Ini alasan bunga pinjaman lewat aplikasi online bisa lebih tinggi dari perbankan
Merdeka.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui kehadiran perusahaan financial technology (Fintech) berbasis peer to peer (P2P) lending sempat menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Sebab, penyedia pinjaman online ini erat dikaitkan dengan bunga pinjaman yang dinilai begitu tinggi.
Direktur Pengaturan, Perizinan, dan Pengawasan Fintech OJK, Hendrikus Passagi, mengatakan sebetulnya urusan bunga pinjaman sudah diatur secara transparan oleh setiap perusahaan fintech P2P lending. Di mana, besaran bunga memperhitungkan diantaranya nominal hingga jangka waktu pinjaman.
Bahkan, tingkat bunga pinjaman tersebut juga sudah berdasarkan persetujuan antara pemberi pinjaman (lender) dan peminjam (borrower).
-
Apa itu bunga pinjaman? Bunga pinjaman merupakan biaya tambahan yang harus dibayarkan oleh peminjam ketika mengambil pinjaman dari lembaga keuangan.
-
Apa itu bunga persen pinjaman? Bunga persen pinjaman adalah biaya tambahan yang harus dibayarkan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman sebagai imbalan atas penggunaan dana pinjaman.Bunga ini dihitung sebagai persentase tertentu dari jumlah pinjaman yang diberikan. Dalam praktiknya, bunga persen pinjaman disebut juga sebagai suku bunga.
-
Bagaimana cara menghitung persen bunga pinjaman? Cara menghitung persen bunga pinjaman berguna untuk mengetahui berapa persen bunga yang nantinya akan dibebankan kepada Anda.
-
Kenapa penting memahami bunga pinjaman? Penting untuk memahami dengan jelas mengenai bunga pinjaman sebelum mengambil pinjaman, karena bunga yang tinggi dapat membuat total biaya pinjaman menjadi sangat besar.
-
Mengapa KPR BRI Suku Bunga Berjenjang cocok untuk pembeli rumah? Pembayaran hipotek, pajak properti, asuransi, dan biaya pemeliharaan rumah dapat menjadi beban finansial yang signifikan bagi pemilik rumah. Walau begitu, bukan artinya tak ada cara untuk mewujudkannya. Kamu masih bisa memiliki rumah dengan tanpa beban.
-
Bagaimana BNI menjamin kualitas kredit? Hal ini berdampak baik pada penjagaan kualitas kredit BNI khususnya yang masih terus menjaga keseimbangan pada pertumbuhan kredit dan implementasi prinsip kehati-hatian.
"Tingkat bunga itu ada hubungannya dengan nominal yang dipinjam, berapa tenornya dan paling penting seberapa cepat borrower mendapat pinjaman. Ya gimana kalau pinjaman dengan bunga murah, cuma lima persen tapi tidak jamin dua minggu dapat (pinjaman)," kata Hendrikus dalam acara media gathering di Bogor, Jumat (19/10) malam.
Hendrikus mencontohkan, biasanya untuk rating A atau kualitas paling tinggi memiliki bunga pinjaman sebesar 10 persen per tahunnya. Artinya bunga pinjaman per bulannya sekitar 0 hingga 1 persen per bulannya. "Kalau yang C yang tanpa jaminan sama sekali itu bervariasi. Antara 40-50 persen per tahun," imbuhnya.
Menurutnya, penetapan rating pada tingkat bunga pinjaman, disesuaikan dengan ada atau tidaknya jaminan yang diberikan kepada sang peminjam. Apabila peminjam memberikan jaminan, maka tingkat bunga bisa lebih rendah sebab adanya jaminan akan memperkecil risiko pembayaran.
Meskipun begitu, ada atau tidaknya jaminan keduanya akan sama-sama dilayani, namun hal tersebut turut menentukan tingkat bunga pinjaman. "Tapi ketika Anda bilang, saya tidak ada jaminan, maka ratingnya turun ke C. Tidak mungkin Anda mengatakan tolong saya dikasih pinjaman tanpa jaminan tapi samain (bunganya) kayak bank. Ya tidak nyambung," jelasnya
Dengan demikian, dia meminta agar masyarakat dapat dengan bijak melihat besaran bunga yang diberikan perusahaan P2P lending. Sebab, secara proses P2P lending ini dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat.
"Kita harus bijak melihat angka-angka itu. Sekarang P2P lending sangat gampang cari pinjaman. Karena orang begitu mudahnya buka akun. Sehingga kalau dikatakan tingkat bunga di P2P ini sedikit lebih tinggi dari credit card, logis kan? Karena kecepatan kalau di sini cepat dilayaninya," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
OJK mencatat, pembiayaan dari fintech lending terus meningkat. Tren ini seiring kemudahan akses pinjaman oleh layanan Fintech atau pinjaman online.
Baca SelengkapnyaTingkat bunga dari perusahaan fintech p2p lending telah diatur oleh Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) sebesar 0,4 persen per hari.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian perlu dilakukan tidak hanya soal menurunkan bunga, namun perlu mempertimbangkan dampak keberlanjutan di waktu mendatang.
Baca SelengkapnyaHal itu dia sampaikan sebagai respons atas dugaan adanya oknum yang menetapkan bunga hingga 0,8 persen per hari.
Baca SelengkapnyaPenting untuk memperhatikan suku bunga sebelum mengajukan pinjaman.
Baca SelengkapnyaOJK mencatat, penyaluran kredit perbankan tumbuh 9,39 persen secara tahunan pada Mei 2023 menjadi Rp6.577 triliun.
Baca SelengkapnyaOJK mengimbau, masyarakat yang ingin mengakses pinjaman layanan fintech lending untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan membayar
Baca SelengkapnyaTempat pinjam uang jaminan KTP menjadi pilihan bagi mereka yang membutuhkan dana darurat tanpa proses rumit.
Baca SelengkapnyaMeminjam dana dari pinjol atau rentenir karena persyaratan yang sangat mudah, meskipun dibebankan bunga tinggi.
Baca SelengkapnyaRegulasi turunan soal bunga pinjaman online tersebut hanya akan mengatur terkait batas maksimumnya saja.
Baca SelengkapnyaIni sebagai respons terhadap aksi Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve yang kembali memangkas suku bunga Fed Fund Rate.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data dari OJK per 12 Juli 2024, ada sebanyak 98 pinjol yang legal atau resmi yang bisa digunakan oleh masyarakat dengan aman.
Baca Selengkapnya