Indonesia kaya gas tapi masih doyan impor
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik mencatat penurunan impor pada Februari 2015 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Impor mengalami penurunan USD 11,55 miliar atau 16,24 persen.
Secara keseluruhan, impor migas mengalami penurunan. Namun jika dilihat lebih detail, yang menurun hanya impor minyak. Sedangkan impor gas sebaliknya, justru mengalami kenaikan. "Impor gas meningkat sebesar 16,49 persen," ujar Kepala BPS Suryamin di kantornya, Senin (16/3).
Kondisi ini tentu kontraproduktif jika mengacu pada pengakuan Indonesia sebagai negara yang kaya akan gas. Bukan tanpa alasan Indonesia tetap mengimpor gas.
-
Gimana cara Mentan mengurangi impor? 'Apresiasi juga kepada Pak Amran yang dengan semangat untuk mengurangi impor hasil-hasil pertanian seperti beras, gula, jagung, dan seterusnya. Saya percaya kalau seluruh potensi bangsa ini didorong untuk memenuhi kebutuhan itu, pasti impor kita dapat dikurangi dan kita kembali bergantung pada hasil dalam negeri,' katanya.
-
Mengapa harga mobil bekas turun di akhir tahun? Menjelang akhir tahun juga menjadi momen yang tepat untuk membeli mobil bekas. Pada waktu ini, banyak dealer maupun penjual individu yang ingin menutup buku tahunan mereka dan mempersiapkan peluncuran model baru. Dealer biasanya memberikan berbagai promo menarik, seperti potongan harga atau tambahan benefit lainnya, untuk mempercepat penjualan mobil bekas yang ada di showroom mereka.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Kenapa harga mobil bekas turun? Faktor-faktor Ini Bikin Mobil Bekas Kesayangan Anda Turun Harga Vendri Iskar, Head of Invetory and Purchasing Caroline.id, menjelaskan harga jual mobil bekas dapat turun karena banyak faktor, antara lain faktor mobil barunya.
-
Mengapa penerimaan cukai rokok turun? Adapun penurunan penerimaan negara ini disebabkan oleh penurunan produksi sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM) atau rokok putih, membuat pemesanan pita cukai lebih rendah.
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
Kandungan gas dalam negeri bentuknya Liquid Natural Gas (LNG) yang terdiri methana (C1H2) dan ethana (C2H4). Gas jenis ini yang banyak diekspor. Indonesia masih doyan impor lantaran membutuhkan gas bentuk Liquified Petroleum Gas (LPG) yang komponennya berupa propana (C3H6) dan butana (C4H8). Gas ini yang digunakan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari.
Dari catatan BPS, impor migas Februari 2015 mengalami penurunan sebesar 18,7 persen dibanding Januari 2015 atau month to month. Sedangkan untuk untuk nonmigas pada Februari 2015 turun 6,34 persen.
"Impor minyak mentah turun sebesar 19,7 persen. Demikian juga untuk impor hasil minyak turun 22,01 persen," tuturnya.
Jika dilihat secara bulanan, total impor pada Februari 2015 juga turun 8,42 persen dibandingkan Januari 2015.
"Mudah-mudahan ini karena upaya penekanan impor kemudian ekspor digenjot dan bisa terjadi penurunan," kata Suryamin.
Suryamin memaparkan data impor Januari-Februari 2015 yang tercatat USD 24,16 miliar. Nilai ini turun 15,83 persen secara yoy atau dibanding Januari-Februari 2015.
"Untuk impor nonmigas Januari-Februari 2015 sebesar USD 20,33 miliar, turun 6,32 persen (yoy)," tuturnya.
Impor terbesar masih didominasi mesin dan peralatan mekanik, sedangkan impor mesin dan peralatan listrik menyumbang share USD 2,58 miliar turun 15,14 persen.
"Impor nonmigas terbesar datang dari China dengan USD 5,20 miliar. Naik 5,44 persen. Kedua impor dari Jepang USD 2,43 miliar. Ketiga impor Thailand USD 1,34 miliar. Penurunannya 11,16 persen," ucapnya.
Untuk impor nonmigas dari ASEAN sebesar USD 4,21 miliar (20,73 persen), dan impor nonmigas dari Uni Eropa USD 1,77 miliar (8,69 persen). (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Impor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca SelengkapnyaImpor migas mencapai USD 2,65 miliar atau turun 25,56 persen secara bulanan,
Baca SelengkapnyaKinerja ekspor Juni 2023 anjlok, hanya Rp302,33 triliun.
Baca SelengkapnyaPenurunan impor non migas disebabkan oleh beberapa komoditas, di antaranya, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya
Baca SelengkapnyaImpor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD1,31 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun
Baca SelengkapnyaSurplus neraca perdagangan bulan Agustus 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaTurunnya impor non migas karena penurunan mesin peralatan mekanis dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik serta kendaraan dan bagiannya.
Baca SelengkapnyaAngka ini mengalami penurunan dari Maret 2024 atau bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca Selengkapnya