Indonesia Impor Vaksin Rp2,6 T di Maret 2021, Termasuk untuk Covid-19
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor vaksin pada Maret 2021 mengalami peningkatan signifikan. Di mana, pada periode tersebut nilai impor mencapai USD178,7 juta atau setara Rp 2,6 triliun (asumsi Rp 14.638 per USD).
"Nilai impor vaksin untuk lansia maret ini adalah USD178,7 juta. Artinya naik 102,5 persen dari bulan lalu," kata Kepala BPS, Suhariyanto dalam rilis BPS, di Kantornya, Jakarta, Kamis (15/4).
Pria yang kerap disapa Kecuk ini menekankan, nilai impor vaksin tersebut untuk keseluruhan. Artinya tidak hanya untuk vaksin Covid-19 saja.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Apa yang meningkat 1.540% sejak 2022? 'Hasil riset mengungkapkan adanya lonjakan 1.540 persen kasus penipuan menggunakan deepfakce di wilayah APAC sejak 2022 hingga 2023. Risetnya itu berjudul VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud.'
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
"Jadi itu yang saya sampaikan vaksin secara keseluruhan," imbuhnya.
Adapun selama kuartal I-2021 yakni Januari-Maret total nilai impor vaksin mencapai sebesar USD443,4 juta. Angka ini naik sekitar 135 persen jika dibandingkan posisi bulan sebelumnya atau Februari 2021.
Rincian Impor
BPS mencatat nilai impor Indonesia per Maret 2021 naik menjadi USD 16,79 miliar, atau sekitar Rp 245,41 triliun (kurs rupiah Rp 14.617 per USD). Salah satunya didorong oleh kebutuhan akan vaksin Covid-19 asal China yang semakin meninggi.
Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto coba mengklasifikasi nilai impor tersebut menurut kategori penggunaan barang. Salah satunya untuk barang konsumsi, yang mencatat angka impor sebesar USD 1,41 miliar atau setara Rp 20,6 triliun.
Nilai impor barang konsumsi tersebut dilaporkan mengalami kenaikan, baik secara bulanan atau month to month (mtm) sebesar 15,51 persen, dan secara tahunan (year on year/YoY) sebesar 13,40 persen.
Suhariyanto menyampaikan, kenaikan impor barang konsumsi tersebut ditopang oleh beberapa produk yang dominan, seperti vaksin dan jeruk Mandarin dari China serta mesin AC dari Thailand.
"Jadi kalau kita lihat untuk barang konsumsi ini ada beberapa barang yang mengalami kenaikan tinggi, di antaranya adalah vaksin yang kita impor dari Tiongkok. Kemudian ada juga milk and powder yang kita impor dari Selandia Baru," ujarnya dalam sesi teleconference, Kamis (15/4).
"Ada juga raw sugar dari India, kemudian ada mesin AC brand Thailand, dan jeruk Mandarin yang kita impor dari Tiongkok," tambah Suhariyanto.
Adapun berdasarkan struktur impor menurut penggunaan barang, barang bahan baku atau penolong jadi yang paling dominan mencapai 77,26 persen dari total impor Maret 2021.
Total impor bahan baku/penolong sebesar USD 12,97 miliar atau setara Rp 189,5 triliun, naik 31,10 persen (secara bulanan) dan 25,82 persen (secara bulanan).
Sementara impor untuk barang modal juga melejit USD 2,41 miliar, atau sekitar Rp 35,2 triliun. Jumlah tersebut naik 11,85 persen (secara bulanan) dan 33,70 persen (secara tahunan).
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Impor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaImpor nonmigas mencapai USD18,18 miliar. Angka ini naik 19,76 persen dibandingkan Juni 2024.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat nilai impor beras pada Januari 2024 mencapai Rp4,36 triliun.
Baca SelengkapnyaKementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi sepanjang tahun 2023 mencapai Rp1.418,9 triliun.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca SelengkapnyaBank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi nasional yang terjaga.
Baca SelengkapnyaTotal produksi ikan di semester I 2024 sebanyak 11, 81 ton.
Baca SelengkapnyaLonjakan impor pada Mei 2024 menunjukkan adanya tantangan dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan industri dengan perlindungan produsen dalam negeri.
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca SelengkapnyaKontribusi China dalam impor non-migas Indonesia sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 35,20 persen menjadi 35,91 persen.
Baca SelengkapnyaRealisasi investasi langsung pada kuartal II-2024 mencapai Rp428,4 triliun.
Baca Selengkapnya