Infrastruktur menanti jurus sakti
Merdeka.com - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) baru saja meluncurkan daftar rencana proyek infrastruktur berskema Kerja sama Pemerintah dan Swasta (KPS) atau PPP book 2013. Buku itu berisikan 27 proyek infrastruktur senilai Rp 551,2 triliun yang akan ditawarkan kepada swasta untuk digarap.
Jika dirunut kebelakang, Bappenas sudah membuat PPP book sejak 2009. Artinya, jika dikompilasi, mungkin, sudah ratusan proyek infrastruktur yang ditawarkan.
Terlebih lagi, jauh sebelum itu, pemerintah juga sebenarnya sudah memperkenalkan skema KPS kepada publik pada 2005 lewat Indonesia Infrastructure Summit I. Skema itu diperkenalkan sebagai solusi dari masalah keterbatasan anggaran pemerintah dalam membangun infrastruktur.
-
Apa yang dibagikan pemerintah? Secara keseluruhan tidak ada pernyataan bahwa pemerintah membagikan bansos melalui situs judi online.
-
Siapa yang meminta anggaran Rp20 triliun? Jelang rapat, Menteri HAM Natalius Pigai sempat dicecar terkait permintaan anggaran Rp20 triliun.
-
Siapa yang mengeluarkan dana Rp 30 miliar? Pengusaha asal Amerika Serikat, Bryan Johnson menghabiskan USD2 juta atau Rp30,9 miliar per tahun demi memuluskan blueprint yang dia sebut mengembalikan usia muda.
-
Apa saja yang diusulkan ke Kemenpan-RB? Anas menyebut proses pengumuman sempat tertunda karena beberapa kementerian dan lembaga belum menyampaikan formasi yang diperlukan.
-
Apa yang ada di dalam proposal? Ciri-ciri proposal yang paling pertama adalah isinya harus berisikan ringkasan kegiatan atau penelitian yang akan dilaksanakan. Dalam proposal, perlu dijelaskan apa saja yang akan dilaksanakan secara rinci dan detail, mulai dari latar belakang, tujuan, jadwal kegiatan, hingga teknis pelaksanaannya.
-
Apa yang di dukung PPP? PPP resmi memberikan dukungan kepada pasangan Khofifah-Emil untuk maju kembali sebagai cagub-cawagub di Pilkada Jawa Timur 2024.
Sayang, hingga saat baru satu proyek infrastruktur pemerintah yang berjodoh dengan swasta. Yakni, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap Jawa Tengah 2x1000 Megawatt yang digarap oleh konsorsium Bhimasena Power Indonesia, terdiri dari, Adaro Power, J-Power dan Itochu Corporation, keduanya dari Jepang.
Sudah begitu, pengerjaan proyek ini harus molor akibat pembebasan lahan yang belum tuntas. Ini semakin menebalkan kesan bahwa pembangunan proyek infrastruktur KPS di Indonesia harus melewati jalan berliku nan panjang.
Padahal untuk mengawal proyek KPS, pemerintah sudah membentuk Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur (KKPPI) dan PPP unit di bawah Bappenas dengan asistensi teknis dan pembiayaan dari World Bank. Lalu apa yang salah?
Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) atas permintaan pemerintah mengevaluasi pelaksanaan skema KPS/PPP di Indonesia pada 2011. Hasilnya, OECD menyebut adanya ketidakharmonisan antara Bappenas selaku perencana, kementerian penanggungjawab proyek dan Kementerian Keuangan selaku pengelola uang negara.
Ini berdampak tidak adanya dukungan dan jaminan yang memadai dari pemerintah terhadap infrastruktur KPS/PPP. Pada gilirannya, ini menyebabkan keengganan pihak kreditur untuk membiayai proyek infrastruktur tersebut.
Untuk mengatasi itu, OECD menyarankan agar pemerintah membentuk PPP unit di bawah Kementerian Keuangan atau setidaknya unit independen yang bisa langsung bekerjasama dengan institusi bendahara negara itu. Dengan begitu, pemerintah bisa lebih cepat memberikan dukungan dan jaminan kepada proyek infrastruktur dan mengevaluasinya jika menemui keterlambatan pembangunan.
"Menkeu akan mendirikan PPP center. Tentu masih berkoordinasi dengan KKPPI yang ada di Kemenko Perekonomian dan PPP unit di Bappenas," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan, di Jakarta, kemarin.
Berdasarkan data OECD, negara yang sukses menempatkan PPP center di bawah Kementerian Keuangan-nya adalah Afrika Selatan, dan Australia untuk negara bagian New South Wales dan Victoria. Sedangkan negara yang sukses menjalankan PPP center yang berdiri sendiri namun bekerjasama langsung dengan Kementerian Keuangan-nya adalah United Kingdom.
Bagaimana dengan Indonesia?
Semoga saja ini bisa menjadi jurus sakti pemerintah untuk membuat infrastruktur canggih, semacam kereta ekspres bandara Halim Perdanakusuma-Soekarno Hatta atau Jembatan Selat Sunda, tidak lagi sebatas angan-angan. (mdk/yud)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Andre menyatakan bahwa proyek yang dijamin mulai dari sektor ketenagalistrikan, air minum.
Baca SelengkapnyaSebanyak 19 di antaranya merupakan PSN dengan nilai investasi mencapai Rp268 triliun.
Baca SelengkapnyaButuh waktu 8 tahun untuk pemerintah menyelesaikan 158 Proyek Strategis Nasional (PSN).
Baca SelengkapnyaSampai saat ini, PTPP mengerjakan 30 Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan 10 di antaranya telah diselesaikan.
Baca SelengkapnyaEstimasi total serapan tenaga kerja langsung (direct) secara kumulatif dari penyelesaian 190 PSN tersebut mencapai 2,71 juta orang.
Baca SelengkapnyaPT PII berikan jaminan proyek infrastruktur jalan tol di Jawa hingga Rp534 triliun.
Baca SelengkapnyaProyek-proyek itu terbagi dalam beberapa kategori, mulai dari pengerjaan bendungan dan irigasi, jalan tol, pembangunan kawasan, bandara dan pelabuhan dll.
Baca SelengkapnyaKementerian PUPR telah memetakan potensi pembangunan bendungan dan jalan tol untuk dilanjutkan oleh Prabowo dan tim.
Baca SelengkapnyaPenggunaan APBN untuk pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara mencapai Rp68,59 triliun.
Baca SelengkapnyaDalam rangkaian ini, telah teridentifikasi 73 proyek potensial dengan nilai USD 17,8 miliar.
Baca SelengkapnyaRealisasi ini meningkat sebesar 99,96 persen (yoy) dibandingkan dengan realisasi Januari tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSaat ini terdapat 37 Proyek Strategis Nasional (PSN) dan ada 18 PSN dalam Perpres 79 tahun 2019, dengan nilai investasi sebesar Rp 258,76 triliun.
Baca Selengkapnya