Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini cara agar Pertamina jadi perusahaan energi kelas dunia

Ini cara agar Pertamina jadi perusahaan energi kelas dunia Pertamina. Merdeka.com/Dwi Narwoko

Merdeka.com - PT Pertamina digadang-gadang bakal menjadi perusahaan energi kelas dunia (world class company). Perusahaan pelat merah ini disebut telah menjalankan kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip tata kelola korporasi yang baik sehingga bisa berdaya saing tinggi di dalam era globalisasi.

Untuk menjadi perusahaan kelas dunia, Pertamina telah menetapkan strategi jangka panjang perusahaan, yaitu Aggressive in Upstream, Profitable in Downstream. Pertamina melakukan ekspansi bisnis hulu dan menjadikan bisnis sektor hilir migas menjadi lebih efisien dan menguntungkan.

"Banyak hal yang bisa dilakukan Pertamina untuk semakin membaik dan bisa bersaing di tingkat dunia. Untuk ini Pertamina harus memperoleh dukungan dari pemerintah," kata Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman di Jakarta, Selasa (6/12).

Salah satu dukungan pemerintah yang dibutuhkan Pertamina adalah membereskan sejumlah hal di dalam negeri seperti membangun kilang minyak, mengambil blok-blok energi yang sudah habis masa kontraknya. "Pemerintah harus mendukung pada dasarnya ini semua dilakukan untuk ketahanan energi nasional," imbuh pengamat energi ini.

Selain itu, menurut Yusri, Pertamina harus diberi kewenangan menguasai aset melalui monetisasi agar aset yang tak bernilai menjadi bernilai. Namun untuk itu perlu dibuatkan payung hukumnya. Ide monetisasi bertujuan menaikkan international leverage Pertamina. Monetasasi cadangan minyak di dalam bumi, kalau bisa diagunkan sebagai pengaman akan membuat aset makin besar. Sekaligus modal ekspansi ke luar negeri.

"Jika itu dirasa memberi manfaat besar pada pertamina, bisa saja pimpinan perusahaan meminta kepada pemerintah dan DPR untuk segera membuat payung hukumnya," ucapnya.

Di lain hal, Yusri berharap DPR juga memberi keleluasaan kepada Pertamina untuk memanfaatkan keuntungan atau dividen untuk ekspansi lahan migas di luar negeri. Yusri mendukung harapan itu. "Jangan biarkan oknum-oknum baik dari pemerintah maupun DPR mengambil kesempatan pribadi misalnya dengan meminta proyek, atau penugasan ini itu di Pertamina," kata Yusri.

Selanjutnya, Yusri juga menyarankan Direksi Pertamina untuk membuka diri dan transparan dalam pengelolaan manajemen dan keuangan. Pertamina diharapkan bisa bekerja sama dengan KPK dalam hal transparansi akan banyak manfaat yang didapat Pertamina. Transparansi merupakan bagian dari pengelolaan dana yang bisa diprioritaskan untuk melakukan ekspansi ke luar negeri.

Laporan keuangan Pertamina pada kuartal III tahun ini menyebutkan perseroan telah meneken head of agreement (HoA) dengan Repsol untuk mengembangkan Treated Distillate Aromatic Extract (TDAE) Plant pada Refinery Unit IV, Cilacap.

Pabrik itu akan dibangun dengan kapasitas 60 ribu ton per tahun TDAE untuk melakukan proses destilasi ekstrak aromatik (distillate aromatic extract) menjadi bahan karet sintetis dan ban. Proyek itu akan mulai dioperasikan pada 2019 dengan investasi mencapai USD 80 juta.

Berdasarkan situs resmi perseroan, tahun ini Pertamina akan memprioritaskan sejumlah proyek. Misalnya, di upstream dan panas bumi Pertamina akan fokus di proyek Matindok Gas Development Project, Jambaran-Tiung Biru Gas Field.

Pada midstream serta gas pipeline network, proyek yang menjadi perhatian khusus adalah Muara Karang–Muara Tawar–Tegalgede (Jawa Barat), dan Gresik – Semarang (Jawa Timur dan Jawa Tengah). Sedangkan di downstream, Pertamina fokus di proyek Upgrade on Refinery IV Cilacap (Proyek Langit Biru Cilacap) dan Development of Fuel Terminal in Sambu Island, Operasi di Tiga Negara.

Perihal kiprah di luar negeri, Pertamina lewat anak usaha, PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) telah membukukan keberhasilan dengan beroperasi di tiga negara, yakni Aljazair, Irak, dan Malaysia.

Direktur Utama PT PIEP Slamet Riadhy mengatakan, dari ketiga negara tersebut Pertamina memperoleh produksi 120.000 barel setara minyak per hari (BOEPD). Dia juga menyebutkan target produk migas pada 2025 dari ladang-ladang yang dikelola oleh PIEP di luar negeri sebanyak 600.000 BOEPD, di antaranya, minyak 420.000 barel per hari dan sisanya gas.

Sebelumnya, Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan, akuisisi blok-blok migas di luar negeri akan menjadi salah satu aksi korporasi penting bagi Pertamina. Pada 2030, Pertamina berharap dari ladang-ladang migas di dalam dan luar negeri dapat diperoleh 2 juta BOEPD per hari. Pertamina telah menyiapkan anggaran sebesar USD 146 miliar untuk investasi di sektor hulu dan hilir.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP