Indonesia Bakal Genjot Ekspor Minyak Sawit dan Batu Bara ke India
Merdeka.com - Indonesia akan mendorong ekspor Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit menuju India. Selama ini, India merupakan salah satu pasar terbesar CPO Indonesia. selain CPO, Indonesia juga bakal mendorong ekspor batu bara.
"India banyak beli dari kita CPO dan batu bara. Mereka defisit dari kita, kita jual lebih banyak. Tapi mereka juga berusaha menjual lebih banyak," kata Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Maritim, Ridwan Jamaluddin, saat ditemui di Hotel Westin, Jakarta, Selasa (19/3).
Sebagai gantinya Indonesia juga akan menyerap produk-produk pertanian dan peternakan asal India. Produk-produk pertanian dan peternakan India, kata Ridwan, memang memiliki kualitas yang bagus khususnya pada daging sapinya.
-
Bagaimana kelapa sawit menjadi komoditas ekspor? Pada 1919, komoditas kelapa sawit telah diekspor melalui perkebunan yang berada di pesisir Timur Sumatra.
-
Siapa yang membawa kelapa sawit ke Indonesia? Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
-
Kenapa kelapa sawit penting untuk perekonomian Indonesia? Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang penting untuk perekonomian Indonesia dan juga memiliki banyak kegunaan praktis dan kesehatan.
-
Kenapa Kemendag perkuat ekspor rempah ke India? Indonesia akan terus memperkuat hubungan dagang dengan India, khususnya perdagangan rempah.. Pengelolaan pasar ini maju. Setelah G20 TIMM, saya akan bicara dengan Mendag India Piyush Goyal untuk mencari solusi tentang hambatan tarif. Saya minta perwakilan perdagangan India untuk mengawal,“ujar Zulkifli Hasan.
-
Apa itu Minyak Inti Sawit? Minyak inti sawit atau yang juga dikenal dengan sebutan palm kernel oil adalah minyak nabati yang diekstraksi dari biji (inti) buah kelapa sawit (Elaeis guineensis).
-
Bagaimana Kemendag perkuat ekspor rempah ke India? Zulkifli Hasan juga bertemu para pengusaha rempah India yang tergabung dalam Navi Mumbai Merchant’s Chamber “Indonesia akan terus memperkuat hubungan dagang dengan India, khususnya perdagangan rempah.. Pengelolaan pasar ini maju. Setelah G20 TIMM, saya akan bicara dengan Mendag India Piyush Goyal untuk mencari solusi tentang hambatan tarif. Saya minta perwakilan perdagangan India untuk mengawal,“ujar Zulkifli Hasan.
"Produk pertanian mereka bagus, daging sapi bagus," ucapnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Perencanaan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Ikmal Lukman, mengatakan India juga berminat untuk berinvestasi di bidang IT.
"India ini kan sebenarnya leading IT. Terus kita salah satu yang maju itu digital ekonomi. Nah, mereka coba envolve di situ. Apalagi banyak startup-startup yang perlu kita kembangkan, dalam konteks e-commerce. India banyak masuk di IT untuk para pemula," ungkapnya.
Indonesia tentu menyambut baik rencana tersebut. India sudah dikenal akan kompetensinya di bidang IT.
"Karena ada spesifikasi masing-masing, dalam konteks e-commerce untuk skill IT. Walaupun dari negara lain tetap kita perlukan juga. Kalau India ini ada karakteristiknya kan, karena masif penduduknya banyak, jauh lebih murah," ujarnya.
"Nah ini yang kita dorong. Kemudian juga, Indonesia ada sektor farmasi. India ini leading dalam produksi farmasi yang sangat efisien dan sangat kompetitif harganya. Itu yang kita harapkan," imbuhnya.
Ikmal pun mengatakan bahwa realisasi Foreign Direct Investment (FDI) India di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. "Dia sekarang rankingnya udah naik. Nah ini merupakan suatu, kelihatan ada lompatan minat investasi India ke Indonesia. Kita ke depan berharap akan lebih banyak lagi," jelas dia.
Berdasarkan data BKPM, tercatat, pada tahun 2013 India berada di peringkat 22 dari 79 negara yang melakukan FDI di Indonesia. Saat itu realisasi FDI India mencapai USD 64,97 juta atau mengambil porsi 0,3 persen dari total FDI yang masuk.
Tahun 2015 ranking India naik satu tingkat ke urutan ke 21 dari 95 negara dengan realisasi FDI sebesar USD 57,18 juta, mengambil porsi 0,2 persen dari total FDI.
Tahun 2017 posisi India meningkat ke urutan 16 dari 127 negara. Nilai FDI India tahun 2017 mencari USD 286 juta. Porsi dari total FDI yang masuk pun naik ke 0,9 persen.
"Nah trennya itu yang kami lihat. Kalau trennya meningkat berarti dia akan ada potensi untuk terus meningkat. Kalau trennya menurun itu yang kami khawatirkan. Saya anggap ini prospektif sekali, kerjasama Indonesia dengan India," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rencana penyetopan ekspor CPO dan produk turunannya dikarenakan polemik yang tak kunjung usai antara Indonesia dan Uni Eropa.
Baca SelengkapnyaSelain Bursa CPO, akan ada komoditas lain untuk masuk ke perdagangan di antaranya, nikel, kakao, karet hingga kopi.
Baca SelengkapnyaIndonesia sudah lama dikenal sebagai salah satu negara pengekspor terbesar kelapa sawit dan turunannya.
Baca SelengkapnyaBPS melaporkan ekspor pertanian pada Agustus 2023 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPemerintah berencana mengurangi konsumsi batubara secara bertahap dan mengalihkan penggunaan batubara menjadi produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
Baca SelengkapnyaImplementasi B50 peluang baik bagi Indonesia, namun memiliki konsekuensi ekonomi yang juga besar.
Baca SelengkapnyaSelain negara di Afrika, pemerintah juga menjajaki peluang impor minyak dari negara di kawasan Amerika Latin.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan besi baja sempat dikeluhkan, karena nilai impor komoditas itu lebih dominan dibandingkan dengan ekspor.
Baca SelengkapnyaPerusahaan telah mengekspor baja lapis sebagai bahan baku produk baja ringan struktural dan genteng metal untuk pembangunan rumah di Australia.
Baca SelengkapnyaAdanya bursa ini diharapkan dapat mendukung transparansi dan efektivitas dalam perdagangan komoditi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaNantinya harga CPO tidak lagi berpacu pada harga acuan yang ditetapkan oleh bursa CPO Rotterdam dan Malaysia.
Baca SelengkapnyaBatu bara tetap masih menjadi komoditas utama ekspor Indonesia.
Baca Selengkapnya