Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Industri otomotif paling terpukul dari anjloknya Rupiah

Industri otomotif paling terpukul dari anjloknya Rupiah perakitan mobil. shutterstock

Merdeka.com - Anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) otomatis berdampak kepada sektor industri dalam negeri. Industri otomotif merupakan salah satu sektor yang paling parah terkena pengaruh anjloknya Rupiah.

Demikian diungkapkan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Tenaga Kerja Benny Sutrisno.

"Ada beberapa sektor, seperti otomotif. Kan komponennya masih impor tapi dijualnya di dalam negeri negeri. Itu yang paling terkena dampaknya," ujar Benny di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Selasa (25/8).

Orang lain juga bertanya?

Tak hanya otomotif, lanjut Benny, industri elektronik juga turut terkena imbas merosotnya Rupiah. "Selain itu, mungkin juga elektronik. Karena pasarnya juga di dalam negeri. Kalau otomotif, meski ada yang diekspor tapi mayoritas dalam negeri," tuturnya.

Namun, Benny tak menampik jika tidak sepenuhnya industri ikut menjadi korban pelemahan nilai tukar Rupiah. Contohnya, industri furnitur dan obat-obatan herbal. Pasalnya, industri jenis ini menyerap bahan baku lokal namun memiliki pasar ekspor.

"Yang paling beruntung yang ekspor tapi bahan bakunya dari dalam negeri. Seperi furnitur, kan bahan bakunya dari dalam negeri. Kemudian obat-obatan herbal seperti Sido Muncul. Yang diuntungkan dari pelemahan ini juga industri padat karya," bebernya.

Untuk industri tekstil sendiri, lanjut Benny, kendati menggunakan bahan baku impor namun, mereka melempar produknya untuk ekspor.

"Kalau fluktuasi itu yang merugi importir karena dia pakai forex. Pasti rugi. Kalau bahan baku impor tapi dia (produknya) ekspor, itu impas," ucapnya.

Kendati demikian, walaupun tak merasakan imbas langsung pelemahan Rupiah, industri tekstil masih dihadapkan persoalan pembayaran upah tenaga kerja juga ongkos energi yang dibutuhkan dalam proses produksi.

"Industri ini kan cost-nya untuk dalam negeri, seperti listrik dalam rupiah, tenaga kerja juga dalam rupiah. Kalau garmen porsi tenaga kerjanya 20 persen dari cost. Kalau tekstil, listrik yang paling besar porsinya, yaitu 19 persen dari cost, tenaga kerja cuma 9 persen," pungkasnya. (mdk/bim)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kurs Rupiah Anjlok Nyaris Sentuh Rp16.000 Per USD, Kelas Menengah Perlu Ambil Langkah Begini
Kurs Rupiah Anjlok Nyaris Sentuh Rp16.000 Per USD, Kelas Menengah Perlu Ambil Langkah Begini

Banyak dari produk tersebut mengandalkan bahan baku impor.

Baca Selengkapnya
Siap-Siap, Harga Obat Bakal Naik Imbas Kurs Rupiah Terus Anjlok
Siap-Siap, Harga Obat Bakal Naik Imbas Kurs Rupiah Terus Anjlok

Dampak buruk pelemahan rupiah karena tingkat importasi obat-obat-obatan di Indonesia masih relatif tinggi.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Penyebab Makin Mahalnya Harga Mobil Baru di Indonesia
Ternyata Ini Penyebab Makin Mahalnya Harga Mobil Baru di Indonesia

Kenaikan harga mobil baru juga dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik akibat perang.

Baca Selengkapnya
Penjualan Makin Lesu, Gara-gara Harga Mobil Kian Mahal?
Penjualan Makin Lesu, Gara-gara Harga Mobil Kian Mahal?

Tren kenaikan harga mobil di Indonesia dipengaruhi oleh sejumlah faktor

Baca Selengkapnya
Industri Makanan Minuman Kena Dampak Pelemahan Rupiah, Beban Impor Tembus Rp500 Triliun
Industri Makanan Minuman Kena Dampak Pelemahan Rupiah, Beban Impor Tembus Rp500 Triliun

Bahan baku makanan minuman masih didominasi oleh impor dari luar negeri, sehingga hal itu memberikan efek terhadap Industri tersebut.

Baca Selengkapnya
Imbas Rupiah Anjlok, Sejumlah Produk di Minimarket Bakal Naik
Imbas Rupiah Anjlok, Sejumlah Produk di Minimarket Bakal Naik

Kondisi ini yang kemudian menjadi tantangan bagi sektor ritel Indonesia.

Baca Selengkapnya
Rupiah Jeblok ke Rp16.000, Siap-Siap Harga Barang Elektronik Bakal Naik
Rupiah Jeblok ke Rp16.000, Siap-Siap Harga Barang Elektronik Bakal Naik

Harga barang-barang elektronik bakal naik jika nilai tukar rupiah terus tertekan pasca serangan Iran ke Israel Sabtu (13/4) lalu.

Baca Selengkapnya
Penjualan Mobil Kuartal 1 Tahun 2024 Anjlok karena Ini
Penjualan Mobil Kuartal 1 Tahun 2024 Anjlok karena Ini

Situasi ini menyebabkan turunnya daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya
Mengapa Sektor Otomotif 2024 Turun, tapi Bali Tetap Stabil?
Mengapa Sektor Otomotif 2024 Turun, tapi Bali Tetap Stabil?

Tantangan besar dunia otomotif makin menguat meski panca pandemi.

Baca Selengkapnya
PMI Manufaktur RI Anjlok karena Kelas Menengah Mulai Tahan Belanja, Waspada PHK Massal Mengintai
PMI Manufaktur RI Anjlok karena Kelas Menengah Mulai Tahan Belanja, Waspada PHK Massal Mengintai

penurunan PMI Manufaktur ini tergambar dari pelemahan tingkat daya beli masyarakat, khususnya pada kelompok kelas menengah untuk kebutuhan sekunder/tersier.

Baca Selengkapnya
Airlangga Klaim Industri Otomotif Indonesia Bisa Kalahkan Jepang
Airlangga Klaim Industri Otomotif Indonesia Bisa Kalahkan Jepang

Jepang merupakan rumah bagi produsen kendaraan kelas dunia. Tapi industri otomotif Indonesia berhasil mengalahkan Jepang.

Baca Selengkapnya
Marak Produk Impor Dijual Murah, Industri Petrokimia Hadapi Tantangan Besar
Marak Produk Impor Dijual Murah, Industri Petrokimia Hadapi Tantangan Besar

Potensi investasi senilai Rp437 triliun di sektor petrokimia juga terancam mandek akibat kekacauan pasar domestik.

Baca Selengkapnya