Indonesia Dibanjiri Teh Impor Asal Thailand
Merdeka.com - Ketua Bidang Kerjasama Dalam dan Luar Negeri Dewan Teh Indonesia (DTI), Iriana Ekasari menyebut bahwa Indonesia saat ini kebanjiran teh dari negara lain. Salah satunya dari Thailand atau lebih dikenal dengan sebutan Thai Tea.
Dia mengungkapkan, terjadi demand atau permintaan cukup tinggi dari pasar dalam negeri. Produksi teh Tanah Air tidak mencukupinya. Padahal, kualitas Thai Tea tidak jauh lebih baik dari teh asli Indonesia.
"Kita juga kebanjiran teh dari Thailand dan ini isinya 400 gram Rp 50.000, satu cup sekitar 2 gram. Ini yang banyak dipakai di mall-mall, Thai Tea. Jadi dalamnya tidak lebih baik dari teh kita, kita bisa menghasilkan teh seperti ini," kata dia dalam sebuah acara diskusi di Menara Kadin, Jakarta, Rabu (13/3).
-
Kenapa impor tekstil dari China meningkat? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyebut perang dagang antara kedua negara itu menyebabkan over kapasitas dan over supply di China, yang justru malah membanjiri Indonesia.
-
Apa penyebab inflasi selain permintaan melebihi penawaran? Kenaikan biaya produksi juga bisa menjadi penyebab inflasi. Misalnya, kenaikan harga bahan baku, tenaga kerja, atau energi dapat mendorong produsen untuk menaikkan harga jual agar tetap mendapatkan keuntungan.
-
Kenapa harga kopi Temanggung naik? Salah satu kopi yang harganya mengalami kenaikan ada di Desa Gemawang. Kepala Desa Gemawang, Musiran, membenarkan hal itu. Menurutnya, harga jual kopi yang naik drastis salah satunya disebabkan oleh kualitas kopi yang meningkat.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Kapan impor kedelai Indonesia mencapai 2,32 juta ton? Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencatat, impor kedelai Indonesia sepanjang tahun 2022 mencapai 2,32 juta ton atau nilainya setara dengan USD 1,63 miliar.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
Dia mengatakan, Indonesia merupakan pasar yang potensial untuk teh. Sayangnya, industri teh dalam negeri belum mampu memaksimalkan potensi tersebut. "Jadi pasar kita itu menjadi pasar yang besar untuk teh, cuma bagaimana industri dalam negeri memanfaatkan peningkatan pasar ini," ujarnya.
Dia mengungkapkan, pasar dalam negeri mengalami kenaikan konsumsi. Namun ironisnya hal tersebut juga dibarengi dengan kenaikan impor teh hingga 400.000 ton.
Perbandingan impor dibanding ekspor secara volume adalah 27 persen dari total ekspor. "Kita secara value sudah 30 persen. Jadi kalau kita ekspor 100 juta Dolar, kita Impor 27 juta," ujarnya.
Selain itu, Indonesia dinilai kurang kuat membuat branding tehnya. Sehingga ketika ada turis datang ke Indonesia tidak tertarik untuk membawa pulang teh sebagai oleh-oleh ke negara asalnya. "Jadi kita sebenarnya punya pasar di dalam negeri. Produksi 140 ribu ton, impor 15 ribu ton, total 155 ribu ton. Ekspornya hanya 49 ribu," ujarnya.
Kondisi ini menjadi tantangan sendiri bagi industri teh tanah air. "Padahal teh kita bisa dijadikan Indonesian Signature yang punya taste sendiri, di sinilah tantangan industri untuk berinvestasi supaya teh teh anda menjadi premium dan naik," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan harga kedelai impor sebagai dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah kembali memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
Baca SelengkapnyaLonjakan impor pada Mei 2024 menunjukkan adanya tantangan dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan industri dengan perlindungan produsen dalam negeri.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat nilai impor beras pada Januari 2024 mencapai Rp4,36 triliun.
Baca SelengkapnyaIndonesia menargetkan impor hingga 3,6 juta ton beras tahun ini.
Baca SelengkapnyaSebanyak 2,7 juta ton yang diimpor berjenis beras patahan.
Baca SelengkapnyaLangkah ini diambil karena melihat potensi ancaman kekeringan atau kemarau dalam kurun waktu yang lama.
Baca SelengkapnyaIndustri tekstil terus menurun karena produk impor ilegal yang membanjiri pasar dalam negeri.
Baca SelengkapnyaKonsumsi beras Indonesia dalam Lima tahun terakhir mengalami tren yang meningkat.
Baca Selengkapnyaresiden Joko Widodo mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula.
Baca SelengkapnyaAda selisih sebesar USD2,94 miliar atau sekitar Rp43 triliun ini menunjukkan adanya impor yang tidak tercatat oleh BPS.
Baca SelengkapnyaImpor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaDengan murahnya barang impor itu, banyak pelanggan beralih. Alhasil, semakin banyak produk impor yang masuk ke Indonesia berdasarkan pada permintaan tadi.
Baca Selengkapnya