Industri Penerbangan Butuh Uluran Tangan Imbas Terpukul Corona
Merdeka.com - Industri penerbangan Tanah Air harus menelan pil pahit akibat wabah virus corona jenis baru yang dinamai covid-19. Bahkan, beberapa maskapai penerbangan nasional sudah merumahkan pilot dan karyawannya karena pendapatan mereka menurun drastis.
"Logis saja kalau perusahaan pendapatannya berkurang banyak atau nol, sementara biaya tetap masih berjalan ya cash flow perusahaan akan berkurang atau minus," singkat Sekjen Indonesia National Air Carriers Association (INACA), Bayu Sutanto, di Jakarta, Kamis (9/4).
Menurutnya, sejak Januari sampai Maret 2020, ada penurunan penumpang pesawat. Bahkan, sepanjang April, tak ada permintaan sama sekali untuk pemesanan tiket pesawat. Badan Pusat Statistik (BPS) pun mencatat jumlah penumpang domestik angkutan udara turun 8,08 persen pada Februari 2020 dibandingkan dengan Januari 2020.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Apa yang terjadi pada karyawan yang di PHK? Berdasarkan data dari pelacak independen Layoffs.fyi, hingga 30 Agustus 2024, sebanyak 422 perusahaan teknologi telah memberhentikan 136.782 karyawan.
-
Apa dampak gempa pada pesawat? Gempa tetap bisa memengaruhi penerbangan dari aspek navigasi dan keselamatan.
-
Apa yang terjadi pada pesawat Pelita Air? Pesawat sudah di runway siap take off tetapi nggak jalan-jalan. Menurut info sementara ada penumpang yang berencana masukin bom ke kabin pesawat. Ini masih subject to confirmation,' katanya lewat akun X @GerryS.
-
Kenapa perusahaan teknologi PHK karyawan? Pengurangan tenaga kerja ini mencerminkan tren yang lebih luas di industri, didorong oleh langkah penghematan biaya, upaya restrukturisasi, dan pergeseran strategi menuju teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI).
Dia berharap pemerintah bisa memberikan bantuan insentif agar maskapai nasional tetap bisa melakukan pembayaran cicilan utang atau memberikan kelonggaran waktu pembiayaan kredit disaat bisnis perusahaan sejumlah maskapai tengah lesu. Pun, suntikan modal dari para investor sangat diperlukan untuk menjaga kelangsungan bisnis maskapai domestik tetap mengudara di tengah pandemi covid-19.
Pemerintah Masih Kaji Insentif untuk Industri Penerbangan
Oleh karena itu, pengamat penerbangan Aiac Aviation, Arista Atmadjati menilai, maskapai perlu mendapat insentif. "Kami mengimbau kepada regulator, selama keadaan belum normal karena dampak Virus corona, maskapai bisa diberikan insentif atau diskon," kata Arista.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, sejauh ini pemerintah sedang melakukan identifikasi apakah 'sakitnya' industri penerbangan setelah adanya virus corona atau justru telah ada dari sebelumnya. Sebab, pemerintah saat ini tidak hanya fokus dalam satu sektor saja.
"Kalau dari sananya sudah sakit ya sudahlah. Jangan sampai bebani fokus kita untuk selamatkan ekonomi," kata dia dalam video conference di Jakarta.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meskipun masih jauh dari jumlah ideal sebelum pandemi, pemulihan ini memberikan harapan bagi industri penerbangan untuk kembali bangkit.
Baca SelengkapnyaSKK Migas menyebut sejumlah alat pengeboran (rig) di industri sektor hulu minyak dan gas (migas) banyak yang tidak laik pakai.
Baca SelengkapnyaSetelah melewati tantangan sejak 2019 hingga 2022 lalu, industri penerbangan nasional mulai menunjukkan momentum bangkit di 2023.
Baca SelengkapnyaKesulitan keuangan yang menerpa MYAirline terjadi setelah CEO maskapai tersebut Rayner Teo mengajukan pengunduran dirinya minggu lalu.
Baca SelengkapnyaMenhub mengatakan, salah satu penyebab utama adalah penurunan drastis populasi pesawat di dunia, yang membuat banyak pabrikan tidak beroperasi dengan baik.
Baca SelengkapnyaSelama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaAturan ini diklaim akan mematikan usaha jasa kurir dan logistik domestik yang berujung PHK buruh.
Baca SelengkapnyaAda dua faktor yang menjadi penyebab jumlah penumpang pesawat dan kapal menurun.
Baca SelengkapnyaBelakangan ini, media sosial dihebohkan dengan gaji pilot yang sangat fantastis yakni Rp200 juta.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, dia mengingatkan, kalau keyakinan pertumbuhan 300 persen itu hanya akan bisa tercapai jika ada dukungan dari pemerintah.
Baca SelengkapnyaSebaran abu vulkanik dapat membahayakan dan menghentikan kerja mesin pesawat terbang.
Baca SelengkapnyaIndustri halo-halo sedang tidak baik-baik saja. Pemerintah harus hadir dengan terobosan regulasi.
Baca Selengkapnya