Infrastruktur Mulai Dibangun, Gas Bumi Disalurkan ke KIT Batang di 2023
Merdeka.com - Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT PGN Tbk mulai membangun infrastruktur gas bumi menuju Kawasan Industri Terpadu Batang (KIT Batang), Jawa Tengah. Ini sebagai eksekusi konkret menyediakan energi bersih bagi kawasan industri dan mendukung utilisasi pipa transmisi ruas Cirebon-Semarang yang dibangun pemerintah.
Jaringan pipa distribusi ke KIT Batang akan dibangun berdiameter delapan inchi sepanjang 7,3 Km dengan tekanan 17 Barg dan kapasitas alir 25 MMSCFD.
KIT Batang berpotensi menyerap gas bumi maksimal 24,8 MMSCFD dari 14 penyewa. Saat jaringan pipa gas bumi berserta infrastruktur pendukung nantinya siap on stream pada 2023. Gas bumi untuk KIT Batang itu akan bersumber dari PEPC Jambaran Tiung Biru (JTB).
-
Dimana pabrik itu akan dibangun? Arkeolog di Jepang menemukan timbunan sekitar 100.000 koin di Kota Maebashi, sekitar 100 kilometer barat laut Tokyo.
-
Kapan pipa gas mulai ditata? Selain kabel yang mulai disembunyikan dalam tanah, pipa gas juga mulai ditata. Perusahaan Gas Negara menargetkan pembangunan 154.000 sambungan gas rumah tangga di Wilayah DKI Jakarta pada tahun 2022.
-
Apa yang akan dibangun dengan anggaran Rp16 triliun di IKN? 'Dugaan saya secara politik ini adalah komitmen prabowo terhadap IKN, setelah Pak Jokowi selesai nanti. Tapi disisi lain secara realitas uangnya juga enggak ada, nggak banyak uang yang bisa diinvestasikan ke situ,' Eko menilai anggaran sebesar Rp16 triliun paling tidak hanya bisa membangun kantor para menteri.
-
Di mana pipa gas di Batam? Pipa ini memiliki fungsi yang vital dalam pengangkutan gas bumi dari Sumatera Selatan, Jambi, Tanjung Jabung, Batam, hingga jalur ekspor ke Singapura.
-
Bagaimana BPH Migas tingkatkan konsumsi gas bumi? BPH Migas terus mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri serta memberikan dukungan penyediaan energi bersih lewat penetapan harga gas bumi melalui pipa.
-
Dimana proyek kilang baru Pertamina berada? Pertamina saat ini sedang fokus menyelesaikan Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, dimana proyek tersebut memasuki milestone baru yaitu program Turn Around (TA) Revamp yang ditargetkan selesai di awal Mei 2024.
Pada Rabu ini, PGN melaksanakan seremoni first welding atau pengelasan pertama infrastruktur distribusi gas bumi di KIT Batang, yang dilakukan Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar.
Kegiatan ini turut dihadiri Asisten Deputi Energi Minyak & Gas Kementerian BUMN, Abdi Mustakim, perwakilan Kementerian ESDM Agung Kuswardono, Kepala Dinas ESDM Pemprov Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko, dan Direktur Utama Kawasan Industri Terpadu Batang Ngurah Wirawan.
Abdi Mustakim mengatakan, seluruh negara sedang resesi dan terkena dampak pandemi, namun pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup tinggi dengan sumbernya salah satunya adalah investasi.
KIT merupakan proyek strategis nasional (PSN) yang mengutamakan gas bumi sebagai energi yang memasok kawasan industri.
Menurut Abdi, pipa Gresik-Semarang (Gresem) siap mengalirkan gas dari JTB ke KIT Batang, termasuk pipa Cirebon-Semarang (Cisem), yang sedang pararel disiapkan Kementerian ESDM.
"KIT Batang juga diharapkan dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.
Sediakan Energi Ramah Lingkungan untuk Investor
Kepala Dinas ESDM Pemprov Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan pihaknya mengapresiasi integrasi pipa transmisi Gresik-Semarang dan Cirebon-Semarang, sebagai terobosan yang positif bagi Jateng dan KIT Batang.
"First welding merupakan milestone penting untuk meningkatkan keyakinan tenant di KIT Batang. Kebutuhan energi ramah lingkungan merupakan permintaan investor dan Jateng diharapkan dapat menjadi hub gas untuk menopang tumbuhnya pertumbuhan ekonomi berbasis industri," ujarnya.
Sementara itu, Agung Kuswardono mengatakan, Kementerian ESDM telah mengalokasikan Rp1 triliun untuk pipa transmisi dan selanjutnya, pipa distribusi PGN akan melengkapi sampai ke pelanggan.
"Menteri ESDM memberikan arahan untuk segera merencanakan integrasi infrastruktur dan pasokan untuk keandalan dan ketersediaan energi segera dapat dirasakan masyarakat," katanya.
Achmad Muchtasyar menambahkan infrastruktur gas ini merupakan momentum yang sangat berarti bagi PGN dan pemangku kepentingan.
"Pengembangan infrastruktur gas bumi ini merupakan wujud nyata komitmen pemerintah pusat, daerah, BUMN, dan swasta serta sinergi seluruh pemangku kepentingan dalam bergandengan tangan, bergotong royong memulai penyaluran energi bersih ramah lingkungan dan ketersediaan energi yang berkelanjutan bagi KIT Batang," katanya.
Terintegrasi Perumahan
Achmad melanjutkan sejalan dengan progres pembangunan pipa Cirebon–Semarang, terutama ruas Semarang-Batang, maka pembangunan pipa distribusi perlu dilakukan untuk dapat menyalurkan gas menuju KIT Batang.
Artinya, pembangunan ini adalah wujud ikhtiar PGN sekaligus dukungan kepada pemerintah dalam percepatan pembangunan infrastruktur hilir untuk dapat segera menyerap pasokan gas dari berbagai sumber termasuk mendukung percepatan utilisasi dan dampak keekonomian pembangunan pipa Cirebon-Semarang.
Menurut Achmad, konsep KIT Batang nanti terintegrasi dengan perumahan, layanan kesehatan, serta rantai suplai antar-pabrik.
Dengan demikian, PGN berpeluang mengembangkan infrastruktur gas bumi untuk bisa melayani perumahan, usaha menengah, dan ritel.
"PGN siap berkolaborasi dengan berbagai pihak demi keandalan infrastruktur maupun pasokan gas bumi di Jawa Tengah. Tidak hanya di Batang, masih banyak kawasan industri di Jawa Tengah yang potensial menggunakan gas bumi. Apalagi, jika Jawa Tengah nanti telah dilalui konektivitas pipa Cisem dan Gresem, maka akan lebih sustain untuk menjangkau berbagai titik wilayah dan muaranya akan memberi dampak positif terhadap daya saing industri, serta pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah," ujar Achmad.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemenuhan gas ke KCC Glass Indonesia menjadi wujud peningkatan utilisasi dari pipa Cisem dan sumur domestik di Lapangan JTB.
Baca SelengkapnyaDiharapkan produksi minyak mencapai 42.922 barel per hari (BOPD).
Baca SelengkapnyaPenyaluran gas bumi ke KCC Glass menjadi suatu kebanggaan bagi PGN, karena dapat memberikan dukungan terhadap perkembangan investasi sektor industri di Jateng.
Baca SelengkapnyaBeberapa industri besar yang saat ini menggunakan gas tersebut di antaranya PT Indofood Fortuna Makmur, PT Aroma Kopi Krim dan PT Rumah Keramik Indonesia.
Baca SelengkapnyaKetersediaan infrastruktur untuk mendukung pengoperasian kilang Balikpapan merupakan prioritas karena pentingnya fungsi dari kilang Balikpapan.
Baca SelengkapnyaPipa transmisi gas Ruas Cirebon-Semarang ditaksir memakan biaya Rp3,3 triliun.
Baca SelengkapnyaPada tahap awal, sambungan jargas di IKN disiapkan untuk 166 menara hunian aparatur sipil negara (ASN) dan 34 rumah tapak menteri.
Baca SelengkapnyaPembangkit berkapasitas 50 MW tersebut merupakan unit baru, yang akan memenuhi kebutuhan listrik di daerah Kawasan Industri Kabil dan sekitarnya.
Baca SelengkapnyaPembangunan imoc juga mendukung upaya Pertamina untuk menciptakan ketahanan energi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan industri pengolahan non-migas mencapai 4,64 persen pada triwulan I-2024, yang berkontribusi 72,39 persen terhadap nilai ekspor nasional.
Baca SelengkapnyaInfrastruktur gas bumi PGN Area Batam tersebar dan melewati beberapa kawasan industri seperti Tanjung Uncang.
Baca SelengkapnyaPeningkatan produksi minyak dan gas tidak terlepas dari penambahan produksi minyak minyak pertama dari Proyek Banyu Urip Infill Clastic
Baca Selengkapnya