Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini alasan Sri Mulyani ngotot minta modal Rp 2 triliun untuk PT KAI

Ini alasan Sri Mulyani ngotot minta modal Rp 2 triliun untuk PT KAI sri mulyani. ©2015 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebesar Rp 2 triliun ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. PMN tersebut rencananya akan digunakan untuk menunjang kemampuan PT KAI dalam menjalankan pembangunan sarana dan prasarana LRT Jabodebek.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pembangunan LRT merupakan penugasan dari pemerintah. Sehingga sangat diperlukan pembiayaan dalam pembangunan tersebut, mengingat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak mampu membiayai secara keseluruhan.

"Kita melakukan ini karena ini kombinasi, di satu sisi pemerintah mendorong pembangunan infrastruktur, dan APBN pemerintah tidak mampu. Sehingga kita melakukan beberapa skenario agar pembangunan tetap tercapai. Paling tidak akan mengurangi biaya yang sangat tinggi," kata Sri Mulyani di gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (19/7).

Orang lain juga bertanya?

Selain untuk LRT, PMN ini diperlukan PT KAI untuk mendukung proyek strategis nasional, melaksanakan program pemerintah sesuai Perpres No 49 tahun 2017, memperkuat struktur permodalan, dan menjaga stabilitas keuangan perusahaan.

Dengan demikian, pemerintah meminta agar Komisi VI DPR RI bisa menyetujui pemberian PMN tunai kepada PT KAI. "Landasannya adalah Perpres yang dua kali telah direvisi, dan ini tujuannya agar KAI mampu menjadi baik investor atau pemilik dan operator," imbuhnya.

Seperti diketahui, Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI masih belum menyetujui permohonan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk PT PT Kereta Api Indonesia sebesar Rp 2 triliun dan PMN non tunai untuk PT Djakarta Lloyd sebesar Rp 379 miliar, dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Perubahan 2017.

Belum disetujuinya permohonan ini dikarenakan banyak anggota Komisi VI DPR RI yang tidak sependapat dengan PMN tersebut. Seperti Anggota Komisi VI DPR RI, Bambang Haryo Soekartono yang secara tegas menolak tambahan PMN kepada KAI, khususnya untuk pembangunan LRT.

"Saya orang paling tidak setuju untuk PMN LRT. Angkutan tidak efisien, karena di Jepang banyak kecelakaan akibat LRT, ini bahaya. Pembangunan LRT Palembang saja butuh anggaran Rp 10 triliun. Ini bisa dipakai buat beli 100 rangkaian kereta karena satu rangkaian kereta saja hanya Rp 70 miliar," kata Bambang di gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (13/7).

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
KAI Dapat Suntikan Modal Rp2 Triliun tapi DPR Minta Ini
KAI Dapat Suntikan Modal Rp2 Triliun tapi DPR Minta Ini

Pemerintah perlu menyampaikan roadmap perkeretaapian Indonesia tentang kebutuhan transportasi penduduk.

Baca Selengkapnya
Pakai Dana APBN, PT PII Siap Jamin Utang Kereta Cepat Whoosh
Pakai Dana APBN, PT PII Siap Jamin Utang Kereta Cepat Whoosh

Besaran penjaminan akan disesuaikan dengan kemampuan keuangan PT PII.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Ajukan Penyertaan Modal Negara untuk 4 BUMN Senilai Rp6,1 Triliun
Sri Mulyani Ajukan Penyertaan Modal Negara untuk 4 BUMN Senilai Rp6,1 Triliun

Untuk Badan Bank Tanah dimohonkan Rp1 triliun ini akan digunakan untuk pemenuhan modal bank tanah sesuai dengan amanat pasal 43 ayat 1 PP 64 tahun 2021.

Baca Selengkapnya
Rieke PDIP Minta Rincian Data PMN BUMN 5 Tahun Terakhir, Sindir Utang Kereta Cepat
Rieke PDIP Minta Rincian Data PMN BUMN 5 Tahun Terakhir, Sindir Utang Kereta Cepat

Rieke mengatakan, total alokasi yang telah digelontorkan negara kepada BUMN sebesar Rp243 T

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Minta Restu Komisi XI Cairkan Dana PNM Rp28,15 Triliun untuk 3 BUMN Awal Tahun 2024
Sri Mulyani Minta Restu Komisi XI Cairkan Dana PNM Rp28,15 Triliun untuk 3 BUMN Awal Tahun 2024

Sebelum dicairkan, Sri Mulyani mengatakan anggaran PMN ketiga BUMN tersebut harus melalui tahapan pendalaman oleh Komisi XI DPR-RI.

Baca Selengkapnya
Sempat Ditolak, Kini Pemerintah Jadikan APBN Sebagai Jaminan Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Sempat Ditolak, Kini Pemerintah Jadikan APBN Sebagai Jaminan Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung tetap meminta Kementerian BUMN untuk membuat skema pengawasan keuangan di tubuh PT KAI.

Baca Selengkapnya
1.088 Unit KRL Berusia 30 Tahun, KAI Minta PMN Rp2 Triliun untuk Peremajaan
1.088 Unit KRL Berusia 30 Tahun, KAI Minta PMN Rp2 Triliun untuk Peremajaan

Terlebih, volume penumpang KRL Jabodetabek ke depan akan terus bertambah hingga mencapai 362 juta orang pada 2025.

Baca Selengkapnya
Daftar 20 BUMN yang Dapat Suntikan Modal Tunai dan Non Tunai
Daftar 20 BUMN yang Dapat Suntikan Modal Tunai dan Non Tunai

Penyertaan modal negara ini akan melibatkan BPK untuk memastikan akuntabel kinerja BUMN.

Baca Selengkapnya
Anggaran Polri Ternyata Ketiga Terbesar di Antara Kementerian dan Lembaga
Anggaran Polri Ternyata Ketiga Terbesar di Antara Kementerian dan Lembaga

Pagu indikatif Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di tahun 2024 sebesar Rp99,26 triliun.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Minta Suntikan Modal buat Lembaga Pembiayaan Ekspor Rp10 Triliun
Sri Mulyani Minta Suntikan Modal buat Lembaga Pembiayaan Ekspor Rp10 Triliun

Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sudah membaik.

Baca Selengkapnya
Beli Puluhan Rangkaian KRL Hingga 2027, KCI Minta Uang ke Negara
Beli Puluhan Rangkaian KRL Hingga 2027, KCI Minta Uang ke Negara

KCI masih menghitung nominal PMN yang akan diminta ke negara

Baca Selengkapnya
Tata Kelola BUMN di Bawah Kementerian Keuangan Jadi Sorotan, Ada Apa?
Tata Kelola BUMN di Bawah Kementerian Keuangan Jadi Sorotan, Ada Apa?

Ryan menyampaikan, Kementerian BUMN yang sudah melakukan sejumlah terobosan besar melalui transformasi saja masih dihadapkan pada sejumlah persoalan.

Baca Selengkapnya