan memotong subsidi BBM
Baca SelengkapnyaPemerintah perlu memberikan bantuan bagi kelas menengah untuk mendorong daya beli kelompok masyarakat itu kembali bangkit.
Baca SelengkapnyaJokowi minta semua menteri mencari tahu penyebab PMI Indonesia terkontraksi setelah 34 bulan berturut-turut mengalami trens ekspansi.
Baca SelengkapnyaPelemahan daya beli masyarakat kelas menengah karena kebijakan struktural pemerintah.
Baca SelengkapnyaPMI Manufaktur Indonesia pada Juli 2024 terkontraksi atau berada di zona negatif.
Baca SelengkapnyaPenanganan angka kemiskian di era Jokowi diklaim lebih baik dibandingkan negara lain.
Baca SelengkapnyaSoal pergeseran kelas menengah, menurutnya pergeseran kelas itu tidak hanya terjadi pada satu kelompok.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) meminta publik memeriksa betul apa penyebab dari deflasi tersebut.
Baca SelengkapnyaKetua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir tidak beranjak dari angka 5 persenan.
Baca SelengkapnyaSaid Abdullah, mengatakan setiap tahun Indonesia menghadapi masalah karena menurunnya lifting minyak dan gas bumi.
Baca Selengkapnya