Indonesia Tempati Urutan Ke-5 Negara Dengan Kontribusi Industri Manufaktur Tertinggi
Merdeka.com - Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan kontribusi industri manufaktur Indonesia terhadap perekonomian negara masuk jajaran lima besar dunia. Kontribusi industri terhadap perekonomian Indonesia cukup tinggi mencapai angka 20,5 persen.
Dengan angka kontribusi yang cukup besar tersebut, Indonesia menduduki peringkat ke-5 negara yang memiliki kontribusi industri terbesar terhadap perekonomian di negaranya.
"Saat ini realitas di negara-negara dunia, kontribusi industri manufaktur terhadap perekonomian rata-rata sekitar 17 persen. Dan kita patut berbangga, karena merujuk data World Bank Tahun 2017, lima negara yang industrinya mampu menyumbang di atas rata-rata, salah satunya adalah Indonesia, sebesar 20,5 persen," kata Menperin Airlangga, di Kantornya, Jakarta, Kamis (27/12).
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
-
Bagaimana Kemenko Perekonomian tingkatkan daya saing industri? 'Perjalanan transformasi industri untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produknya masih Panjang, sehingga sinergi yang sudah terjalin selama ini harus dilanjutkan dan diperkuat lagi,' jelas Menko Airlangga.
-
Mengapa Airlangga Hartarto mendorong investasi asing? Pemerintah Indonesia juga tengah giat mendorong investasi asing untuk masuk ke Indonesia guna mencapai target investasi senilai Rp 1.400 triliun di tahun 2023.
-
Bagaimana Indonesia jadi produsen nikel terbesar? Indonesia menjadi produsen nikel terbesar setelah Filipina membuat kebijakan ketat penambangan.
-
Apa yang Menko Airlangga sampaikan tentang start-up Indonesia? Pada simposium tersebut Menko Airlangga menyampaikan bahwa jumlah start-up di Indonesia merupakan ketiga terbesar di Asia.
-
Di mana posisi Indonesia dalam volume produksi otomotif? Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, industri otomotif Indonesia berada di peringkat ke-11 dunia dari sisi volume produksi dengan 1,47 juta unit per tahun.
Sedangkan 4 negara lainnya adalah China 28,8 persen, Korea Selatan 27 persen, Jepang 21 persen, dan Jerman yang hanya beda tipis dengan Indonesia yaitu 20,6 persen.
Menperin Airlangga mengungkapkan pertumbuhan industri non-migas diproyeksikan tumbuh 5,4 persen pada 2019. Ada beberapa sektor yang diprediksi tumbuh tinggi di tahun depan. "Sektor-sektor yang diproyeksikan tumbuh tinggi, di antaranya industri makanan dan minuman (9,86 persen), permesinan (7 persen), tekstil dan pakaian jadi (5,61 persen), serta kulit barang dari kulit dan alas kaki (5,40 persen)," ujarnya.
Menperin menambahkan, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan untuk terus mendorong industri manufaktur di Tanah Air. "Dalam kaitannya untuk mendorong pertumbuhan industri, terdapat 3 pilar utama yang harus menjadi perhatian, yaitu modal atau investasi, teknologi dan sumber daya manusia," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jepang merupakan rumah bagi produsen kendaraan kelas dunia. Tapi industri otomotif Indonesia berhasil mengalahkan Jepang.
Baca SelengkapnyaCapaian ini tidak lepas dari kerjasama solid dari sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat luas.
Baca SelengkapnyaHal ini menunjukkan sektor manufaktur Tanah Air ini dalam kategori ekspansif dan akseleratif bersama dengan India, Filipina, dan Meksiko.
Baca Selengkapnya30 Negara telah menjadi pasien IMF karena perekonomian global yang terus mengalami tekanan. Namun, kini 11 negara di antaranya sudah membaik.
Baca SelengkapnyaBuruh juga disebutnya memiliki peran yang cukup penting dalam menjaga kamtibnas.
Baca Selengkapnya"Kalau income per bulan USD 10.000 atau Rp150 juta per tahun, berarti minimum income kita itu sekitar Rp10 juta per bulan," kata Menko Airlangga.
Baca SelengkapnyaKontribusi tersebut diharapkan bisa menjadi modal utama untuk menarik lebih banyak investasi asing dengan tujuan dapat meningkatkan ekspor.
Baca SelengkapnyaKinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga optimis target pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,3 persen tahun ini tercapai, meski sejumlah harga komoditas unggulan terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaPandemi memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaAngka ini telah melebih target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo sebesar Rp1.400 triliun.
Baca SelengkapnyaTetapi sangat disayangkan sekali dalam konteks 5 subsektor industri, hirilisasi pertambangan masih mendapatkan fokus yang lebih berat.
Baca Selengkapnya