Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Indonesia masuk daftar 8 negara dengan risiko krisis paling kecil

Indonesia masuk daftar 8 negara dengan risiko krisis paling kecil Ilustrasi krisis ekonomi. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Nomura Holding Inc., perusahaan investasi dengan reputasi internasional merilis laporan tentang risiko krisis nilai tukar mata uang di sejumlah negara berkembang. Rilis ini dilansir karena mata uang di negara berkembang, termasuk Indonesia, saat ini sedang menghadapi tekanan.

Hasil analisis ini menempatkan Indonesia dalam daftar delapan negara berkembang yang memiliki risiko paling kecil terpapar krisis moneter.

Analisis Nomura didasarkan pada model peringatan awal krisis yang dinamakan Damocles. Model ini digunakan untuk mengidentifikasi krisis nilai tukar di 30 negara berkembang. Model tersebut memeriksa sejumlah faktor, termasuk cadangan devisa, tingkat utang, suku bunga, dan impor.

Orang lain juga bertanya?

Damocles memprediksi dua pertiga dari 54 krisis nilai tukar di negara berkembang sejak tahun 1996 hingga 12 bulan ke depan. Dari situ muncul skor, dimulai dari 0 sampai 200. Jika skor sebuah negara lebih dari 100, dalam waktu 12 bulan ke depan akan berisiko mengalami krisis nilai tukar.

Dikutip dari Bloomberg, Nomura menyebut tujuh negara yang memperoleh nilai lebih dari 100, yaitu Sri Lanka, Afrika Selatan, Argentina, Pakistan, Mesir, Turki dan Ukraina. Sri Lanka memperoleh nilai tertinggi 175, sehingga dianggap paling berisiko terpapar krisis.

Sementara itu, ada delapan negara yang memiliki ketahanan (resilien) menghadapi kondisi krisis dan mendapatkan skor 0. Selain Indonesia, negara lain yang berisiko kecil terpapar krisis adalah Brasil, Bulgaria, Kazakhstan, Peru, Filipina, Rusia, dan Thailand.

Menurut Nomura, Indonesia dinilai cukup risilien. Dengan cadangan devisa USD 117 miliar dan rendahnya rasio utang terhadap PDB, Indonesia masih cukup kuat untuk menahan pelemahan nilai tukar.

Pakar ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, A. Tony Prasetiantono mengatakan, hasil analisis ini l tak lepas dari kebijakan yang diambil oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi, dalam hal ini, tentu policy mix, yaitu kombinasi kebijakan moneter dan fiskal. Tetapi proyek infrastruktur tetap menjadi panglima. Semua pihak mengakui itu," katanya.

Selain kebijakan Jokowi di ranah moneter dan fiskal, ada dua faktor positif yang mendukung analisis Nomura. Pertama, banyaknya proyek infrastruktur strategis yang menjadi daya tarik investor asing untuk menanamkan modal ke Indonesia.

"Tidak hanya strategis, proyek-proyek infrastruktur tersebut menjadi daya tarik karena efisien dan daya saingnya meningkat drastis. Ini yang membuat investor asing terkesan," ujarnya.

Kedua, kondisi sektor perbankan yang baik. Saat ini Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal perbankan berada di angka 22 persen. Hal itu menjadi garansi tidak akan terjadi krisis ekonomi yang berasal dari sektor perbankan, seperti terjadi pada krisis 1998.

"Bank masih bisa memberikan kredit (lending) dengan ekspansi 9 sampai 10 persen. Suatu hal yang tidak terjadi pada krisis 1998 lalu," kata Tony.

Kendati Indonesia berisiko kecil terpapar krisis, dosen Fakultas Ekonomi UGM tersebut tetap berharap pemerintah bisa mengendalikan defisit transaksi berjalan (CAD) yang mencapai 3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Caranya adalah dengan mengerem proyek-proyek berbasis impor atau menggunakan devisa negara.

"Pemerintah harus menginjak pedal rem. Proyek-proyek yang berbahan baku impor atau menggunakan devisa, harus dikendalikan. Lebih selektif. Defisit transaksi berjalan harus dikendalikan di bawah 3 persen terhadap PDB," jelasnya.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Airlangga Buka-bukaan soal Peluang RI Masuk Jurang Resesi: Hasil Survei, Kita Terendah di Dunia
Airlangga Buka-bukaan soal Peluang RI Masuk Jurang Resesi: Hasil Survei, Kita Terendah di Dunia

Airlangga menyatakan, peluang Indonesia masuk ke jurang resesi sangatlah kecil.

Baca Selengkapnya
Rupiah Terus Anjlok, BI: Masih Lebih Baik dari Krisis Moneter 1998
Rupiah Terus Anjlok, BI: Masih Lebih Baik dari Krisis Moneter 1998

Bank Indonesia terus melakukan berbagai inovasi untuk meredam segala tekanan terhadap rupiah.

Baca Selengkapnya
Misbakhun: Indonesia Punya Modal Kuat Hadapi Dampak Konflik Timur Tengah
Misbakhun: Indonesia Punya Modal Kuat Hadapi Dampak Konflik Timur Tengah

Apalagi, kata dia, kalau dilihat dari sisi relasi timbal balik di sektor perdagangan dan sektor keuangan maka secara relatif masih sangat aman bagi Indonesia

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Rupiah Kembali di Bawah Rp16.000, Asalkan Bisa Penuhi Syarat Berikut Ini
Nilai Tukar Rupiah Kembali di Bawah Rp16.000, Asalkan Bisa Penuhi Syarat Berikut Ini

Mengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperdagangkan di level Rp16.255 per USD pada Senin (29/4).

Baca Selengkapnya
Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh

Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya
Jokowi Pastikan Pelemahan Rupiah Tak Ganggu Sektor Rill dan Keuangan, Ini Alasannya
Jokowi Pastikan Pelemahan Rupiah Tak Ganggu Sektor Rill dan Keuangan, Ini Alasannya

Indonesia patut bersyukur karena pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen di tengah kondisi perekonomian global yang melemah.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun

Baca Selengkapnya
Ekonomi Global Melambat, Neraca Pembayaran Indonesia Defisit USD 6 Miliar
Ekonomi Global Melambat, Neraca Pembayaran Indonesia Defisit USD 6 Miliar

NPI pada triwulan I 2024 mencatat defisit USD6,0 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2024 tercatat tetap tinggi sebesar USD140,4 miliar.

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Melemah Menuju Rp16.000 per USD, Sri Mulyani Beri Penjelasan Begini
Kurs Rupiah Melemah Menuju Rp16.000 per USD, Sri Mulyani Beri Penjelasan Begini

Menurut Sri Mulyani, banyak masyarakat Indonesia yang melihat pelemahan Rupiah itu dari nominalnya terhadap USD.

Baca Selengkapnya
Prabowo Subianto Sebut Rasio Utang Indonesia Terendah di Dunia, Cek Dulu Datanya
Prabowo Subianto Sebut Rasio Utang Indonesia Terendah di Dunia, Cek Dulu Datanya

Di Asia, China menempati posisi rasio utang terhadap PDB yang tertinggi mencapai 77,10 persen.

Baca Selengkapnya
Bos OJK Yakin Sektor Keuangan RI Masih Stabil di Tengah Ancaman Gejolak Ekonomi Global
Bos OJK Yakin Sektor Keuangan RI Masih Stabil di Tengah Ancaman Gejolak Ekonomi Global

Terdapat 5 ancaman ekonomi global saat ini, di antaranya penurunan inflasi hingga suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya
Utang Pemerintah Tembus Rp8.041 Triliun, Menko Airlangga: Masih Aman Terkendali
Utang Pemerintah Tembus Rp8.041 Triliun, Menko Airlangga: Masih Aman Terkendali

Batas maksimal rasio utang pemerintah terhadap PDB ditetapkan sebesar 60 persen.

Baca Selengkapnya