Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini Alasan Pencairan Klaim Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Lambat

Ini Alasan Pencairan Klaim Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Lambat Vaksin Corona Covid 19. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Sejumlah rumah sakit rujukan pasien Covid-19 mengeluhkan lambatnya pencairan pembayaran klaim dari pemerintah. Padahal pembayaran klaim dibutuhkan agar rumah sakit bisa menjalankan operasional dengan baik.

Deputi III Bidang Perekonomian Kantor Staf Presiden, Panutan Sulendrakusuma membeberkan, penyebab pencairan klaim rumah sakit tidak bisa dilakukan dengan cepat. Hal ini karena diperlukan akuntabilitas terkait data.

"Sebagai contoh, misalnya, klaim ke rumah sakit. Itu kenapa agak terhambat karena, ada yang harus di verifikasi untuk memenuhi prinsip-prinsip akuntabilitas," kata Panutan dalam diskusi online, Jakarta, Rabu (21/7).

Orang lain juga bertanya?

Keakuratan data dan perhitungannya diperlukan karena selama ini pemerintah mendesain belanja negara untuk kondisi normal. Sementara yang terjadi saat ini diluar perkiraan sehingga butuh anggaran yang luar biasa.

"Intinya adalah bahwa sistem manajemen nasional kita di desain untuk kondisi-kondisi yang normal bukan extraordinary," kata Panutan.

Untuk mempercepat pencairan klaim, pemerintah berupaya melakukan langkah-langkah tepat dengan bantuan pengawasan dari aparat penegak hukum. Di antaranya adalah Jaksa Agung dan Kapolri.

"Beliau-beliau ini diberikan jaminan bahwa jangan takut untuk segera mengeluarkan segala bentuk bantuan sosial. Asal memang dipenuhi, tidak ada itikad buruk di sana. Itu kemudian juga harus prinsip-prinsip akuntansi di atasnya harus dipenuhi," tandasnya.

Kemenkes Sudah Bayar Klaim Rumah Sakit untuk Pasien Covid Sebesar Rp22,88 Triliun

Kementerian Kesehatan menyatakan sudah membayarkan klaim rumah sakit untuk pasien Covid-19 sebesar Rp22,880 triliun. Kemenkes sudah mentransfer biaya tersebut ke rumah sakit.

"Kami sudah melakukan total pembayaran. Jadi sekitar Rp22,88 triliun yang sudah kami transfer ke rumah sakit," kata Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes Rita Rogayah saat jumpa pers virtual, Rabu (21/7).

Rita menyebut, jumlah tersebut terdiri dari dua bagian. Yaitu untuk tagihan rumah sakit di tahun 2021 sebesar Rp14,713,874 triliun dan tagihan RS di tahun 2020 Rp8,166,981 triliun.

"Di mana transfer ini terdiri dari bulan layanan pasien pasien di tahun 2021, kemudian kami juga memproses pembayaran tunggakan. Apa itu tunggakan? itu adalah pelayanan pasien yang telah diberikan di tahun 2020 sebesar Rp8,166,981 triliun," tuturnya.

Rita mengatakan, yang diistilahkan sebagai tunggakan adalah semua pelayanan RS di tahun yang ditagihkan di tahun 2021.

"Jadi kami selama ini berproses membayarkan layanan yang sedang berjalan di tahun 2021 dengan layanan yang sudah selesai tapi rumah sakitnya menagihnya di tahun 2021, jadi kalau yang ditagihkan di tahun 2021 tapi pelayanannya di tahun 2020 itulah yang kita sebut tunggakan," pungkasnya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
BPJS Kesehatan Sebut Waktu Pembayaran Klaim ke Faskes Lebih Cepat dari Ketentuan
BPJS Kesehatan Sebut Waktu Pembayaran Klaim ke Faskes Lebih Cepat dari Ketentuan

Hingga 2023 BPJS Kesehatan membayar klaim ke fasilitas kesehatan sebesar 158,8 triliun.

Baca Selengkapnya
Kepala BPKH Fadlul Imansyah Raih Gelar Doktor di UI
Kepala BPKH Fadlul Imansyah Raih Gelar Doktor di UI

Dalam disertasinya, Fadlul menemukan adanya hubungan yang kompleks antara kinerja keuangan rumah sakit swasta dengan kualitas pelayanan bagi peserta JKN.

Baca Selengkapnya
Gaji Pegawai PTDI Dicicil, Erick Thohir Ungkap Alasan Sebenarnya
Gaji Pegawai PTDI Dicicil, Erick Thohir Ungkap Alasan Sebenarnya

Proses pembayaran gaji yang tak utuh ini telah dikomunikasikan langsung kepada perwakilan karyawan PTDI.

Baca Selengkapnya
Insentif 6 Bulan Tak Dibayar, Dokter RSUD Soe Mogok Layani Pasien
Insentif 6 Bulan Tak Dibayar, Dokter RSUD Soe Mogok Layani Pasien

Puluhan dokter kompak mogok layani pasien sampai insentif mereka dibayar.

Baca Selengkapnya
Kata Kemenkes soal Dokter Mogok Layani Pasien Gara-Gara Insentif 6 Bulan Belum Dibayar
Kata Kemenkes soal Dokter Mogok Layani Pasien Gara-Gara Insentif 6 Bulan Belum Dibayar

Dokter di RSUD Soe menolak melayani pasien karena insentifnya selama enam bulan belum dibayar.

Baca Selengkapnya
BPJS Kesehatan Gelontorkan Dana Klaim Hingga Rp113,47 Triliun di 2022
BPJS Kesehatan Gelontorkan Dana Klaim Hingga Rp113,47 Triliun di 2022

BPJS Kesehatan mencatat, jumlah peserta JKN pada 2022 mencapai 248,7 juta jiwa, naik dibandingkan 2021 yang mencapai 235,7 juta jiwa.

Baca Selengkapnya
Penyaluran Dana KUR Melambat, Baru 78 Persen dari Target
Penyaluran Dana KUR Melambat, Baru 78 Persen dari Target

Per hari ini, penyaluran KUR baru mencapai Rp233,5 triliun.

Baca Selengkapnya
Masuk Endemi Covid-19, BPJS Kesehatan Jamin untuk Peserta JKN
Masuk Endemi Covid-19, BPJS Kesehatan Jamin untuk Peserta JKN

Pemerintah telah mengumumkan perubahan dalam mekanisme penjaminan pelayanankesehatan terkait Covid-19

Baca Selengkapnya
VIDEO: THR & Gaji Ke-13 Bisa Terlambat Dibayar, Ini Kata Sri Mulyani
VIDEO: THR & Gaji Ke-13 Bisa Terlambat Dibayar, Ini Kata Sri Mulyani

Sri Mulyani juga tidak menutup kemungkinan terjadinya keterlambatan pembayaran.

Baca Selengkapnya
INFOGRAFIS: Modus Rumah Sakit Curangi Klaim BPJS Kesehatan
INFOGRAFIS: Modus Rumah Sakit Curangi Klaim BPJS Kesehatan

KPK menemukan setidaknya ada tiga RS swasta yang melakukan klaim fiktif kepada BPJS Kesehatan

Baca Selengkapnya
Semrawut RSUD Haulussy Ambon: Pasien dan Tenaga Medis Terkunci di RS Dampak Tuntutan Ganti Rugi Lahan
Semrawut RSUD Haulussy Ambon: Pasien dan Tenaga Medis Terkunci di RS Dampak Tuntutan Ganti Rugi Lahan

Pintu gerbang masuk RSUD dr. M. Haulussy Ambon, Maluku, digembok oleh pihak Yohanes Tisera alias Buke selaku pemilik lahan.

Baca Selengkapnya
OPINI: Kanker di Indonesia: Pemahaman yang Salah, Data Amburadul, Kebijakan Sekadar Beli Alat Mahal
OPINI: Kanker di Indonesia: Pemahaman yang Salah, Data Amburadul, Kebijakan Sekadar Beli Alat Mahal

Kanker di Indonesia: Pemahaman yang Salah, Data Amburadul, Kebijakan Sekadar Beli Alat Mahal

Baca Selengkapnya