Indonesia Tertinggal dari Thailand dalam Penggunaan BBM Ramah Lingkungan
Merdeka.com - Indonesia dinilai perlu segera menerapkan bahan bakar minyak (BBM) yang ramah lingkungan, mengikuti langkah negara-negara tetangga termasuk di kawasan Asia Tenggara yang sudah menggunakannya.
"Kebanyakan negara lain sudah Euro 4. Bahkan Singapura sudah Euro 5 ke Euro 6. Di Indonesia sendiri Euro 2 dan 3 masih ada," kata Pengamat otomotif Mukiat Sutikno dikutip di Jakarta, Jumat (25/9).
Oleh karena itu, Indonesia perlu segera mengikuti karena akan semakin ketinggalan jika tidak menerapkan BBM ramah lingkungan, yakni BBM yang memiliki RON di atas 90.
-
Kenapa Pertamina mengkaji meningkatkan oktan Pertalite? Kajian tersebut menurut Nicke, dilakukan untuk menghasilkan kualitas BBM yang lebih baik, karena bahan bakar dengan kadar oktan yang lebih tinggi tentu akan semakin ramah lingkungan.
-
Kenapa pemerintah mau kurangi subsidi BBM? 'Jadi yang teman-teman pantas membutuhkan subsidi ini kita tentunya akan jaga. Jadi masyarakat yang ekonominya rentan pasti akan terus berikan, kita tidak mau naikan harganya,' tegasnya di Jakarta, Senin (5/8).'Tapi mungkin ada teman-teman juga yang ke depannya sebenarnya harusnya sudah enggak butuh lagi subsidinya, itu bisa diarahkan untuk tidak menggunakan,' kata Rachmat.
-
Kenapa Pertamina naikkan harga BBM? Harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan sebagai bentuk penyesuaian terhadap kebijakan pemerintah yang mengacu pada formula harga yang terbaru.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan kualitas BBM? Pertamax Green 92 merupakan bagian dari Program Langit Biru yang dilakukan oleh Pertamina untuk meningkatkan kualitas BBM di Indonesia sesuai dengan standar internasional dan ketentuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Menurut dia, Indonesia mau tidak mau harus segera beralih menggunakan BBM dengan oktan tinggi karena perpindahan dari RON rendah ke RON tinggi ini sangat penting.
"Hal ini, untuk memastikan kita comply dengan negara-negara tetangga, karena Indonesia memang paling ketinggalan. Dibandingkan Thailand, kita juga ketinggalan sekali," ujarnya.
Dari perspektif industri otomotif, desakan peningkatan angka oktan BBM tersebut mendesak, karena hampir semua merk kendaraan bermotor di Indonesia juga dijual di luar negeri.
Dengan demikian, industri otomotif mau tidak mau memang harus melakukan penyesuaian kondisi mesin, sebelum melakukan penjualan ke mancanegara. Dan hal itu, lanjut dia, tentu berdampak terhadap biaya produksi.
"Tetapi kalau BBM kita sudah serentak pakai RON tinggi, tentu industri tak perlu melakukan adjusment," katanya.
Sudut Pandang Konsumen
Jika dilihat dari sudut pandang konsumen, BBM oktan rendah memang berpengaruh buruk terhadap performa kendaraan dan bahkan kondisi mesin.
Secara teknis, BBM dengan oktan rendah berdampak jelek terhadap kendaraan. Selain menurunkan performa, juga bisa berpengaruh terhadap keawetan mesin.
"Bisa mengelitik, bikin ruang bakar dan gas buang, serta memperpendek umur mesin," jelas Mukiat.
Apalagi saat ini, spesifikasi mesin kendaraan bermotor keluaran terbaru sebenarnya sudah disesuaikan untuk BBM dengan angka oktan tinggi.
"Dan jika diisi dengan BBM yang tidak sesuai, yaitu yang lebih rendah, tentu berpengaruh terhadap mesin. Karena harusnya dikasih minuman sehat, tetapi diberikan agak kotor, bisa sakit perut tuh mobil. Jadi intinya memang jelek untuk kendaraan," ujarnya.
Sumber: Liputan6.com (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah terus berupaya menciptakan produk alternatif BBM yang lebih ramah lingkungan, semisal bahan campuran untuk bahan bakar nabati (BBN).
Baca SelengkapnyaRencana ini dibahas karena BBM oktan tinggi seperti Pertamax meyumbang polusi yang sedikit.
Baca SelengkapnyaPemerintah dorong produksi BBM rendah sulfur untuk kurangi polusi di Jakarta.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada 7 negara dengan pemberian subsidi bahan bakar fosil terbesar di tahun 2021, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemerintah India dinilai lebih siap dan serius dalam penanganan kualitas udara.
Baca SelengkapnyaSaat ini, pemerintah tengah mencari bahan pencampur untuk mengurangi kandungan konten sulfur dari BBM yang ada di pasaran.
Baca SelengkapnyaAsap knalpot kendaraan selama ini ternyata penyumbang polusi paling tinggi di Jakarta.
Baca SelengkapnyaWarga mengaku di beberapa SPBU Pertamina sudah tak menjual Pertalite dan kini diganti dengan Pertamax Green 95.
Baca SelengkapnyaPertamax Green 92 nantinya akan masuk dalam barang subsidi jenis BBM khusus penugasan (JBKP) menggantikan Pertalite.
Baca SelengkapnyaPemerintah masih godok rencana penggunaan BBM rendah sulfur.
Baca SelengkapnyaKetersediaan batu bara yang melimpah menjadikan komoditas ini sebagai penggerak perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaKementerian ESDM sebenarnya telah menetapkan kewajiban penyediaan BBM rendah sulfur sejak Oktober 2018.
Baca Selengkapnya