Ini alasan industri minuman beralkohol tetap moncer meski banyak hambatan
Merdeka.com - Plt Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Ahmad Sigit Dwi Wahyono mengakui bahwa industri makanan dan minuman merupakan salah satu industri dengan kinerja paling moncer. Ini dikarenakan terus meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara di Indonesia.
"Meningkatnya wisatawan baik lokal maupun mancanegara ikut mendorong pesatnya industri beralkohol. Mengingat saat ini sudah mampu memproduksi minuman beralkohol jenis premium sebagai substitusi terhadap minuman beralkohol import," ungkapnya di Kompleks PT Multi Bintang Industri, Tangerang, Banten, Senin (13/8).
Tercatat, pertumbuhan industri makanan dan minuman pada triwulan pertama 2018, mencapai 12,70 persen. Sektor ini berkontribusi 35,4 persen terhadap PDB industri nonmigas.
-
Bagaimana Kemendag mendorong ekspor produk Tanah Air? 'Pemerintah pusat akan terus mendorong ekspor produk Tanah Air ke luar negeri seperti ini. Inikan hasil komunikasi kerja antara produsen dalam hal ini WKI dengan Pak Susanto Lee (Direktur Distributor Kara Marketing Malaysia) dengan atase kami Pak Deden di Malaysia, yang terus bekerja untuk mencarikan pasar di Malaysia, dan kami akan berniat merambah ke pasar Brunei, Vietnam, dan beberapa negara ASEAN lainnya,' ucap Didi Sumedi.
-
Kenapa produk UMKM Cianjur diminati di pasar ASEAN? Makanan, minuman dan produk barang elektronik buatan anak bangsa di Cianjur ini dikenal memiliki kualitas yang baik di mata dunia.
-
Bagaimana Pelindo berkontribusi pada perkembangan sektor pariwisata? 'Kami berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam mengembangkan sektor pariwisata Indonesia, sejumlah proyek penunjang wisata juga terus kami kebut salah satunya BMTH. Targetnya 2024 bisa beroperasi sehingga kunjungan Cruise akan bertambah,' ujarnya.
-
Bagaimana Kemenko Perekonomian tingkatkan daya saing industri? 'Perjalanan transformasi industri untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produknya masih Panjang, sehingga sinergi yang sudah terjalin selama ini harus dilanjutkan dan diperkuat lagi,' jelas Menko Airlangga.
-
Apa yang menjadi minuman utama di Jawa Barat? Teh tawar jadi minuman utama di setiap tempat makan.
-
Kenapa kopi durian menarik wisatawan? 'Rasanya memang betul-betul nikmat. Kenikmatan yang belum pernah kualami, jadi nikmat sekali. Bisa ketagihan kalau begini caranya,' kata Yana, konsumen lain dari Yogyakarta.
Sementara itu, kontribusi industri minuman beralkohol terhadap penerimaan negara dari pita cukai pada tahun 2017 sebesar Rp 5,2 triliun. Sedangkan nilai ekspor mencapai USD 7,6 juta pada 2017.
"Dari dulu pertumbuhannya pasti di atas pertumbuhan ekonomi bahkan bisa dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekspor industri periode Januari-Juni 2018, untuk minuman tumbuh 8,4 persen," imbuhnya.
Selain itu, untuk pemenuhan kebutuhan wisatawan beberapa produsen menjajaki pasar ekspor. Dalam lima tahun terakhir rata-rata pertumbuhan nilai ekspor 12 persen per tahun.
Kenyataan ini terbilang membanggakan, jika dibandingkan dengan negara produsen minuman beralkohol lain, seperti Thailand. Sebab adanya 'hambatan' berupa ketatnya pengawasan produksi minuman alkohol di dalam negeri.
Diketahui, sejak 1993 industri minuman beralkohol diawasi sangat ketat. Sejak dikeluarkannya Perpres No 54 tahun 1993, sudah tidak dibuka investasi baru untuk industri ini.
"Ya mereka (negara lain) kan tidak ada hambatan-hambatan tertentu ya. Kalau di Indonesia kan industri ini saja kita tutup untuk investasi. Itu kan merupakan hambatan. Yang ada hanya perluasan saja. Itu salah satu hambatan. memang ini kan tuntutan moral dari masyarakat Indonesia sendiri," jelasnya.
"Pembinaan untuk industri ini adalah pengendalian dan pengawasan baik dari aspek perizinan, produksi, mutu dan peredaran. Perpres 74/2014 tentang pengendalian dan pengawasan minuman beralkohol serta Permenperin 63/2014. Sebagai upaya agar produknya betul berkualitas dan aman dikonsumsi," lanjut dia.
Karena itu, untuk meningkatkan sektor industri minuman beralkohol, Pemerintah getol melancarkan berbagai kebijakan seperti, tax holiday maupun tax allowance.
"Kalau dari Kementerian Perindustrian kita dorong diberlakukan 4.0, jadi internet of things kemudian robotik dan sebagainya ini diharapkan bisa meningkatkan daya saing baik dalam aspek kapasitas maupun kualitas," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenperin mencatat volume produksi industri minuman beralkohol di tanah air pada 2023 mencapai 324,1 juta liter.
Baca SelengkapnyaSelama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaKhusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaIndustri makanan dan minuman juga dinilai sebagai subsektor yang strategis dan bisa menjadi sebuah investasi yang menarik bagi negara lain.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data dari Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), industri ini mencatatkan pertumbuhan rata-rata sebesar 10-15% per tahun sejak 2019.
Baca SelengkapnyaASRIM mencatat, tingkat penjualan secara umum mengalami pertumbuhan sebesar 3,1 persen dari 2022 hingga 2023 secara year on year.
Baca SelengkapnyaSubsektor tersebut antara lain teh, kopi, buah, coklat atau kakao, dan susu yang produksi dalam negerinya melimpah.
Baca SelengkapnyaKontraksi ini disebabkan oleh penurunan komponen pada sisi produksi. Ini karena maraknya peredaran rokok ilegal di pasaran, terutama rokok ilegal impor.
Baca SelengkapnyaGula merupakan bahan baku utama bagi industri minuman Indonesia. Sehingga, dengan naiknya harga gula dunia membuat pelaku usaha terbebani.
Baca SelengkapnyaHal itu dampak dari rencana Kementerian Keuangan yang akan menerapkan cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK).
Baca SelengkapnyaKontribusi tersebut diharapkan bisa menjadi modal utama untuk menarik lebih banyak investasi asing dengan tujuan dapat meningkatkan ekspor.
Baca SelengkapnyaGAPMMI meminta kejelasan maksud pemerintah dalam rencana pengenaan cukai minuman berpemanis.
Baca Selengkapnya