Ini alasan Presiden Jokowi gencar bangun angkutan massal

Merdeka.com - Presiden Joko Widodo menginginkan masyarakat agar bisa membiasakan diri menggunakan angkutan massal yang saat ini terus dibangun pemerintah. Pemakaian kendaraan umum sebagai upaya mengurangi kemacetan di jalan raya.

"Tanpa ada pembangunan angkutan massal yang memadai maka akan terus terjadi kemacetan. Semua kota di dunia juga akan macet kalau tidak ada pembangunan angkutan massal," kata Presiden Joko Widodo seperti dikutip dari Antara saat meresmikan Kereta Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang, Senin (21/5).

Presiden mengatakan pembangunan kereta bandara di Padang ini adalah yang ketiga setelah di Jakarta dan Medan. Presiden mengatakan, kereta bandara di Soekarno-Hatta misalnya dibangun untuk memudahkan masyarakat menuju bandara dengan waktu singkat.

Di Jakarta, kata presiden, penumpang yang akan menuju ke Bandara Soekarno-Hatta bisa memakan waktu berjam-jam. "Bisa satu jam, bisa dua jam, bisa tiga jam tergantung seperti apa macetnya," kata Presiden Jokowi.

Maka untuk mengurangi kepadatan di jalan raya, kata Presiden Jokowi, pemerintah sedang membangun fasilitas transportasi massal seperti LRT, MRT, busway, serta kereta komuter.

Di Padang, kata presiden, pemerintah juga ingin memberlakukan hal sama, yaitu membangun sarana angkutan massal yang aman dan memadai. Salah satunya kereta BIM.

Untuk menarik minat masyarakat gunakan kereta bandara, pemerintah memberikan subsidi tarif. Masyarakat nantinya cukup membayar Rp 10.000 per penumpang dari Padang ke BIM. "Harga itu murah sekali. Coba kalau naik mobil bisa berjam-jam dan lebih mahal ongkosnya," kata Presiden Jokowi.

Presiden mengatakan pula kapasitas tampung BIM akan terus ditingkatkan dari sekarang 2,6 juta penumpang per tahun menjadi 5,7 juta penumpang akhir 2019.