Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Indonesia tingkatkan perdagangan dengan Laos

 Indonesia tingkatkan perdagangan dengan Laos sby bertemu presiden laos. rumgapres/abror rizki

Merdeka.com - Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan hari ini, Minggu (4/11), tiba di Vientiane, Laos untuk mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Europe Meeting (ASEM) ke-9 yang akan berlangsung pada 5-6 November 2012. Dalam konfrensi ini salah satunya akan dibicarakan mengenai perdagangan secara bilateral, dan Gita menyebutkan, saat ini Indonesia masih berpotensi untuk meningkatkan kerjasama Indonesia dengan Laos, terutama kerjasama dibidang perdagangan.

"Ruang untuk peningkatan perdagangan masih besar asal kita mampu mengatasi berbagai hambatan. Salah satu hambatan adalah masih lemahnya konektivitas sehingga harganya jadi tinggi," ungkap Gita dalam siaran persnya di Jakarta, Minggu (4/11).

Total perdagangan Indonesia dan Laos dalam periode 2007-2011 tumbuh 12,44 persen dan mencapai USD 9,9 juta pada tahun 2011. Ekspor Indonesia ke Laos meningkat 22,19 persen selama periode 2007-2011 dan mencapai nilai USD 8,6 juta di tahun 2011. Sedangkan impor Indonesia dari Laos tumbuh negatif 5,53 persen antara 2007-2011 mencapai USD 1,3 juta di tahun 2011, yang menghasilkan surplus perdagangan bagi Indonesia sebesar USD 7,3 juta pada tahun tersebut.

Direktur Jenderal Perdagangan Kerja Sama Internasional Iman Pambagyo menambahkan bahwa sektor jasa Indonesia sudah mulai masuk ke Laos. Meskipun jumlahnya belum besar, tapi sudah ada tenaga kerja Indonesia, seperti manajer restoran dan hotel di Laos.

"Sementara untuk produk barang Indonesia berpotensi untuk mengekspor produk makanan dan minuman, kendaraan dan suku cadangnya, obat-obatan serta mesin pertanian ke Laos," terangnya.

Perekonomian Laos sendiri didominasi oleh sektor pertanian. Sektor ini menyumbang sekitar 51 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Laos, dan menyediakan lapangan kerja bagi 80 persen tenaga kerja Laos. Sektor lain yang penting bagi Laos adalah sektor tambang, terutama untuk produk tembaga, timah, emas dan gypsum. Kemudian komoditas dan sektor lain yang penting antara lain kehutanan, tenaga listrik, konstruksi, garmen, semen dan pariwisata.

Pada pertemuan ini juga kepala negara akan membicarakan beberapa isu penting, baik di bidang politik-keamanan, ekonomi dan keuangan, isu global dan regional, maupun kerja sama dan kebudayaan. Sementara itu, terkait bidang ekonomi, Mendag mengungkapkan bahwa Indonesia akan membagi pengalamannya dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di tengah krisis.

(mdk/rin)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
BPS: Ekspor Pertanian Agustus 2023 Meningkat
BPS: Ekspor Pertanian Agustus 2023 Meningkat

BPS melaporkan ekspor pertanian pada Agustus 2023 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Daftar Lapangan Usaha yang Paling Banyak Serap Tenaga Kerja
Daftar Lapangan Usaha yang Paling Banyak Serap Tenaga Kerja

Jumlah masyarakat berstatus sebagai pekerja meningkat 2,66 juta orang dari tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Ini Tiga Lapangan Usaha Paling Banyak Serap Tenaga Kerja per Agustus 2023
Ini Tiga Lapangan Usaha Paling Banyak Serap Tenaga Kerja per Agustus 2023

Penduduk yang bekerja terdiri dari pekerja penuh sebanyak 96,39 juta orang, pekerja paruh waktu 34,12 juta orang, dan setengah pengangguran 9,34 juta orang.

Baca Selengkapnya
Mentan Amran: Indonesia-Thailand Siap Perkuat Ketahanan Pangan Optimasi Rawa
Mentan Amran: Indonesia-Thailand Siap Perkuat Ketahanan Pangan Optimasi Rawa

Thailand dan Indonesia sama-sama memiliki banyak pengalaman dalam menjadikan lahan rawa menjadi lahan produktif.

Baca Selengkapnya
Bahas Kerja Sama Ketenagakerjaan, Menaker Bertemu Dubes Indonesia untuk Laos
Bahas Kerja Sama Ketenagakerjaan, Menaker Bertemu Dubes Indonesia untuk Laos

Kerja sama ini juga memberikan manfaat untuk kedua negara, seperti meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja.

Baca Selengkapnya
Menteri Investasi: 11 Juta Nomor Induk Berusaha Diisi UMKM
Menteri Investasi: 11 Juta Nomor Induk Berusaha Diisi UMKM

UMKM menjadi penyokong utama dalam struktur ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya
Lepas Ekspor Kacang Hijau 1.000 Ton ke China, Mentan SYL Buktikan Pertanian Indonesia Tangguh
Lepas Ekspor Kacang Hijau 1.000 Ton ke China, Mentan SYL Buktikan Pertanian Indonesia Tangguh

Kacang hijau merupakan omoditas tanaman pangan yang banyak dibutuhkan baik dalam negeri dan luar negeri.

Baca Selengkapnya
Indonesia-Vietnam Sepakat Kerja Sama Perkuat Ketahanan Pangan Global
Indonesia-Vietnam Sepakat Kerja Sama Perkuat Ketahanan Pangan Global

Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Vietnam, Le Minh Hoan menyetujui kerjasama Indonesa-Vietnam dalam memperkuat ketahanan pangan global.

Baca Selengkapnya
Pungutan Ekspor Sawit Tembus Rp15,88 Triliun
Pungutan Ekspor Sawit Tembus Rp15,88 Triliun

Salah satu tugas BPDPKS yaitu menghimpun dan mengembangkan dana perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dari pelaku usaha.

Baca Selengkapnya
Indonesia dan Vietnam Sepakat Kerja Sama Teknologi Lahan Rawa
Indonesia dan Vietnam Sepakat Kerja Sama Teknologi Lahan Rawa

Pertemuan dilaksanakan di Kantor Pusat Kementerian Pertanian dan Pembangunan Desa, Republik Sosialis Vietnam (MARD)

Baca Selengkapnya
Menteri Bahlil Siap Bantu Investor Asal China yang Berinvestasi di IKN
Menteri Bahlil Siap Bantu Investor Asal China yang Berinvestasi di IKN

Dia mengaku siap membantu langsung para investor asal China yang ingin berinvestasi di ibu kota baru.

Baca Selengkapnya
Said Abdullah Berharap Prabowo Bisa Bawa Indonesia Mandiri Pangan & Energi
Said Abdullah Berharap Prabowo Bisa Bawa Indonesia Mandiri Pangan & Energi

Said mencatat selama periode 2014-2023 defisit perdagangan internasional pada sektor pertanian sangat besar.

Baca Selengkapnya