Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Indonesia kaya gas, tapi terpaksa impor elpiji

Indonesia kaya gas, tapi terpaksa impor elpiji Gas elpiji 12 kg. ©2014 merdeka.com/muhammad lutfhi rahman

Merdeka.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memaparkan latar belakang PT Pertamina (Persero) mengalami kerugian besar dalam bisnis gas elpiji 12 kilogram (kg). Selain menjual eceran di bawah harga keekonomian, BUMN Migas itu sebetulnya mengimpor sebagian besar bahan baku gas untuk konsumsi rumah tangga dan UMKM tersebut.

Wakil Menteri ESDM Susilo Siswo Utomo menjelaskan impor itu bukan karena Indonesia kekurangan produksi gas. Justru negara ini kaya dengan Liquid Natural Gas (LNG).

Masalahnya, LNG bukanlah bahan baku yang cocok untuk mengisi tabung elpiji alias jenis Liquified Petroleum Gas.

Orang lain juga bertanya?

"Gas di Indonesia kandungan elpijinya itu memang tidak besar. Jadi meskipun produksi gas kita banyak tapi yang bisa diambil menjadi elpiji tidak besar, jadi kita masih harus impor," ujarnya selepas membuka Seminar "Mewujudkan Kedaulatan Energi Nasional" di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (10/9).

Elpiji yang bisa dihasilkan dari pasokan gas nasional per tahun hanya 1,3 juta ton setara minyak. Sementara kebutuhan elpiji, mencakup tabung 3 kilogram subsidi dan tabung 12 kilogram, mencapai 5 juta ton setara minyak per tahun.

"Itu enggak bisa dinaikkan lagi (pasokan dari dalam negerinya)," kata Susilo.

Khusus elpiji 12 kilogram non-subsidi, produksinya mencapai 20 persen dari total kebutuhan gas rumah tangga nasional.

Susilo menyadari bahwa pemerintah rentan disalahkan dengan kebijakan impor gas itu. Apalagi pada 2005, pemerintah yang memaksa masyarakat beralih dari minyak tanah ke tabung elpiji 3 kilogram buat memenuhi kebutuhan energi sehari-hari.

Untuk menebus kesalahan itu, Wamen ESDM menuturkan pemerintahan baru harus mulai beralih dari elpiji. Masyarakat perlu mengakses distribusi gas, lebih cocok dengan jenis LNG, artinya bukan lagi memakai tabung.

"Kita ingin mengurangi konsumsi elpiji ini ke depan dengan mengembangkan jaringan gas kota. Itu yang lebih pas untuk Indonesia," kata Susilo.

Pagi ini, Pertamina mengumumkan bahwa mulai 10 September 2014 pukul 00.00 WIB, mereka secara resmi menaikkan harga elpiji 12 kilogram sebesar Rp 1.500 per Kg. Kebijakan ini ditetapkan setelah mendengarkan masukan pemerintah dalam rapat koordinasi di kementerian perekonomian pada 8 September 2014.

"Meningkat di eceran Rp 21.000-Rp 22.000," ujar Direktur pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya di kantornya, Jakarta.

Kepada pemerintah, Pertamina mengaku mengalami kerugian dalam bisnis elpiji 12 kilogram mencapai Rp 6 triliun per tahun. Harga keekonomian seharusnya Rp 12.000 per kilogram, tapi BUMN migas itu menjualnya di kisaran Rp 6.000 per kilogram. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cadangan Gas Alam Melimpah, Tapi RI Masih Impor 5,5 Juta Ton LPG per Tahun
Cadangan Gas Alam Melimpah, Tapi RI Masih Impor 5,5 Juta Ton LPG per Tahun

Impor LPG Indonesia masih menunjukkan tren kenaikan.

Baca Selengkapnya
Indonesia Bakal Surplus Gas Hingga 2035, ESDM: Calon Pembeli dari Dalam Negeri Harus Disiapkan
Indonesia Bakal Surplus Gas Hingga 2035, ESDM: Calon Pembeli dari Dalam Negeri Harus Disiapkan

Akibat harga gas bumi murah atau harga gas bumi tertentu (HGBT) kepada tujuh sektor industri tellah berdampak pada berkurangnya penerimaan negara.

Baca Selengkapnya
Indonesia Terancam Kekurangan Gas di 2025, Ini Penyebabnya
Indonesia Terancam Kekurangan Gas di 2025, Ini Penyebabnya

Peningkatan permintaan yang signifikan ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan gas pipa dari ladang tua di wilayah Jawa Barat dan Sumatera.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Blak-Blakan 5 Tahun Impor BBM Habiskan Uang Negara Rp251 Triliun
Pemerintah Blak-Blakan 5 Tahun Impor BBM Habiskan Uang Negara Rp251 Triliun

Program pendidikan, hingga kesehatan harus berbagi dengan impor BBM.

Baca Selengkapnya
Ingin Bersaing dengan Negara ASEAN, Jokowi Minta Biaya Produksi Gas Bumi Dievaluasi
Ingin Bersaing dengan Negara ASEAN, Jokowi Minta Biaya Produksi Gas Bumi Dievaluasi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Menteri Energi dan Sumber Daya mineral (ESDM) Arifin Tasrif untuk mengevaluasi biaya-biaya produksi gas bumi.

Baca Selengkapnya
ESDM: Penggunaan Jargas Rumah Tangga Bisa Kurangi Beban Impor LPG
ESDM: Penggunaan Jargas Rumah Tangga Bisa Kurangi Beban Impor LPG

Kontribusi jumlah jargas sambungan rumah tersebut setara dengan penurunan subsidi LPG sebesar Rp1,7 triliun.

Baca Selengkapnya
Menko Airlangga Sebut Subsidi Gas LPG 3 Kg Bengkak jadi  Rp117 Triliun di 2023
Menko Airlangga Sebut Subsidi Gas LPG 3 Kg Bengkak jadi Rp117 Triliun di 2023

Penyebabnya, konsumsi gas LPG setiap tahunnya terus meningkat.

Baca Selengkapnya
Said Abdullah Berharap Prabowo Bisa Bawa Indonesia Mandiri Pangan & Energi
Said Abdullah Berharap Prabowo Bisa Bawa Indonesia Mandiri Pangan & Energi

Said mencatat selama periode 2014-2023 defisit perdagangan internasional pada sektor pertanian sangat besar.

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Sering Impor LPG, Indonesia Rugi Rp63,5 Triliun Per Tahun
Gara-Gara Sering Impor LPG, Indonesia Rugi Rp63,5 Triliun Per Tahun

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan kerugian negara akibat impor gas lLPG yang terlalu banyak.

Baca Selengkapnya
Konsumsi LPG 3 Kg Meningkat di Juli 2023, Pertamina: Stok Aman, Masyarakat Tak Perlu Khawatir
Konsumsi LPG 3 Kg Meningkat di Juli 2023, Pertamina: Stok Aman, Masyarakat Tak Perlu Khawatir

Pertamina klaim saat ini stok maupun penyaluran LPG bersubsidi dalam kondisi aman, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.

Baca Selengkapnya
Said Abdullah Sebut Kemandirian Energi Dapat Difokuskan ke Energi Terbarukan
Said Abdullah Sebut Kemandirian Energi Dapat Difokuskan ke Energi Terbarukan

Said juga menyinggung mengenai konversi program minyak tanah ke LPG yang mengakibatkan kebutuhan impor LPG Indonesia terus meningkat.

Baca Selengkapnya
Ternyata Indonesia Sudah 10 Tahun Impor Listrik dari Malaysia
Ternyata Indonesia Sudah 10 Tahun Impor Listrik dari Malaysia

Diharapkan Indonesia bisa berbalik ekspor listrik ke Negeri Jiran di masa depan.

Baca Selengkapnya