Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini alasan Moody's perkuat rating utang PGN

Ini alasan Moody's perkuat rating utang PGN Pipa Gas PGN. ©2014 merdeka.com/muhammad lutfhi rahman

Merdeka.com - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) telah mengumumkan rencana pendanaan akuisisi 51 persen saham PT Pertamina Gas (Pertagas) senilai Rp 16,6 triliun dalam tempo 90 hari ke depan. Keputusan manajemen untuk mendanai sepertiga nominal akuisisi dari kas internal (sekitar Rp 5,53 triliun), serta dua pertiga sisanya dari pinjaman perbankan (sekitar Rp 11,06 triliun) mendapat respons positif dari Lembaga Pemeringkat Moody's Investors Service.

Moody's resmi menaikkan peringkat PGN menjadi Baa2 dengan outlook stabil pada Jumat (6/7). Rating itu juga berlaku bagi surat utang emiten berkode saham PGAS tersebut. Penaikan rating ini dihitung usai PGN mengumumkan keputusan mengambil 51 persen saham Pertagas senilai Rp 16,6 triliun.

"Moody's memahami PGN berencana mendanai dana akuisisi tersebut dari utang baru dan kas internal yang sampai 31 Maret 2018 lalu jumlahnya mencapai USD 1,19 miliar," ujar Vice President sekaligus Analis Senior Moody's, Abhishek Tyagi dikutip dari risetnya.

Tyagi menjelaskan, keputusan perusahaannya untuk menaikkan rating utang PGN menjadi Baa2 dengan outlook stabil didasari oleh tiga faktor fundamental.

Pertama, meskipun utang baru untuk membeli saham Pertagas bakal melemahkan matriks keuangan PGN, namun angkanya masih aman karena lebih tinggi dari angka toleransi atas rating tersebut di kisaran 9-12 persen.

"Dalam beberapa tahun terakhir, PGN berhasil menjaga konsistensi peningkatan pendapatan meskipun terjadi penyesuaian harga gas dan tarif distribusi yang ditetapkan pemerintah. Jadi munculnya beban utang baru masih aman bagi PGN," kata Tyagi.

Kedua, akuisisi Pertagas dinilai Moody's bakal memperkokoh dominasi bisnis gas PGN di Indonesia baik di midstream maupun downstream. Sebab, pasca akuisisi rampung, PGN akan menjadi satu-satunya operator yang menguasai jaringan transmisi dan distribusi gas di dalam negeri.

"Jaringan pipa gas PGN akan bertambah 30 persen setelah akuisisi. Hal tersebut akan mendukung tercapainya efisiensi biaya operasi dan belanja modal perusahaan ke depan," jelasnya.

Sampai akhir kuartal I 2018, panjang pipa gas yang dimiliki PGN mencapai lebih dari 7.453 kilometer (km) atau setara dengan 80 persen pipa gas bumi nasional. Dari infrastruktur tersebut, PGN menyalurkan gas bumi ke 196.221 pelanggan industri maupun rumah tangga. Sementara panjang pipa yang dikelola Pertagas mencapai 2.438 km. Sehingga dengan bergabungnya dua perusahaan, maka PGN menguasai infrastruktur pipa gas bumi di Indonesia sebesar 96 persen.

Ketiga, faktor fundamental yang tidak kalah pentingnya adalah adanya dukungan pemerintah atas rencana bisnis PGN ke depan sebagai anak usaha dari holding BUMN Migas yaitu PT Pertamina (Persero).

Pengalihan 56,96 persen saham seri B milik Pemerintah di PGN ke Pertamina beberapa waktu lalu, ditambah dengan tetap dikuasainya saham seri A Dwiwarna PGN oleh negara, menurut Moody's merupakan jaminan atas setiap aksi korporasi korporasi yang dilakukan PGN ke depan.

"Kami meyakini Pemerintah Indonesia akan terus memberi dukungan bagi PGN untuk mengoptimalkan aset yang dimilikinya. Apalagi dengan tetap menguasai saham dwiwarna, maka pemerintah masih memiliki hak veto untuk menyetujui keputusan strategis yang baik untuk perusahaan ke depan," kata Tyagi.

Perlu diketahui, rating Baa2 dengan outlook stabil yang diberikan Moody's bukan hanya berlaku bagi pendanaan akuisisi 51 persen saham Pertagas saja. Namun termasuk upaya mencari pendanaan untuk akuisisi sisa 49 persen saham Pertagas dari Pertamina.

"Penegasan peringkat ini Moody's didasarkan atas harapan bahwa ke depan PGN akan mendanai kembali akuisisi sisa 49 persen saham Pertagas dan tetap mempertahankan keuangannya dengan baik. Sebaliknya, peringkat bisa diturunkan bila jika terjadi pelemahan keuangan PGN," pungkasnya.

Analis Senior PT Samuel Sekuritas Indonesia, Arandi Ariantara memperkirakan PGN tidak akan kesulitan dalam mencari pendanaan eksternal sekitar Rp 11,06 triliun untuk menuntaskan pembelian mayoritas saham Pertagas.

"PGN itu nett gearing ratio-nya hanya 43 persen di 2017 belum mencapai 100 persen atau 1 kali. Ketika dia meminjam US$ 800 juta dolar, itu nett gearing-nya hanya bertambah ke 91 persen atau tetap tidak sampai 1 kali. Sehingga kalau dia mau meminjam saja dari bank, itu masih kuat," jelas Arandi.

Dia menambahkan, selain itu PGN juga melakukan bisnis dalam denominasi dolar Amerika Serikat. Sehingga gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar, tidak berpengaruh pada pembukuan PGN.

"Jadi PGN bisa pinjam dalam denominasi dolar. Mau naik turun rupiah tidak berpengaruh ke mereka," katanya. (mdk/idr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kantongi Pendapatan USD 2,8 Miliar, PGN Raup Laba Bersih USD 263 Juta Hingga September 2024
Kantongi Pendapatan USD 2,8 Miliar, PGN Raup Laba Bersih USD 263 Juta Hingga September 2024

Kinerja operasi PGN mencatatkan kinerja volume penjualan niaga gas bumi 854 BBTUD, 57 BBTUD niaga LNG.

Baca Selengkapnya
PGN Lunasi Sisa Obligasi Setara Rp6,3 Triliun, Sumber Dananya Ternyata dari Sini
PGN Lunasi Sisa Obligasi Setara Rp6,3 Triliun, Sumber Dananya Ternyata dari Sini

Nilai pelunasan pada 2024 sesuai dengan sisa surat utang yang masih beredar usai beberapa aksi korporasi, yang dilakukan manajemen.

Baca Selengkapnya
PGN Kantongi Pendapatan USD 1,8 Miliar di Semester I-2024, Laba Bersih Tembus USD 187 Juta
PGN Kantongi Pendapatan USD 1,8 Miliar di Semester I-2024, Laba Bersih Tembus USD 187 Juta

Pendapatan perusahaan tercatat USD 1,839 miliar atau meningkat 3 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/yoy).

Baca Selengkapnya
Ditopang Kinerja LNG Trading, PGN Raup Laba Rp2,8 Triliun di Semester I-2024
Ditopang Kinerja LNG Trading, PGN Raup Laba Rp2,8 Triliun di Semester I-2024

Laba bersih itu diperoleh dari pendapatan konsolidasi sebesar 1USD ,84 miliar, laba operasi sebesar USD 293,2 juta dan lainnya.

Baca Selengkapnya
Resmi, PGN Dapat Tambahan Pasokan LNG dari Kilang Tangguh
Resmi, PGN Dapat Tambahan Pasokan LNG dari Kilang Tangguh

Upaya meningkatkan volume penjualan diberbagai wilayah terus dilakukan, baik di wilayah yang tersedia jaringan maupun penetrasi infrastruktur wilayah baru.

Baca Selengkapnya
Subholding Gas Pertamina Raup Pendapatan USD 3,65 Miliar Sepanjang 2023
Subholding Gas Pertamina Raup Pendapatan USD 3,65 Miliar Sepanjang 2023

PGN mengalirkan volume niaga sebesar 923 BBTUD untuk kebutuhan industri, komersial, transportasi, dan rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Pendapatan Konsolidasi PGN Capai USD 2,6 Miliar, Terbesar dari Niaga dan Transmisi Gas Bumi
Pendapatan Konsolidasi PGN Capai USD 2,6 Miliar, Terbesar dari Niaga dan Transmisi Gas Bumi

PGN juga memastikan memiliki tim kerja yang andal melalui pengembangan kompetensi dan implementasi HSSE untuk kenyamanan bekerja.

Baca Selengkapnya
PGN Jamin Pasokan Gas untuk Industri, Termasuk Skema HGBT
PGN Jamin Pasokan Gas untuk Industri, Termasuk Skema HGBT

PGN berkomitmen mendukung seluruh kebijakan pemerintah termasuk pelaksanaan penyaluran gas bumi kepada industri.

Baca Selengkapnya
Langkah PGN Ekspansi Gas Bumi di Sektor Industri
Langkah PGN Ekspansi Gas Bumi di Sektor Industri

PGN berkomitmen untuk menjaga ketersediaan pasokan gas bumi agar dapat dimanfaatkan secara optimal.

Baca Selengkapnya
PGN Lunasi Obligasi Berdedominasi Dolar AS, Segini Nilainya
PGN Lunasi Obligasi Berdedominasi Dolar AS, Segini Nilainya

PGN Lunasi Obligasi Berdedominasi Dolar AS, Segini Nilainya

Baca Selengkapnya
Naik Lagi, Utang Pemerintah Kini Tembus Rp7.805 Triliun
Naik Lagi, Utang Pemerintah Kini Tembus Rp7.805 Triliun

Jika dibandingkan dengan posisi akhir bulan Mei 2023, mengalami kenaikan Rp17,68 triliun.

Baca Selengkapnya
Banyak Moda Transportasi Manfaatkan Gas Bumi, Diyakini Mampu Tingkatkan Daya Saing RI
Banyak Moda Transportasi Manfaatkan Gas Bumi, Diyakini Mampu Tingkatkan Daya Saing RI

Strategi PGN Grup Tingkatkan Fleksibilitas Layanan Gas Bumi.

Baca Selengkapnya