Ini 4 tema bakal dibahas Bank Indonesia di pertemuan IMF-World Bank
Merdeka.com - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman menyebut bahwa dalam IMF-World Bank Annual Meeting nanti, Bank Indonesia akan terlibat aktif dalam pembahasan 4 tema penting. Salah satunya, penguatan internasional monetary system.
BI memandang, penguatan internasional monetary system diperlukan karena semakin meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan sistem keuangan akhir-akhir ini, serta adanya gejala normalisasi kebijakan moneter di beberapa negara maju.
"Upaya ini antara lain dilakukan dengan koordinasi dan harmonisasi kebijakan antarnegara untuk merespon ketidakpastian global," kata dia, di Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (4/10).
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Siapa yang menilai sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa Bank Pemerintah penting? Bank pemerintah, yang di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan bank BUMN, adalah salah satu pilar utama dalam sistem keuangan suatu negara, memainkan peran yang krusial dalam mendukung stabilitas ekonomi dan pembangunan nasional.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Kenapa OJK melihat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
Tema kedua yang akan menjadi fokus adalah terkait pengembangan ekonomi dan keuangan digital, terutama terkait dampaknya pada perekonomian.
"Di situ kita akan menjelaskan bahwa digital ekonomi ini membawa manfaat positif, dan tentu ada faktor risiko. Hal jadi perhatian dampak perekonomian, dampak sistem pembayaran, dampak operasi bank sentral, cross border regiment, dan koordinasi," jelas dia.
Tema ketiga yang bakal dibahas adalah terkait keterlibatan swasta dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur. "Pembiayaan untuk infrastruktur pertimbangannya indo masih negara berkembang yg perlu pembiayaan infrastruktur untuk mencapai ekonomi berkelanjutan," ujarnya.
"Kunci suksesnya adalah keterlibatan swasta juga di samping pemerintah yang selama ini sudah berjalan. Selain itu dibutuhkan framework tata kelola yang baik, iklim usaha yang mendukung, serta inovasi model pembiayaan infrastruktur," imbuhnya.
Tema terakhir yang bakal dibahas adalah peran ekonomi syariah dalam pengembangan perekonomian dunia, khususnya bagi negara-negara berkembang. "Ini baru di IMF-World Bank Annual Meeting, isu ekonomi dan keuangan syariah. Ekonomi dan keuangan syariah punya peran signifikan, nanti akan dibahas perannya terhadap kemajuan emerging market, kemudian instrumen keuangan syariah seperti sukuk dan berbasis waqaf sangat berpotensi untuk membiayai infrastruktur," ujarnya.
Dia menambahkan, negara-negara Islam Asia dan Timur Tengah telah menyusun standar internasional terkait waqaf. Standar ini akan dibahas lebih jauh di pertemuan yang bakal berlangsung dari 8 sampai 14 Oktober tersebut.
"Kemudian, negara-negara islam di Asia dan Timur Tengah telah menyusun standar internasional tentanh waqaf. Ini penting karena dengan standar yang baik akan memudahkan melakukan praktik di lapangan," tandas dia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meningkatnya fragmentasi ekonomi dan geopolitik yang bersumber tidak hanya dari konflik Rusia-Ukraina, namun juga tensi geopolitik antara China dan AS.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaIndonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaHal itu didukung oleh kondisi dari APBN kebijakan fiskal, kebijakan moneter dari Bank Indonesia dan sektor keuangan yang stabil.
Baca SelengkapnyaIndeks kinerja manufaktur atau Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia terkontraksi di level 49,3.
Baca SelengkapnyaApalagi kata Royke, IMF dan World Bank memperkirakan rata-rata pertumbuhan ekonomi global akan lebih rendah dibandingkan periode sebelum pandemi.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaEkonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.
Baca SelengkapnyaTensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia tetap akan menjalankan bauran kebijakan untuk menjaga geliat ekonomi nasional di tengah situasi tak menentu saat ini.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan dinamika politik dunia, saat ini terdapat sejumlah persoalan yang bisa menyebabkan Indonesia mengalami disrupsi suplai.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen.
Baca Selengkapnya