Ini alasan masyarakat pilih pinjam uang ke industri fintech
Merdeka.com - Perkembangan teknologi menjadi salah satu fakta yang tak bisa dihindari. Perusahaan wajib berinovasi agar tak terlindas dan ketinggalan. Salah satu benih dari perkembangan teknologi ialah munculnya industri financial technology (fintech) yang kian hari kian bertumbuh pesat.
Tidak hanya dari segi penyelenggara yang menjamur, peminjam-peminjam lewat fintech pun kian marak. Kemudahan dan kecepatan proses peminjaman menjadi alasan banyak orang memilih meminjam lewat fintech dibandingkan cara lainnya.
"Mudah saja sih. Kan aku pinjam di beberapa, ada yang prosesnya agak makan waktu, tapi ada juga yang cepat. Mengajukan, data komplet, nggak sampai setengah jam dana langsung masuk," cerita Diah Amelia yang merupakan salah satu karyawan swasta di Jakarta.
-
Dimana fintech lending memberikan pinjaman? Ternyata Ini Alasan Banyak Orang Pinjam Modal ke Pinjol Dibanding ke Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga Mei 2023 pembiayaan untuk pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), melalui jasa financial technology (fintech lending) mencapai Rp51,46 triliun.
-
Bagaimana cara mengajukan pinjaman di Fintech? Sementara syarat pengajuan pinjaman di Fintech lending umumnya dokumen yang dibutuhkan yaitu - Foto KTP - Swafoto amda - Mutasi rekening 4 bulan terakhir - Foto NPWP atau laporan penjualan di marketplace atau di sistem kasir digital
-
Apa layanan fintech yang paling diminati Gen Z? Salah satu layanan fintech yang paling diminati oleh mereka adalah Buy Now Pay Later (BNPL).
-
Kenapa orang lebih pilih pinjol dibanding bank? Peningkatan ini tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor, sehingga banyak orang yang beralih meminjam dana di fintech lending dibandingkan kredit di bank.
-
Kenapa orang pinjam uang di pinjol? Alibi kebanyakan orang, meminjam dana dari pinjol atau rentenir karena persyaratan yang sangat mudah.
-
Bagaimana Gen Z memanfaatkan fintech untuk belanja? Data menunjukkan bahwa 67 persen pengguna fintech memanfaatkan BNPL untuk berbelanja tanpa harus melakukan pembayaran di awal.
Seperti ditulis Antara, Diah bercerita bahwa semua berawal dari keisengannya mencoba salah satu aplikasi fintech lewat internet, dia kini bahkan telah menjadi borrower untuk beberapa penyelenggara fintech.
Katanya, memang tidak semua penyelenggara fintech bisa mengucurkan pinjaman dengan waktu kurang dari satu jam seperti itu. Namun dari pengalaman Diah, pengucuran dana fintech yang paling lama pun paling hanya berkisar 2—3 hari.
Diah mengaku selain meminjam lewat fintech, dia pun pernah meminjam Kredit Tanpa Agunan (KTA) di sebuah bank swasta. Hanya saja, proses jauh lebih ribet dan memakan waktu lebih panjang.
"Aku ada KTA, tapi itu agak rumit. Prosesnya juga agak-agak panjang. Maksudnya harus ketemu, survei, segala macam. Makan waktunya lebih dari seminggu. Jadi kalau untuk proses lebih cepat, mending fintech,” lanjut perempuan berusia 36 tahun ini.
Pinjaman dari fintech pun dianggap lebih pasti ketika ada kebutuhan mendesak. Ini dibandingkannya dengan meminjam ke orang lain secara konvensional. Pasalnya, ketika meminjam langsung ke orang lain, orang yang dituju belum tentu memiliki dana yang diperlukan.
"Ini istilahnya dengan cepat bisa masuk, tanpa harus bagaimana-bagaimana segala macam," kata Diah.
Senada, Nancy Simbolon, seorang make up artist yang berdomisili di Jakarta Selatan menuturkan, kecepatan memperoleh dana segar yang diperlukan membuat perempuan ini memilih meminjam dari fintech, ketimbang lembaga keuangan lainnya pada Februari lalu.
"Waktu itu tiba-tiba ada booking-an cukup banyak, dan ada beberapa alat yang saya belum punya. Jadi harus belanja dulu. Nah, dananya saya pinjam dari fintech. Jadi buat saya, fintech ini sangat-sangat memudahkan," akunya.
Tak banyak nominal yang dipinjam Nancy dari Uang Teman dan beberapa penyelenggara lain. Dari dua kali peminjaman, totalnya hanya mencapai Rp 1,1 juta. Pada pinjaman pertama, nominal yang diajukan hanya Rp 100 ribu.
"Jadi kan dapat rekomendasi dari teman untuk pinjam di situ. Istilahnya coba-coba dulu, kecil dulu. Jadi totalnya Rp1,1 juta," katanya.
Jangka waktu pengembalian yang dia pilih pun terbilang singkat, yakni hanya satu bulan. Menurutnya, beragamnya pilihan jangka waktu pengembalian merupakan kelebihan layanan fintech. Peminjam bisa memilih sesuai dengan kemampuannya mencicil pinjaman.
Terkait bunga, Nancy tak merasa keberatan. Menurutnya, bunga yang dikenakan masih dalam taraf wajar. Pengenaan bunga yang cenderung lebih tinggi ia anggap sebagai biaya dari layanan yang diterima.
Sementara itu, Arief Setianto, Pegawai Swasta, mengaku kepincut pada jasa layanan fintech lantaran kemudahan pencairan dana. Bahkan, pinjaman baru bisa dilakukan pada hari yang sama dengan pelunasan pinjaman.
"Ada fintech yang begitu lunas dan langsung minjam lagi, pas nggak ada hit, 10 menit kemudian dana bisa kembali masuk," katanya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
OJK mencatat, pembiayaan dari fintech lending terus meningkat. Tren ini seiring kemudahan akses pinjaman oleh layanan Fintech atau pinjaman online.
Baca SelengkapnyaAdanya pelaku UMKM yang mengajukan pinjaman melalui Fintech lending, disebabkan mereka yang selama ini belum dapat mengakses industri perbankan.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan perbankan digital ini didorong kuat oleh Gen Z dan generasi milenial.
Baca SelengkapnyaMereka tumbuh gara-gara perilaku masyarakat yang meminjam untuk kebutuhan konsumtif.
Baca SelengkapnyaTercermin dari outstanding pembiayaan yang sudah disalurkan mendekati Rp600 triliun.
Baca SelengkapnyaTingginya gaya hidup dan perilaku konsumtif menjadi penyebab anak muda terjerat pinjol.
Baca SelengkapnyaSaat ini, penetrasi kartu kredit oleh milenial maupun Gen Z hanya 7,60 persen.
Baca SelengkapnyaAda sejumlah cara agar masyarakat bisa melunasi utang pinjol.
Baca SelengkapnyaPay Later dinilai dapat memberikan manfaat yang optimal dalam memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaGenerasi Z menjadi kelompok yang mendominasi pengguna Paylater.
Baca SelengkapnyaSekitar 78 persen nasabah Indonesia kini menggunakan perbankan digital secara aktif, meningkat secara signifikan dari 57 persen pada 2017.
Baca SelengkapnyaAda beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat khususnya anak muda terjebak pinjol, salah satunya karena kemudahan akses teknologi dan internet.
Baca Selengkapnya