Ini Alasan Pemerintah Perluas Cakupan Paket Kebijakan Ekonomi XVI
Merdeka.com - Pemerintah Jokowi-JK meluncurkan tiga kebijakan baru dalam penyempurnaan Paket Kebijakan Ekonomi XVI. Penyempurnaan kebijakan ini dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi domestik dan gonjang-ganjing ekonomi global yang belum mereda.
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, menjelaskan lebih rinci terkait alasan pemerintah menerbitkan tiga poin tambahan pada paket kebijakan XVI. Pertama, pemerintah memprediksi guncangan ekonomi global masih akan terjadi hingga 2019.
Faktor lain adalah kebijakan normalisasi moneter di Amerika Serikat diperkirakan masih akan terus berlanjut. Salah satunya adalah kebijakan bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang berencana menaikkan kembali suku bunga acuannya (Fed Fund Rate) hingga dua hingga tiga kali lagi.
-
Apa tren terbaru di kabinet Jokowi? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Apa fokus kebijakan pangan Jokowi? Kebijakan pangan dan pertanian pada era Jokowi secara umum sudah relatif bagus. Dari sisi produksi juga sudah dilakukan diversifikasi sumber, termasuk food estate dan pemberdayaan lahan rawa.
-
Bagaimana Menko Perekonomian ingin memperkuat kerja sama ekonomi? "Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Kenapa Jokowi reshuffle kabinetnya? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle kabinet menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Siapa yang mengapresiasi kebijakan Jokowi? Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang pangan dan pertanian mendapatkan apresiasi dari Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo.
"Kemudian perang dagang mudah-mudahan sedikit mereda kalau nanti dalam minggu depan ini pertemuan G20 mudah-mudahan ketemu Donald Trump dengan Jin Ping ada harapan mereda. Walaupun arah ke Jepang kelihatannya. Jadi masih belum mereda betul," ujarnya di Istana Negara, Jakarta, Jumat (16/11).
Menko Darmin menjelaskan membaiknya ekonomi Amerika dan kenaikan suku bunga FFR (Fed Fund Rate) akan mempengaruhi aliran modal di pasar dunia. Hal tersebut mengakibatkan mata uang Dolar Amerika Serikat (USD) akan kembali ke Amerika dan keluar (outflow) dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Volatilitas harga minyak dan komoditas utama di pasar dunia masih tinggi. Di sisi lain, Indonesia juga masih mengalami tekanan pada capital outflow atau aliran dana keluar. "Harga komoditas juga masih fluktuasi tertuang crude oil. Itu masih akan diikuti oleh langkah-langkah normalisasi kenaikan FFR. Kita juga masih melihat tekanan terhadap capital outflow masih ada," jelas Menko Darmin.
Dengan seluruh kondisi ini pemerintah tetap optimistis aliran modal tetap akan masuk ke Indonesia karena pemerintah merespons dengan menerbitkan kebijakan baru yang membuat Indonesia tetap menarik di mata investor. Penerbitan kebijakan baru ini juga membuat kepercayaan investor meningkat terhadap Indonesia.
"Kita harus merumuskan juga untuk memberi kepercayaan diri kepada pemilik dana sehingga mereka masuk, apakah itu short term atau jangka panjang," pungkasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan PDB selama 10 tahun Jokowi memperlihatkan pencapaian positif bagi ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaIsu yang beredar, mulai dari pembatalan kenaikan UKT yang tinggi, hingga masalah yang menyeret Kejaksaan Agung dan Polri
Baca SelengkapnyaPenambahan anggaran ini diperlukan seiring meningkatnya jumlah petani calon penerima pupuk subsidi.
Baca SelengkapnyaTantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi bicara mengenai solidaritas internasional yang menurun di tengah ketegangan geopolitik.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi blak-blakan alasan buka keran impor besar-besaran.
Baca SelengkapnyaInsentif ini akan diberikan kepada sektor properti dan perumahan berupa adanya pelonggaran pajak yang akan ditanggung oleh pemerintah.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya fragmentasi ekonomi dan geopolitik yang bersumber tidak hanya dari konflik Rusia-Ukraina, namun juga tensi geopolitik antara China dan AS.
Baca SelengkapnyaJokowi tidak merinci program apa saja yang harus difokuskan. Dia hanya pesankan program kerja dari presiden terpilih 2024 yang harus diakomodir.
Baca SelengkapnyaPer Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaIndonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaRAPBN 2025 harus memperhatikan program presiden terpilih 2024-2029.
Baca Selengkapnya