Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Indonesia Gagal Wujudkan Swasembada Daging Sapi Sejak 1995

Indonesia Gagal Wujudkan Swasembada Daging Sapi Sejak 1995 Daging Sapi. ©2020 Liputan6.com/Johan Tallo

Merdeka.com - Indonesia masih belum mampu kebutuhan daging sapi sendiri atau swasembada. Bahkan, swasembada daging yang dicanangkan pemerintah sejak 1995 hingga saat ini dinilai tidak pernah terealisasi.

Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Pujo Setio mengatakan, pertumbuhan populasi sapi dan kerbau di Indonesia tidak bisa mengimbangi jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah. Total kebutuhan daging sapi dan kerbau setiap hari hingga setiap tahun semakin besar.

"Untuk di indonesia, ketersediaan daging sapi dan kerbau ini defisit. Yang jelas kita masih belum bisa swasembada," kata Puji dalam webinar pada Senin (22/3).

Oleh sebab itu, dibutuhkan strategi untuk memenuhi kebutuhan yang salah satunya melalui importasi baik berupa sapi bakalan maupun dalam bentuk daging beku dari daging sapi dan daging kerbau. Impor sapi-sapi bakalan akan dilakukan untuk kemudian dilakukan penggemukan di Indonesia. Langkah Ini dinilai akan membantu meningkatkan pasokan daging di dalam negeri.

"Australia juga memiliki strategi untuk ternak sapi berdasarkan musim, dan ini sebetulnya peluang bagi Indonesia untuk menampung sapi-sapi dari Australia Sehingga ketika musim kemarau, sapi-sapi itu tidak hilang," jelasnya.

Ketua Komite Tetap Industri Peternakan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Yudi Guntara Noor mengungkapkan, kebutuhan daging sapi atau kerbau secara nasional untuk tahun ini sebanyak 696.956 ton, dihitung dari konsumsi daging per kapita sebesar 2,65 kilogram (kg) per tahun. Sementara ketersediaan pasokan daging sapi atau kerbau lokal hanya 473.814 ton, atau mengalami kekurangan 223.142 ton.

Menurut laporan importir per 28 Januari 2021, stok daging yang ada baik di importir swasta maupun BUMN sebanyak 6.998 ton, termasuk 477 ton jeroan. "Secara nasional, kita masih kekurangan meskipun konsumsi kira 2,65 kilogram per tahun. Tapi penduduk kita itu 270 juta orang, jadi kebutuhannya daging sapinya cukup besar," katanya.

Dia pun menyarankan Indonesia untuk terus bekerja sama dengan Australia, yang merupakan salah satu pemasok terbesar daging dan sapi potong di Indonesia. "Australia biar mengembangbiakkan sapi, dan Indonesia di penggemukan. Ini harusnya menjadi supply chain dan value chain yang kita lihat ke depan," tutur Yuda.

Menurutnya tanpa impor, maka sampai kapan pun akan sulit bagi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan yang ada. "Betul kita harus tingkatkan produksi dalam negeri, tapi juga harus realistis bahwa untuk daging sapi kita harus bergantung pada negara lain. Tinggal bagaimana membentuk supply chain mau dengan mana kalau dengan Australia karena kita punya pakan," sambungnya.

Kebijakan Kontraproduktif

Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Rochadi Tawaf menilai Indonesia gagal merealisasikan swasembada daging sejak 1995. Sekitar tujuh hingga 10 kebijakan pun dinilai justru kontraproduktif dengan keinginan pemerintah untuk melakukan swasembada.

"Sehingga saya menyebutkan swasembada daging yg dicanangkan pemerintah sejak 1995 sampai kini tidak pernah terealisasi. Jadi sebenarnya mau dibawa kemana pembangunan peternakan sapi kita," jelas Rochadi.

Pemerintah dinilai tidak konsisten dalam menerapkan sejumlah kebijakan dengan tujuan yang ingin dicapai. Pemerintah dinilai harus melakukan harmonisasi kebijakan kontraproduktif, mengubah kebijakan-kebijakan harga menjadi kebijakan produksi, dan penggunaan hormon.

"Kita dilarang menggunakan hormon, tapi kita impor dari negara atau Australia yang pakai hormon. Ini artinya, kita tidak memperlakukan peternak rakyat kita sesuai peternak yg ada di Australia," ungkapnya.

Rochadi pun mengimbau pemerintah untuk memperkuat kerja sama untuk meningkatkan pasokan daging sapi. Kedua negara dinilai memiliki keunggulan komparatif, sehingga dinilai ideal bekerja sama.

Dia pun melihat pengembangan pertanian dan perkebunan di Tanah Air tidak terintegrasi dengan peternakan. "Di kita industri kelapa sawit tidak dibarengi dengan ternak, begitu pula dengan industri Food Estate. Pemerintah masih parsial, tidak terintegrasi bahwa peternakan harus hadir dengan pertanian dan perkebunan," tuturnya.

Reporter: Andina Librianty

Sumber: Liputan6.com

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ingat, Kuota Impor Daging Sapi Harusnya Mengacu Rekomendasi Kementerian Pertanian
Ingat, Kuota Impor Daging Sapi Harusnya Mengacu Rekomendasi Kementerian Pertanian

Dalam tugasnya Kemendag akan mengeluarkan persetujuan impor. Kemudian, Bapanas bertugas untuk memberikan penugasan impor tersebut.

Baca Selengkapnya
Program Bagi-Bagi Susu Gratis Prabowo-Gibran Sulit Terwujud, Ini Alasannya
Program Bagi-Bagi Susu Gratis Prabowo-Gibran Sulit Terwujud, Ini Alasannya

Ini Syarat AIni cara agar program bagi-bagi susu gratis Prabowo-Gibran bisa terealisasi. gar Program Bagi-Bagi Susu Gratis Prabowo-Gibran Bisa Terwujud

Baca Selengkapnya
Ada Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran, Kementan Siapkan Strategi Swasembada Daging dan Susu Sapi
Ada Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran, Kementan Siapkan Strategi Swasembada Daging dan Susu Sapi

Kementan telah menyiapkan strategi menghitung kebutuhan indukan sapi yang dibutuhkan untuk merealisasikan swasembada daging.

Baca Selengkapnya
Indonesia Bakal Impor 2.350 Ekor Sapi Asal Australia
Indonesia Bakal Impor 2.350 Ekor Sapi Asal Australia

Daging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Bakal Impor 1,3 Juta Sapi Hidup untuk Program Makan Bergizi Gratis
Pemerintah Bakal Impor 1,3 Juta Sapi Hidup untuk Program Makan Bergizi Gratis

Rencana ini menjadi bagian dari kebijakan pemerintahan baru yang dipimpin oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya
Impor Susu, Daging Sapi Hingga Beras di Tengah Jargon Swasembada Pangan Indonesia
Impor Susu, Daging Sapi Hingga Beras di Tengah Jargon Swasembada Pangan Indonesia

Presiden Prabowo Subianto secara konsisten menyuarakan agar Indonesia bisa swasembada pangan, meski dalam realisasinya hal itu sulit.

Baca Selengkapnya
Wamentan Minta Susu Tidak Dimasukkan dalam Program Makan Bergizi Gratis Jika Masih Impor
Wamentan Minta Susu Tidak Dimasukkan dalam Program Makan Bergizi Gratis Jika Masih Impor

Sudaryono menekankan pentingnya mempertimbangkan aspek gizi dan ekonomi dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Ganjar Tertawa Tanggapi Rencana Prabowo Impor 1,5 Juta Sapi
Ganjar Tertawa Tanggapi Rencana Prabowo Impor 1,5 Juta Sapi

Ganjar menegaskan, Indonesia harusnya bisa lebih mandiri ketimbang bergantung ke negara lain soal pangan.

Baca Selengkapnya
Dapat Penugasan Impor Daging Kerbau, Dirut Bulog: Belum Ada Izin, Stok di Gudang Menipis
Dapat Penugasan Impor Daging Kerbau, Dirut Bulog: Belum Ada Izin, Stok di Gudang Menipis

Dirut Bulog, Bayu mengaku belum mendapatkan izin impor meski sudah mendapatkan perintah impor 100.000 ton daging kerbau dari India.

Baca Selengkapnya
Tak Banyak Orang Tahu, Metode Ini Bisa Jadi Salah Satu Cara Capai Swasembada Daging Sapi di Indonesia
Tak Banyak Orang Tahu, Metode Ini Bisa Jadi Salah Satu Cara Capai Swasembada Daging Sapi di Indonesia

Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska) merupakan suatu program yang mengintegrasikan ternak dengan kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Polemik Wacana Susu Ikan Gantikan Susu Sapi, Wamentan Singgung Tujuan Program Makan Bergizi Gratis
Polemik Wacana Susu Ikan Gantikan Susu Sapi, Wamentan Singgung Tujuan Program Makan Bergizi Gratis

Banyak pihak menilai, pengolahan ikan menjadi susu tidak tepat.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Penyebab Peternak Sapi Buang Susu
Ternyata, Ini Penyebab Peternak Sapi Buang Susu

Kondisi ini diperparah dengan para pelaku industri pengolahan susu (IPS) yang mengimpor bukan dalam bentuk susu segar.

Baca Selengkapnya