Indika Energy Berambisi Wujudkan Kendaraan Listrik Nasional
Merdeka.com - Direktur Utama Indika Energy, Arsjad Rasjid mengatakan sebagai langkah menekan emisi karbon, saat ini perusahaan telah memiliki 130 ribu hektar lahan hutan untuk mengembangkan bisnis berbasis alam. Tak berhenti disitu, dia juga akan menggunakan lahan tersebut untuk konservasi.
Arsjad mengatakan, perusahaan saat ini tengah melirik sektor kehutanan sebagai nature base bussiness atau bisnis berbasis alam. Hal ini juga sebagai langkah untuk mengkontribusikan oksigen kepada dunia.
"Indika juga masuk ke forestry untuk bicara nature base bussiness kita masuk kurang lebih kita sudah acquiring 130.000 hektar hutan," katanya.
-
Siapa yang berkomitmen menurunkan emisi karbon melalui pengembangan ekosistem kendaraan listrik? Mewakili Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatkan, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon 358 juta ton CO2 ekuivalen di tahun 2030.
-
Bagaimana Pertamina membangun infrastruktur hijau? Langkah konkrit perseroan dalam pengembangan infrastruktur hijau, lanjut Fadjar tidak hanya dilakukan dalam Pertamina Group, tetapi juga bersama BUMN yang tergabung dalam Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam pengembangan pabrik baterai kendaraan listrik (EV).
-
Mengapa Pertamina fokus pada kelestarian lingkungan? Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan rencana strategis baru. Pertamina mencoba mengadopsi transisi energi secara bertahap. Di satu sisi, Pertamina menjaga ketahanan energi melalui penguatan bisnis minyak dan gas. Di sisi lain, juga meningkatkan pengembangan bisnis rendah karbon untuk memenuhi target net zero emission pada 2060.
-
Dimana hutan yang masih menyerap karbon? Cekungan Kongo Menurut peneliti di Laboratorium Ilmu Iklim dan Lingkungan Prancis, hujan tropis utama di cekungan Kongo menjadi satu-satunya hutan yang masih menyerap karbon.
-
Bagaimana melestarikan sumber daya alam? Salah satu cara untuk menjaga kelestarian sumber daya alam adalah dengan melakukan konservasi sumber daya alam.
-
Bagaimana Pertamina menurunkan emisi karbon? Langkah tersebut menurut Nicke, sudah sesuai dari aspek lingkungan karena dapat menurunkan karbon emisi dan juga dapat menurunkan impor gasoline.
"Yang untuk kita bicara untuk conserve kita bicara untuk satu sisi adalah untuk bisa kontribusi terhadap oxygen to the world," tambahnya dalam Indy Fest 2021, Selasa (19/10).
Selain dari konservasi, dia menuturkan dalam sektor bisnisnya akan dibangun hutan tanam industri.
Selain itu, juga Arsjad menyebut bahwa strategi selanjutnya yang akan diambil adalah dengan masuk mendukung ke ranah kendaraan listrik. Pada ranah ini, dia berharap mampu membuat kendaraan listrik asli Indonesia.
Dengan upaya yang sedang dilakukan tersebut, Arsjad menegaskan Indika Energy sedang berubah drastis. Namun, dia juga mengingatkan bahwa proses transisi ini tidak bisa berlangsung seketika dan butuh proses.
"Jadi memang Indika Energy, strategi kita lagi 180 derajat changing, yang tadi dari sana, tapi semua proses ini tak bisa seketika, kita harus mulai pondasi," katanya.
Terkait hal itu, dia mengatakan perlu mengubah mindsetnya terlebih dahulu. Sebab pada dasarnya sektor human capital atau Sumber Daya Manusia juga perlu siap menghadapi transisi.
"Banyak hal yang sudah kita lakukan, jadi balik lagi, kita namakan the nature base bussiness, itu yang kita lakukan saat ini, seperti kita ikutan ke COP26 (Climate Change Conference)," katanya.
Gotong Royong
Pada awal paparannya, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia itu juga mengatakan dalam mencapai target net zero emission perlu dilaksanakan dengan gotong royong. Bahwa, target itu adalah cita-cita bersama.
"Ini upaya bersama yang harus kita lakukan secara bersama, kita ini sebagai indika energy adalah bagian dari pada bangsa ini, dan darimana kita juga ingin bahwa perubahan ini akan terjadi, kita semua ingin Indonesia yang bersih dan sehat," papar Arsjad.
Sebagai perusahaan yang bergeliat di sektor energi fosil batubara, Arsjad menegaskan bahwa Indika Energy memiliki komitmen dalam mendukung pengurangan emisi karbon kedepannya.
"Nah walaupun kita bicara indika energy, we are in batubara and we are committing to that, yes we are, karena kita sendiri mengatakan bahwa kita ingin net zero carbon emission by 2050 saat ini," katanya.
Dalam mendukung upayanya tersebut, dia mengatakan bahwa perusahaan akan melakukan evaluasi rutin setiap tahun dalam mengejar target net zero emission. "Bahwa InsyaAllah bahwa setiap tahunnya kita akan review, kalau kita bisa lakukan lebih cepat, kita akan lakukan lebih cepat lagi," katanya.
Reporter: Arief Rahman
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sektor transportasi dengan pangsa energi terbarukan yang tinggi di sektor ketenagalistrikan diperlukan untuk mengurangi emisi.
Baca SelengkapnyaPermintaan global untuk kendaraan listrik tumbuh pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca SelengkapnyaKekayaan alam di merupakan modal besar bagi Indonesia untuk menjadi pusat energi hijau.
Baca SelengkapnyaPengurangan dari kendaraan operasional tersebut mencapai hingga 900-ton.
Baca SelengkapnyaIndonesia memiliki potensi penyimpanan emisi karbon hingga 600 giga ton melalui Carbon Capture and Storage (CCS).
Baca SelengkapnyaHashim menekankan bahwa PT ITCIKU telah menunjukkan bahwa konsesi kehutanan mampu memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian target NDC Indonesia
Baca SelengkapnyaPembangunan Ibu Kota Nusantara dan pelestarian lingkungan diharapkan dapat berjalan serasi dengan mengoptimalkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Baca SelengkapnyaIndonesia sudah mulai menapaki jejak sebagai pemain global dalam rantai pasok EV dunia,
Baca SelengkapnyaLuhut percaya, itu menjadi titik tolak bagi misi pemerintah mengurangi emisi CO2 sekitar 160.000 ton per tahun
Baca SelengkapnyaPermintaan hidrogen di sektor ini diperkirakan akan mencapai 161 GWh atau 4,88 kilo ton hidrogen di tahun 2040.
Baca SelengkapnyaIndonesia juga menyimpan harta karun berupa potensi energi baru dan terbarukan (EBT) bagi pengembangan ekonomi hijau.
Baca SelengkapnyaOtorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.
Baca Selengkapnya