Industri Penerbitan Buku Kehilangan Pendapatan 80 Persen Selama Pandemi Corona
Merdeka.com - Pimpinan Penerbit Syaamil Group Riza Zacharias mengatakan, industri penerbitan buku kehilangan pendapatan sekitar 80 persen selama pandemi Virus Corona. Hal tersebut terjadi karena penutupan sejumlah toko buku untuk menekan penyebaran virus asal Wuhan, China tersebut.
"Secara umum, teman-teman penerbit banyak sekali yang terkena dampak dari Covid ini, oleh sebab mereka terikat dan terkoneksi dengan model yang mayoritas masih mengandalkan toko buku modern. Ketika toko buku terkena imbas saat harus tutup maka otomatis penerbit banyak yang kehilangan pendapatan hingga 70-80 persen," ujarnya saat rapat kerja dengan DPR, Jakarta, Senin (7/9).
Riza mengatakan, dalam rangka memodifikasi pendapatan sejumlah penerbit melakukan berbagai upaya agar mampu bertahan. Salah satunya adalah gencar melakukan variasi penjualan melalui sistem online atau digital.
-
Bagaimana Niko mengatasi penurunan omzet saat pandemi? Niko yang semula pasrah, akhirnya mulai menyadari potensi besar dari teknologi ini ketika dia mengunjungi sebuah tempat produksi DTF di Jakarta.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Apa yang terjadi pada Toko Buku Gunung Agung? Toko Buku Gunung Agung kini gulung tikar. Tinggal menghitung hari seluruh tokonya ditutup total.
-
Apa alasan pembukaan bioskop di masa pandemi? Alasan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, membuka kembali bioskop adalah untuk menggiatkan kembali ekonomi di bidang industri perfilman yang mati suri.
-
Kenapa buku-buku ini laris di Indonesia? Berbagai genre dapat dijelajahi, baik melalui toko fisik maupun platform online.Tak hanya itu, dunia literasi Indonesia semakin diperkaya dengan munculnya penulis-penulis baru yang menawarkan karya-karya terbaik mereka.
-
Bagaimana cara buku-buku ini bisa laris? Buku ini bukan sekadar kumpulan pemikiran serius, tetapi juga mampu memberikan candaan yang membuat pembaca tertawa.
"Sebagian penerbit yang memvariasikan cara penjualannya, kanal penjualannya melalui digital dengan online, jadi banyak penerbit yang selamat. Sistem belajar dirumah membuat banyak rumah tangga membutuhkan bahan yang bentuknya bukan hanya pelajaran dari sekolah tetapi juga bahan online," katanya.
Menurutnya, banyak penerbit yang berhasil melakukan modifikasi penjualan sehingga penghasilan tetap ada meskipun tidak sebesar ketika toko buku beroperasi normal. Namun, hal ini harus terus dilakukan agar industri penerbit bisa berjalan terus.
"Tepat dengan kebutuhan mendapatkan model alat belajar yang variatif tidak hanya buku pelajaran. Jadi, yang dikemas dengan kreativitas kami lihat mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Tetapi mostly terdampak karena mayoritas penerbit di Indonesia terkoneksi dengan toko," katanya.
Riza menambahkan, momentum ini adalah saat yang paling tepat apabila pemerintah ingin melakukan model ekonomi yang lebih terarah bagi UMKM khususnya penerbit dan turunannya seperti percetakan. Sebab, pemerintah bisa menelaah masalah yang dihadapi oleh penerbit saat ini agar lebih maju.
"Implikasi berlakunya era sekarang, kolaborasi bisnis menjadi sesuatu yang bisa dilakukan. Bagaimana melakukan redesain bisnis, mapping ulang market, operasional berjalan dengan protokol kesehatan. Inti dari situasi ini akan sangat jauh efektif, bagaimana pemerintah memiliki model ekonomi sharing yang perbaikannya sangat baik untuk UMKM," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hanya tinggal menghitung hari Toko Buku Gunung Agung ditutup total.
Baca SelengkapnyaKondisi Pasar Kenari yang sepi pengunjung membuat pedagang buku memutar otak untuk mendapatkan pembeli.
Baca SelengkapnyaHiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.
Baca SelengkapnyaSelama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaDennies Soesanto mengatakan penutupan TikTok Shop sangat berdampak pada pendapatan hariannya.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli di Pasar Tanah Abang sudah mulai terasa usai Lebaran 2023, dan terus mengalami penurunan pengunjung hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaAturan ini diklaim akan mematikan usaha jasa kurir dan logistik domestik yang berujung PHK buruh.
Baca SelengkapnyaDalam laporan keuangannya, manajemen KFC Indonesia menjelaskan kerugian tersebut dipicu oleh dua faktor utama.
Baca SelengkapnyaJumlah penutupan gerai Alfamart, tidak lebih banyak dibanding ekspansi perusahaan.
Baca SelengkapnyaPendapatan sebagai juru parkir tidak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Baca SelengkapnyaDia menyadari, Meta dan banyak perusahaan teknologi lainnya telah mempekerjakan terlalu banyak orang.
Baca SelengkapnyaRencana aturan tersebut dapat merugikan industri media digital yang tengah kena disrupsi tiada henti.
Baca Selengkapnya