Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Industri hulu petrokimia tak siap hadapi revolusi industri k-4, ini sebabnya

Industri hulu petrokimia tak siap hadapi revolusi industri k-4, ini sebabnya Achmad Sigit Dwiwahjono. ©2018 Merdeka.com/Wilfridus Setu Embu

Merdeka.com - Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit Dwiwahjono mengakui bahwa industri sektor Petrokimia, terutama di hulu tidak bisa dipaksakan atau belum siap masuk dan menghadapi revolusi industri ke-4 atau era industri 4.0.

Alasannya, investasi di sektor hulu Petrokimia sangat minim. Bahkan, investasi di Industri hulu Petrokimia dilakukan 15 sampai 20 tahun lalu.

"Jadi hampir 15 tahun lebih tidak ada investasi baru di industri Petrokimia sehingga untuk Petrokimia yang hulu kesiapannya kita lakukan secara bertahap," ungkapnya ketika ditemui, di JCC, Jakarta, Kamis (5/4).

Menurutnya, jika industri hulu petrokimia ini dipaksakan menghadap revolusi industri ke-4 atau memaksa menggunakan teknologi canggih, maka akan merugikan industri itu sendiri.

Meski demikian, peralihan industri Petrokimia ke era industri 4.0 dapat dilakukan di bagian hilirnya, yang cukup banyak menyerap investasi baru. "Tapi kalau hilir ada investasi baru, kita dorong untuk lakukan optimasi dan efisiensi melalui pemakaian infrastruktur yang sudah kita sediakan di sektor industri 4.0," jelas dia.

Selain itu, kapasitas produksi industri petrokimia masih sangat minim. Untuk etilen cracker misalnya, hanya diproduksi oleh PT Chandra Asri. Kapasitasnya pun hanya 800.000 ton. Padahal kebutuhan dalam negeri sebesar 6 juta ton.

Sigit mengakui, integrasi antara hulu dan hilir industri petrokimia saat ini belum terjalin dengan baik. Ini juga menjadi salah satu alasan impor di industri petrokimia menjadi tinggi. Saat ini impor untuk industri petrokimia saja bernilai USD 20 miliar. "Memang belum teringrasi. Terpaksa industri hilir memakai intermediate yang diimpor. Ini yang membebani balance of payment kita," katanya.

Untuk itu, pemerintah terus berupaya menggaet investasi di industri petrokimia, seperti Chandra Asri, Lotte Chemical Titan, dan Siam Cement Group (SCG) yang akan menggarap proyek peningkatan kapasitas industri Petrokimia.

"Diharapkan 2023 sudah ada etilen cracker dari Chandra Asri, kemudian Lotte Chemical dari Korea akan lakukan investasi di etilen cracker sejumlah 1 juta ton. Ada genting oil (Genting Oil Natuna Pte Ltd) dan Huayi (Shanghai Huayi Group) akan kerjakan metanol 1,8 juta di Papua," jelas Sigit.

"Pupuk Indonesia kerja sama dengan Ferrostaal dari Jerman juga akan kerjakan di Papua. Kalau ini bisa kita dapatkan, 2025 bisa mensubsidi seluruh importasi yang sekarang ini nilainya USD 20 miliar," lanjut dia.

Dengan begitu diharapkan pada tahun 2025, jumlah importasi industri petrokimia dapat turun berkurang hingga 50 persen. "Sekarang USD 20 miliar per tahun. At least 50 persen. Karena 2025 tambahan kapasitas kita kira-kira 4 juta ton. Kebutuhan kita saat ini 6 juta ton. 2025 kalau pertumbuhan 5 persen, berarti kurang lebih kebutuhan kita naik manjadi 8 juta sampai 9 juta ton," tandasnya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Diserang Produk Impor, Industri Manufaktur Butuh Aturan Perlindungan
Diserang Produk Impor, Industri Manufaktur Butuh Aturan Perlindungan

Industri petrokimia dalam negeri juga semakin diberatkan dengan pencabutan Larangan dan Pembatasan (Lartas) impor bahan baku plastik.

Baca Selengkapnya
Kebijakan Gas Murah untuk Industri Beratkan APBN, Benarkah?
Kebijakan Gas Murah untuk Industri Beratkan APBN, Benarkah?

Subsidi seharusnya hanya diberikan kepada kelompok afirmasi atau masyarakat tidak mampu.

Baca Selengkapnya
Pengusaha Butuh Aturan Ini agar Industri Petrokimia Tak Lagi Bergantung Impor
Pengusaha Butuh Aturan Ini agar Industri Petrokimia Tak Lagi Bergantung Impor

Hal ini menjadi sebuah semangat untuk memenuhi industri dalam negeri dengan material yang diproduksi secara lokal

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Kebijakan Ini Industri Petrokimia Terancam Batal Dapat Investasi Rp511 Triliun
Gara-Gara Kebijakan Ini Industri Petrokimia Terancam Batal Dapat Investasi Rp511 Triliun

Dana segar tersebut akan disalurkan untuk 6 proyek yang akan digarap di Tanah Air.

Baca Selengkapnya
Jerit Pekerja Kretek Tangan soal Rencana Kenaikan Cukai 2025
Jerit Pekerja Kretek Tangan soal Rencana Kenaikan Cukai 2025

Kenaikan cukai sejak 2022 sampai 2024 masih dirasakan dampaknya sampai sekarang

Baca Selengkapnya
Khawatir Isu PHK Massal, Pekerja Tembakau Harap Cukai 2025 Tak Naik
Khawatir Isu PHK Massal, Pekerja Tembakau Harap Cukai 2025 Tak Naik

Kementerian Ketenagakerjaan mencatat bahwa 46.240 pekerja di Indonesia mengalami PHK selama periode Januari hingga Agustus 2024.

Baca Selengkapnya
Produksi Kelapa Sawit Indonesia Diprediksi Turun di 2024, Ini Faktor Penyebabnya
Produksi Kelapa Sawit Indonesia Diprediksi Turun di 2024, Ini Faktor Penyebabnya

Tantangan kedua, yaitu tidak jelasnya kepastian hukum dan kepastian berusaha.

Baca Selengkapnya
Curhat Ketua AMTI: Beban Cukai Saat Ini Sudah Sangat Berat, Jangan Naik Lagi di 2025
Curhat Ketua AMTI: Beban Cukai Saat Ini Sudah Sangat Berat, Jangan Naik Lagi di 2025

Rencana kenaikan tarif cukai rokok bakal menjadi beban tambahan Industri Hasil Tembakau.

Baca Selengkapnya
Pekerja Tembakau: Harga Rokok Makin Mahal, Tak Aneh Muncul Rokok Ilegal
Pekerja Tembakau: Harga Rokok Makin Mahal, Tak Aneh Muncul Rokok Ilegal

Dari aspek ketenagakerjaan, industri rokok tidak sedikit menyerap tenaga kerja.

Baca Selengkapnya
Lima Pabrik Kimia Farma Tutup, Stafsus Erick Thohir Buka-bukaan soal Nasib Karyawan
Lima Pabrik Kimia Farma Tutup, Stafsus Erick Thohir Buka-bukaan soal Nasib Karyawan

Kapasitas produksi lima pabrik milik Kimia Farma yang akan ditutup tersebut tidak pernah mencapai target.

Baca Selengkapnya
Diterpa Badai PHK, Kinerja Industri Tekstil dan Pakaian Anjlok 2,63 Persen di Kuartal II-2024
Diterpa Badai PHK, Kinerja Industri Tekstil dan Pakaian Anjlok 2,63 Persen di Kuartal II-2024

Data BPS menunjukkan kinerja industri tekstil menurun seiring dengan adanya PHK massal sektor tersebut.

Baca Selengkapnya
Curhat Pengusaha Rokok Jika Cukai Naik Tinggi: Industri Gulung Tikar & Berdampak ke Tenaga Kerja
Curhat Pengusaha Rokok Jika Cukai Naik Tinggi: Industri Gulung Tikar & Berdampak ke Tenaga Kerja

Pengusaha berharap agar kenaikan cukai didasarkan pada tingkat inflasi yang berada di bawah 10 persen.

Baca Selengkapnya