Indonesia butuh 3 tahun masuk ke pasar bebas Eropa
Merdeka.com - Staf khusus Menteri Perdagangan Iman Pambagyo mengatakan Indonesia harus bisa bersabar untuk bisa menikmati manfaat kerja sama perdagangan bebas Uni Eropa atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (EU CEPA). Alasannya, proses yang dibutuhkan untuk bisa masuk ke dalam perdagangan tersebut tidak bisa cepat.
Dia mencontohkan, Vietnam membutuhkan waktu tiga tahun untuk bisa bergabung kedalam pasar perdagangan Eropa tersebut.
"Sebagai gambaran saja dengan Vietnam mereka selesai tiga tahun. Dimulai Oktober 2012 sampai Desember 2015, tiga tahun waktunya," kata Iman di Jakarta, Jumat (11/3).
-
Kenapa ERP di Jakarta terhambat? 'ERP itu kita masih fokus sama regulasi dan kemarin kendalanya adalah regulasi. Sekarang didorong adalah bagaimana regulasi kita siapkan, tentu dengan stakeholders,' kata Syafrin kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (22/11).
-
Kenapa sulit cari kerja di Indonesia? Susahnya mencari pekerjaan masih menjadi masalah di Tanah Air Tak hanya karena lapangan kerja yang minim, rendahnya kemampuan pribadi juga jadi sebab kesulitan mencari pekerjaan
-
Kenapa memulai sesuatu itu sulit? 'Jika kamu menginginkan sesuatu maka raihlah. Jika kamu takut untuk memulai perjalanan baru, atau jika kamu takut gagal, ingatlah bahwa permulaan selalu menjadi bagian tersulit.'
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Kenapa perdagangan Inggris di Nusantara kacau? Aktivitas perdagangan Inggris di Nusantara pun mengalami kekacauan mulai dari tubuh perserikatan dagangnya sampai komoditas yang dijual juga tidak ada harganya.
-
Apa yang dibutuhkan untuk mencapai Indonesia Emas? 'Kalau kita mau menuju Indonesia emas, pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7 persen. Pendapatan per kapita kita harus di atas 10 ribu dolar AS. GDP kita harus 5-6 terbesar di dunia. Oleh karena itu dibutuhkan mesin pendongkrak ekonomi,' ujar Bahlil saat Kuliah Umum di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat, Kamis (17/7).
Pemerintah, kata dia, terus berupaya mempersiapkan dokumen-dokumen yang akan dibahas dengan Uni Eropa. Sebab, pemerintah tidak ingin nantinya kerja sama yang dilakukan tak membuahkan hasil bagi perekonomian di Tanah Air.
"Kita masih membahas Scoping Paper. Targetnya bulan April selesai," pungkas dia.
Sekedar informasi, Indonesia telah memasuki pasar bebas ASEAN (MEA). Saat ini, pemerintah tengah melakukan ekspansi dengan memasuki perdagangan bebas Uni Eropa.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
I-EU CEPA merupakan perjanjian dagang bilateral paling komprehensif.
Baca SelengkapnyaHal itu disebabkan persyaratan dari Uni Eropa yang sangat ketat terkait pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan.
Baca SelengkapnyaProses investasi di Indonesia terlalu melibatkan banyak pihak dan berbelit-belit.
Baca SelengkapnyaKoran Israel sebelumnya melaporkan Indonesia sepakat normalisaasi hubungan dengan Israel sebagai syarat menjadi anggota OECD.
Baca SelengkapnyaDiharapkan pembahasan ini bisa segera rampung sebelum beralih ke pemerintahan selanjutnya.
Baca SelengkapnyaProses pengerjaan suatu proyek energi hijau baru bisa dimulai di tahun keenam.
Baca SelengkapnyaPadahal, Bahlil mengungkapkan Indonesia memiliki cadangan energi terbarukan terbesar.
Baca SelengkapnyaPertemuan Jokowi dan Cormann membahas proses aksesi Indonesia menjadi anggota penuh OECD.
Baca SelengkapnyaDalam IEU-CEPA, Airlangga menuturkan bahwa BUMN dipertimbangkan untuk diberikan akses yang bersifat komersial.
Baca SelengkapnyaJokowi mengungkapkan bahwa potensi energi panas bumi atau geothermal di Indonesia mencapai sekitar 24.000 megawatt (MW), namun belum dioptimalkan dengan baik.
Baca SelengkapnyaIndonesia secara resmi telah menyatakan minatnya untuk bergabung dengan BRICS pada KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia, 23-24 Oktober 2024.
Baca SelengkapnyaAda beberapa alasan mengapa penerapan 5G terkesan lama.
Baca Selengkapnya