Industri semen nasional bantu pemerintah tekan efek rumah kaca
Merdeka.com - Dalam rangka menjaga kelestarian ekosistem dunia, Indonesia bersama negara-negara lain saling bersepakat untuk berperan dalam upaya menekan emisi gas rumah kaca di wilayah masing-masing. Untuk itu, sejak tahun 2010 telah dibentuk lembaga setara kementerian yang secara khusus bertugas memantau segala hal mengenai perubahan iklim di Indonesia.
"Karena itu, adalah tugas Kami memantau soal perubahan iklim di Indonesia. Terutama kaitannya dengan kinerja industri, karena mereka adalah salah satu penyumbang terbesar selain dari aktifitas rumah tangga," ujar Utusan Khusus Presiden untuk Pengendalian Perubahan Iklim, Rachmat Witoelar di Jakarta, Kamis (6/4).
Menurutnya, ada beberapa aktifitas keseharian manusia yang cukup berperan dalam menyumbang emisi gas rumah kaca. Misalnya, saja aktifitas membuang sampah dan juga kesibukan lalu lintas.
-
Siapa yang sepakat menurunkan emisi? Lebih dari 30 negara industri sepakat untuk menurunkan emisi gas rumah kaca mereka hingga 5% di bawah tingkat emisi gas rumah kaca pada tahun 1990.
-
Bagaimana Pertamina mengurangi emisi gas rumah kaca? Inovasi dan program transisi energi tersebut membawa Pertamina berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca 31 persen sejak tahun 2010 hingga 2022.
-
Bagaimana cara mencegah kerusakan lingkungan di Indonesia? Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama lingkungan tersebut, setidaknya harus dicari solusi untuk mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.
-
Bagaimana mengurangi gas rumah kaca? Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dengan menginvestasikan dan menggunakan energi terbarukan seperti tenaga surya, tenaga angin, dan hidroenergi.
-
Pertamina tekan emisi dengan cara apa? Upaya yang dilakukan untuk pencegahan efek rumah kaca atau GHG antara lain; pemanfaatan biofuel untuk kapal-kapal PIS di mana 50% kapal yang dioperasikan sudah memanfaatkan Bio Fuel, pengoperasian kapal-kapal berteknologi dual fuel seperti Very Large Gas Carrier (VLGC) yang lebih ramah lingkungan, instalasi peralatan energy saving device di kapal-kapal, pemasangan solar panel, efisiensi operasional, serta upaya lainnya yang sesuai dan memenuhi sertifikasi Energy Efficiency Existing Ship Index (EEXI) dan Carbon Intensity Indicator (CII).
-
Bagaimana cara Motor Listrik Indonesia mengurangi emisi? Kehadiran sejumlah brand lokal tidak terlepas dari upaya pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri otomotif berbasis elektrifikasi untuk mengurangi emisi karbon dioksida.
"Dalam hal ini adalah industri otomotif. Semua orang kini menggunakan motor, mobil. Ini semua juga berpengaruh. Lalu industri yang sifatnya mengolah alam, seperti batu bara dan juga industri semen," kata Rachmat.
Rachmat mengaku bersyukur bahwa sejauh ini para pelaku industri semen nasional cukup kooperatif dan memiliki kesadaran tinggi untuk turut berperan dalam menekan emisi gas rumah kaca. Salah satunya dengan menangani sekaligus menurunkan emisi CO2 yang dihasilkan dari kegiatan produksinya.
"PT Semen Indonesia Tbk sebagai salah satu pelaku utama saya pikir telah membuktikan komitmennya. Kita tahu, mereka melalui anak usahanya, yaitu Semen Padang, Semen Tonasa dan Semen Gresik yang tersebar di berbagai lokasi, berkontribusi besar dalam menekan emisi CO2 di Indonesia," tegasnya.
Tak hanya soal penanganan emisi gas rumah kaca, lanjut Rachmat, Semen Indonesia juga terbukti berkomitmen dalam pelestarian lingkungan melalui tanggung jawabnya dalam mengembalikan fungsi lahan bekas tambang. Hal ini menjadi poin positif, mengingat masih ada banyak industri lain yang relatif kurang menyadari tanggung jawab tersebut.
"Meski saya belum melihat sendiri di lapangan, tapi sudah banyak laporan positif terkait hal itu. Lahan bekas lahan ditanami lagi, direboisasi, dilakukan biodiversity, fungsi tanahnya dikembalikan, airnya dijaga. Ada nurani di sana. Tidak sekadar kewajiban, tapi kesadaran. Ini tidak banyak disadari. Misal di (tambang) batubara, ini belum banyak," ungkap Rachmat.
Dengan begitu, Rachmat menambahkan apresiasinya pada BUMN semen ini dan berharap agar kesadaran serupa juga dimiliki oleh para pelaku industri lain. Meski sudah cukup bagus, Rachmat juga berharap agar SMGR tidak berpuas diri dan senantiasa meningkatkan upayanya dalam menekan emisi gas rumah kaca di wilayah operasional produksinya.
"Yang namanya teknologi kan terus berkembang. Yang sekarang kita anggap bagus, esok hari ada yang lebih bagus. Sekarang saja di luar negeri sudah ada (perusahaan) yang zero emition. Saya harap Semen Indonesia juga mengarah ke sana. Namun, saya juga menyampaikan apresiasi dengan apa yang sudah dilakukan sejauh ini," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
SIG melalui anak usahanya, SBI, juga menjadi inisiator sekaligus operator fasilitas RDF pertama di Indonesia.
Baca SelengkapnyaProduk rendah karbon memberi nilai tambah efisiensi untuk jaminan ketersediaan pasokan bahan bangunan.
Baca SelengkapnyaPemkab Temanggung melalui TPST Sanggrahan akan mengirimkan RDF yang dihasilkan di TPST tersebut ke pabrik semen SBI di Cilacap.
Baca SelengkapnyaCorporate Secretary SIG, Vita Mahyreni menjelaskan, hal ini dilakukan sebagai upaya perusahaan mengurangi laju perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaDari sisi energi, penggunaan Waste Heat Recovery System (WHRS) juga dioptimalkan mengubah panas buangan menjadi listrik, menghasilkan 85.702 MWh pada 2023.
Baca SelengkapnyaGreen Cement dalam proses produksinya menghasilkan emisi gas rumah kaca (emisi karbon) yang lebih rendah dibandingkan semen konvensional (OPC).
Baca SelengkapnyaDonny menuturkan semen hijau merupakan inovasi produk dari SIG yang diproduksi dengan material dan melalui proses yang ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaPermintaan semen diperkirakan tetap tinggi karena ada upaya pemerintah dalam mempercepat penyediaan perumahan bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaSepanjang semester pertama tahun 2024, perusahaan klaim mampu menjaga ketahanan keuangan.
Baca SelengkapnyaUntuk mengakselerasi capaian dekarbonisasi, SIG tentunya membutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak yang relevan, termasuk BRIN.
Baca SelengkapnyaBeberapa produk SIG tercatat 21 persen sampai dengan 38 persen lebih rendah karbon dibandingkan semen konvensional.
Baca SelengkapnyaSelain pemenuhan kebutuhan pasar domestik, SIG juga tengah membangun proyek pengembangan dermaga.
Baca Selengkapnya