Indonesia Produksi Baterai Kendaraan Elektrik yang Bisa Didaur Ulang
Merdeka.com - Baterai yang digunakan untuk kendaraan listrik yang diproduksi di Indonesia nanti akan bisa didaur ulang. Tujuannya agar bisa berkelanjutan dan tidak menguras habis cadangan nikel dan aneka tambang lainnya.
"Kalau kita hanya gali nikel dan produksi tanpa daur ulang ini tidak bagus," kata Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho di Jakarta, Rabu (29/6).
Toto menyebut, usia baterai yang diproduksi bisa digunakan sekitar 7-8 tahun. Setelahnya, baterai tersebut bisa digunakan sektor energi baru terbarukan (EBT). Kemudian bila sudah tidak digunakan, baterai akan diolah lagi untuk diambil komponen-komponen utamanya.
"Setelah dia masuk recycle ini bisa diambil lagi komponen utamanya. Jadi tidak harus gali nikel kita, ini jadi sustain, end to end," kata Toto.
Ekosistem Kendaraan Listrik
Hal senada juga diungkapkan Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid. Dia menilai sudah seharusnya Indonesia membangun ekosistem kendaraan elektrik yang berkelanjutan. Tujuannya untuk menciptakan karbon netral pada tahun 2060 mendatang.
"Recycle ini kan bukan aki dan oli, tapi banyak komponen yang digunakan seperti lithium, mangan dan lain-lain. Di sini kita harus bangun usaha yang berkelanjutan," katanya.
Untuk menciptakan ekosistem tersebut pun tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan harus bergotong-royong dengan semua pihak. Dalam konteks ini pelibatan UMKM dan industri kecil menengah (IKM) juga sangat penting dalam rantai ekosistem yang dibangun. "Kita harus fokus juga dengan UMKM untuk bangun mereka menuju ke sana," kata dia.
Pelibatannya tak hanya lewat rantai produksi kendaraan elektrik. Melainkan lewat ekosistem penyediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKLU). Dalam hal ini UMKM dari berbagai sektor bisa dilibatkan untuk mewujudkan ekonomi hijau yang berkelanjutan. "Ini satu bagian, membangun kesadaran, SDM dan skillnya," kata dia mengakhiri.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Permintaan baterai lithium ion diperkirakan akan meningkat lantaran meroketnya kebutuhan akan kendaraan listrik dan penyimpanan energi.
Baca SelengkapnyaJokowi mengapresiasi peresmian pabrik tersebut sebagai langkah penting dalam mewujudkan ekosistem kendaraan listrik
Baca SelengkapnyaProses pembangunan pabrik dalam waktu 10 bulan pascapenandatanganan perjanjian kerja sama di Beijing, China, Oktober 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaSudah ada beberapa pabrikan mobil dunia yang mengembangkan mobil hidrogen atau fuel cells electric vehicle (FCEV).
Baca SelengkapnyaLuhut percaya, itu menjadi titik tolak bagi misi pemerintah mengurangi emisi CO2 sekitar 160.000 ton per tahun. Sekaligus menekan angka impor dan subsidi BBM.
Baca SelengkapnyaJokowi mengapresiasi pabrik ini dibangun begitu cepat
Baca SelengkapnyaPabrik sel baterai EV di Karawang milik perusahaan joint venture antara Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution resmi beroperasi. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaJokowi menuturkan, ekosistem kendaraan listrik ini akan menyatukan seluruh proses produksi mobil listrik
Baca SelengkapnyaLuhut percaya, itu menjadi titik tolak bagi misi pemerintah mengurangi emisi CO2 sekitar 160.000 ton per tahun
Baca SelengkapnyaVolkswagen dan Ford Tertarik Investasi EV di Indonesia
Baca SelengkapnyaPabrik Bahan Anoda Baterai Litium PT Indonesia BTR New Energy Material berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaIndonesia tercatat memiliki 6,2 juta pengguna kendaraan listrik roda dua dan 1 juta pengguna kendaraan listrik roda empat, menambah keunggulan kompetitif.
Baca Selengkapnya