Industri manufaktur masih jadi penyokong pertumbuhan ekonomi tahun ini
Merdeka.com - Industri manufaktur masih disebut masih akan menjadi penyokong utama pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini. Data Kementerian Perindustrian menunjukkan, terdapat tujuh sektor unggulan manufaktur yaitu logam dasar, makanan-minuman, alat angkutan, mesin dan perlengkapan, kimia, farmasi, serta elektronik. Seluruh sektor ini juga diyakini akan mendatangkan investasi yang sangat besar.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Haris Munandar mengatakan, tujuh sektor unggulan tersebut akan tetap menjadi fokus Kemenperin dalam meningkatkan pertumbuhan industri di Indonesia.
"Penyumbang terbesar kita yang utama itu ada di industri makanan dan minuman yang menyumbang bagi PDB Industri pengolahan sekitar 33 persen dan masih menjadi andalan. Ada juga di farmasi, logam yang tahun ini akan ditambah kapasitasnya sejalan dengan smelter yang sudah berkembang. Itulah kenapa kita sangat optimistis pertumbuhan industri akan lebih baik," kata Haris di Jakarta, Rabu (22/3).
-
Bagaimana Kemenko Perekonomian tingkatkan daya saing industri? 'Perjalanan transformasi industri untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produknya masih Panjang, sehingga sinergi yang sudah terjalin selama ini harus dilanjutkan dan diperkuat lagi,' jelas Menko Airlangga.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Kenapa Kemnaker ingin meningkatkan peran industri dalam SIPK? 'Saat ini Indonesia dalam tahap pengembangan SIPK dan dalam upaya meningkatkan partisipasi industri untuk memanfaatkannya, ' ujar Ida Fauziyah.
-
Apa yang menjadi fokus Kementan saat ini? Mentan Amran saat ini tengah gencar menyalurkan pompanisasi ke wilayah sentra produksi khususnya di area Jawa.
-
Apa fokus Pertamina di bidang energi? Sebagai BUMN Energi nasional, Pertamina fokus menjawab 3 (tiga) isu strategis yakni Energy Security (ketahanan energi), Energy Affordability (keterjangkauan biaya energi), dan Environmental Sustainability (keberlanjutan lingkungan).
-
Apa yang menjadi pendorong utama Pertamina dalam ekonomi Indonesia? Pendekatan ini akan menjadi terobosan bagi perekonomian Indonesia, dengan membuka peluang industri baru dan menciptakan pasar global untuk produk-produk rendah karbon.
Pengembangan sektor manufaktur di kawasan industri dapat menjadi salah satu kunci terciptanya peningkatan produktivitas di kawasan tersebut, sehingga dapat bersaing dalam skala nasional maupun global. Apalagi saat ini, sektor manufaktur nasional diharapkan mampu menunjukkan kemampuan kompetitifnya di pasar internasional. Sebuah kawasan industri yang memiliki produk industri manufaktur yang berkualitas dan berdaya saing tinggi, tentunya akan menjadi modal utama kesiapan industri tersebut dalam menghadapi kompetisi global.
"Industri kalau memiliki sistem yang baik termasuk manufaktur dapat membuat Indonesia mampu berdaya saing yang tinggi," terang Haris.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sepanjang 2017 ekonomi Indonesia tumbuh 5,07 persen dengan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku sebesar Rp 13.588,8 triliun. Dari jumlah tersebut, sektor manufaktur menyumbang PDB mencapai Rp 2.739,4 triliun.
Menurutnya, keberadaan industri manufaktur masih menjadi penyokong pertumbuhan ekonomi nasional yang didukung banyaknya investor mengembangkan sektor tersebut. Lalu, pertumbuhan industri manufaktur juga mendorong peluang lapangan kerja baru sehingga menciptakan multiplier effect serta mempercepat PDRB di daerah-daerah.
"Kita menargetkan penyerapan tenaga kerja hingga 600.000 orang per tahunnya di sektor ini, di mana 63 persen masih terkonsentrasi di Pulau Jawa penyerapan tenaga kerjanya."
Selain itu, tambah Haris, beberapa kawasan industri sudah menciptakan klaster-klaster industri manufaktur untuk membuka peluang lapangan kerja baru dan menciptakan multiplier effect sehingga pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah akan berkembang dan pemerataan ekonomi bisa tercapai.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga memerintahkan kebijakan ekonomi Indonesia harus diarahkan pada pembangunan ekonomi yang lebih inklusif dan berkualitas. Tujuannya antara lain untuk mengurangi kemiskinan dan ketimpangan, serta meningkatkan lapangan kerja sebanyak-banyaknya.
Saat ini, banyak kawasan industri terutama di Pulau Jawa yang fokus mengembangkan sektor manufaktur, seperti Jababeka yang menyiapkan 80 hektar untuk 80 pabrik di wilayah Kendal. Sebelumnya, Jababeka juga memiliki proyek di Cikarang, Jawa Barat yang dikembangkan sebagai kawasan industri manufaktur elektronik dan otomotif.
Di wilayah Banten, Kawasan industri Modern Cikande misalnya, juga diharapkan dapat menjadi salah satu kawasan pengembangan industri manufaktur, seperti industri baja, kimia dan makanan.
Di samping itu, ada pula investor global yang membangun kota industri Karawang New Industry City (KNIC) dan menyiapkan klaster industri manufaktur seperti Material Konstruksi (Construction Material), Layanan Logistik (Logistics), dan Fast Moving Consumer Goods/Food.
Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Sanny Iskandar mengatakan, adanya Kawasan Industri bertujuan untuk memajukan industri itu sendiri. "Kawasan Industri goalsnya adalah industri. Mungkin masih ada yang merasa bagian dari properti tapi kita lebih memfasilitasi industri manufaktur," katanya.
Sanny menambahkan, kegiatan industri wajib dilakukan dan harus beroperasi di Kawasan Industri. Jika dulu ada izin prinsip, maka sekarang tidak ada lagi jika manufaktur masuk ke dalam Kawasan. Nantinya, akan terdapat pengecualian untuk industri kecil yang proses bahan bakunya tidak mungkin di kawasan seperti refinery, semen, dan lain lain. Akan tetapi, hal tersebut berbeda dengan manufaktur yang harus masuk ke Kawasan Industri. Menurut Sanny, ini merupakan dorongan bagi pemerintah baik pusat maupun daerah untuk mewujudkan keberhasilan Kawasan Industri.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah akan menjamin pemberian insentif bagi industri khususnya manufaktur.
Baca SelengkapnyaKontribusi tersebut diharapkan bisa menjadi modal utama untuk menarik lebih banyak investasi asing dengan tujuan dapat meningkatkan ekspor.
Baca SelengkapnyaCapaian PMI manufaktur tersebut menandakan Indonesia telah benar-benar keluar dari pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaSektor manufaktur merupakan penyumbang produk domestik bruto (PDB) terbesar dalam perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaTarget ambisius ini mengacu pada capaian Indonesia pada 1995, ketika pertumbuhan ekonomi pernah mencapai 8,2 persen.
Baca SelengkapnyaIndustri manufaktur di dalam negeri saat ini mengalami geliat pertumbuhan.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga optimis target pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,3 persen tahun ini tercapai, meski sejumlah harga komoditas unggulan terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaKunci sukses terletak pada sukses atau tidaknya membenahi kementerian dan kebijakan industrinya.
Baca SelengkapnyaKerap kali peraturan atau regulasi yang sudah diputuskan di level pusat tidak dapat dijalankan di level daerah karena alasan-alasan tertentu.
Baca SelengkapnyaTetapi sangat disayangkan sekali dalam konteks 5 subsektor industri, hirilisasi pertambangan masih mendapatkan fokus yang lebih berat.
Baca SelengkapnyaSejalan dengan proyeksi Bank Dunia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 5,0% pada 2024, realisasi investasi menunjukkan tren
Baca SelengkapnyaSelain itu, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.
Baca Selengkapnya