Ini alasan Pemprov DKI tak bisa kurangi jumlah kendaraan bermotor
Merdeka.com - Ketua Dewan Pakar Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Danang Parikesit mengungkapkan alasan mendasar yang menyebabkan upaya pengurangan kendaraan bermotor di DKI Jakarta seperti tidak membuahkan hasil.
Menurutnya, akan sangat sulit bagi pemerintah daerah khususnya DKI Jakarta melakukan pemangkasan jumlah kendaraan bermotor. Sebab, 70 persen Pendapatan Asli Daerah (PAD) DKI Jakarta, berasal dari pajak kendaraan bermotor.
"Pendapatan asli, jadi bukan bagi hasil atau dana alokasi itu, 70 persen pendapatan DKI Jakarta itu dari pajak kendaraan bermotor. 30 persen dari pajak, retribusi properti," ungkapnya di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Rabu (13/9).
-
Apa penyebab kemacetan parah di Jakarta? 'Kalau kemarin itu karena banjir di beberapa titik banjir. Kalau tadi malam hanya kepadatan karena aktivitas masyarakat untuk buka puasa, itu saja,' jelasnya.
-
Kenapa kemacetan di Jakarta semakin parah? Indeks kemacetan DKI Jakarta naik dari peringkat ke-46 menjadi posisi ke-29 kota termacet di dunia. Berdasarkan riset TomTom InterInternational.
-
Bagaimana cara Pemprov DKI mengatasi kemacetan Jakarta? Pemprov DKI juga bakal memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI). Menurut Kepala Dishub DKI Syafrin Liputo, pihaknya sedang memproses kerja sama dengan Google Inc.
-
Kenapa kemacetan Jakarta makin parah? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
-
Bagaimana Pemprov DKI atasi macet Jakarta? Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dishub DKI Jakarta bersama Ditlantas Polda Metro Jaya tengah mengkaji pengaturan pembagian jam kerja.
-
Mengapa kemacetan di Jakarta berkurang? Karena, fenomena kemacetan saat jam pulang kerja terjadi karena aktivitas kegiatan menjelang buka puasa.
Dia menegaskan pemerintah tentu sulit memangkas jumlah kendaraan bermotor di DKI. Sebab, hal ini akan berdampak pada penurunan pendapatan daerah.
"Saya tahu kenapa Pemda sulit sekali lakukan pembatasan kendaraan bermotor sangat sulit. Kalau jumlah kendaraan dikurangi bukan persoalan pertumbuhan ekonomi, tapi ekonomi daerah," kata Danang.
Untuk itu, perlu melakukan perubahan struktur pendapatan. Pemerintah Daerah perlu mengembangkan sumber-sumber pendapatan baru, salah satunya proyek Transit Oriented Development (TOD), sebab ada cukup banyak benefit yang akan diperoleh.
"Contohnya ada proyek namanya TOD, itu meningkatkan nilai dari aset tanah kan. Selain itu angkutan umumnya akan bagus, lahan di sekitar nilainya tinggi sehingga secara bisnis pasti bagus, dan karena pengembangan di sekitar kawasan naik tentu PAD juga pasti naik," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kualitas udara Jakarta berada pada titik terburuk dan mengancam kesehatan.
Baca SelengkapnyaPengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai penerapan ganjil-genap 24 jam tidak efektif untuk menekan polusi udara di DKI.
Baca SelengkapnyaTilang dinilai tidak efektif untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam melakukan uji emisi.
Baca SelengkapnyaKetua DPRD DKI ke Dishub: Jangan Sok Cegat Mobil Orang, Bikin Macet!
Baca SelengkapnyaPembatasan kendaraan pribadi di Jakarta bertujuan untuk mendorong penggunaan transportasi umum, mengatasi kemacetan, dan mengurangi emisi gas buang.
Baca SelengkapnyaZulkifli menjabarkan dampak kerugian yang timbul akibat kemacetan yang ada di Jakarta tembus Rp100 triliun per tahun.
Baca SelengkapnyaTeknologi ETLE nantinya akan dihubungkan dengan data Pemprov DKI dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Baca SelengkapnyaSebanyak 49,2 persen warga tidak setuju terkait pembatasan usia kendaraan di Jakarta karena faktor ekonomi.
Baca SelengkapnyaPenanganan polusi di Jakarta perlu melibatkan semua pihak
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengesahkan UU Nmoor 2 Tahun 2024 tentang Daerah Khusus Jakarta pada 25 April 2024 lalu.
Baca Selengkapnya