Ini bedanya sistem digital dengan RFID dalam penyaluran BBM
Merdeka.com - PT Pertamina (persero) berencana menerapkan sistem digital pada penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM). Sebelumnya Pertamina juga telah menggagas penggunaan Radio Frequency Identification (RFID) untuk penyaluran BBM.
Vice President Retail Fuel Marketing Pertamina Jumali mengatakan, konsep penggunaan teknologi digital berupa RFID untuk membatasi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada kendaraan.
Alat pembatas tersebut berupa ring besi yang ditempel pada mulut tangki bahan bakar mobil dan nozzle, sehingga ketika konsumsi BBM bersubsidi sudah melebihi batas yang ditentukan maka nozzle tidak mengeluarkan BBM bersubsidi.
-
Mengapa Pertamina melakukan digitalisasi dalam penyaluran BBM subsidi? Ini menjadi upaya bagaimana Pertamina Patra Niaga memastikan penyaluran BBM dan LPG bersubsidi semakin transparan penyalurannya.
-
Bagaimana Pertamina mengurangi penyalahgunaan BBM? Sejak implementasi exception signal ini pada tanggal 1 Agustus 2022 hingga 31 Desember 2023, Pertamina telah berhasil mengurangi risiko penyalahgunaan BBM bersubsidi senilai US$ 200 juta atau sekitar Rp 3,04 trilliun.
-
Kenapa Pertamina mengimplementasikan sistem digitalisasi ? PIEDCC menjadi salah satu bagian penting dalam transformasi digital yang dijalankan perusahaan untuk memastikan seluruh proses bisnis Pertamina berjalan dengan baik. Termasuk, memonitor proses distribusi dan ketersediaan pasokan energi selama masa Satgas Natal dan Tahun Baru (Nataru).
-
Apa yang baru dari aturan BBM Subsidi? Pemerintah segera merilis aturan baru mengenai penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite dan jenis BBM tertentu JBT Solar Subsidi.
-
Kenapa BPH Migas pantau penggunaan BBM subsidi? 'Kunjungan kerja dan verifikasi lapangan ini merupakan salah satu wujud tugas dan fungsi BPH Migas untuk melakukan pengaturan, pengawasan, dan verifikasi terhadap kelancaran dan ketepatan pelaksanaan pendistribusian BBM subsidi. Kami melakukan monitoring terkait kuota BBM subsidi ASDP dan realisasinya, di mana ASDP merupakan salah satu konsumen pengguna,'
-
Bagaimana menghitung konsumsi BBM? Untuk menentukan konsumsi bahan bakar menggunakan metode full to full, pertama-tama catat angka odometer pada saat mengisi tangki bensin hingga penuh. Setelah itu, catat angka odometer lagi setelah melakukan pengisian ulang. Hitung selisih antara kedua angka tersebut dan bagi dengan jumlah liter bahan bakar yang diisi ulang.
"Konsepnya berbeda dengan PT Inti yang memasang RFID, kalau RFID kita mempertemukan ring yang dipasnag di nozzle dan dimobil, jadi saling ketemu," kata Jumali, di Jakarta, Selasa (21/8).
Jumali menambahkan, sistem teknologi digital baru yang akan dipasang, bertujuan untuk mencatat konsumsi BBM bersubsidi agar jauh lebih akurat. Teknologi digital tersebut berupa sensor yang dipasang pada tangki pendam BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) bersubsidi dan nozzel penyalur BBM ke tangki kendaraan.
"Ini tidak seperti RFID, kita pasang perangkat di dispanser untuk mencatat, sehingga dengan teknologi ini lebih visibel," tuturnya.
Menurut Jumali, program RFID yang sempat digalakan Pertamina, dengan tujuan untuk membatasi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi saat ini telah dihentikan.
"Sudah tidak berlaku lagi (program RFID)," tegasnya.
Sebelumnya, Senior Vice President Corporate ICT PT Pertamina Jeffrey Tjahja Indra mengatakan, Pertamina dengan Telkom sepakat melakukan sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), untuk membangun sistem digital dalam penyaluran BBM di Indonesia.
Direktur enterprise and business Telkom Dian Rachmawan mengungkapkan, Telkom akan mendukung rencana penerapan sistem digital pada SPBU, karena telah memiliki infrastruktur digital. Namun untuk memenuhi target penerapan sistem digital pada 5.518 SPBU di seluruh Indonesia, merupakan tugas yang berat. Meski begitu, perusahaan tersebut berupaya secepat mungkin.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penggunaan teknologi informasi bisa mengurangi risiko penyalahgunaan BBM bersubsidi.
Baca SelengkapnyaLuhut menyebut, pemanfaatan AI untuk penyaluran BBM subsidi jenis Pertalite akan menghemat APBN sekitar Rp90 triliun.
Baca SelengkapnyaSebaliknya kata Luhut, ke depan penjualan BBM akan menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI).
Baca SelengkapnyaPada 2023, Pertamina telah mengimplementasikan berbagai strategi serta terus meningkatkan infrastruktur dan teknologi pendukung.
Baca SelengkapnyaPembatasan konsumen Solar subsidi ini nantinya akan diatur langsung di dalam peraturan presiden.
Baca SelengkapnyaRevisi Perpres 191/2014 akan memperbaiki skema penyaluran BBM dengan pemanfaatan teknologi informasi.
Baca SelengkapnyaLuhut tak sepakat dengan istilah pengetatan BBM subsidi. Program ini disebutnya lebih kepada penyaluran BBM Pertalite dan Solar agar lebih tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaBPH Migas berkomitmen mempercepat penyelesaian tindak lanjut aduan masyarakat mengenai pendistribusian BBM subsidi, seperti di regional Sumatera Bagian Selatan.
Baca SelengkapnyaTujuan dari revisi Perpres 191 adalah untuk menghindari penyalahgunaan subsidi yang seharusnya ditujukan kepada masyarakat kelas bawah.
Baca SelengkapnyaArifin mengatakan, Kementerian ESDM sudah siap untuk melaksanakan kebijakan tersebut tahun ini.
Baca SelengkapnyaSehingga, penyaluran BBM subsidi bisa menyasar konsumen yang lebih tepat sasaran, agar tidak dipakai oleh masyarakat yang tidak berhak.
Baca SelengkapnyaPemerintah membuat aturan baru mengenai siapa saja yang berhak menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Baca Selengkapnya