Ini dua solusi Menteri Bambang agar RI lepas dari jerat impor pangan
Merdeka.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro menyoroti ketergantungan impor yang kerap dilakukan. Padahal, banyak cara yang masih bisa dilakukan untuk mengurangi ketergantungan impor.
Menurutnya solusi yang efektif ialah dengan peningkatan produktifitas dan ketersediaan lahan. Kedua cara tersebut dinilai mampu mengkikis ketergantungan negara pada impor pangan dan komoditi lainnya.
"Kalau kita tidak ingin bergantung pada impor adalah dengan peningkatan produksi. Pertanyaannya, bagaimana kita menaikkan produksi? Peningkatan produksi bisa dua sisi, melalui lahan yang ditambah atau produktifitas yang ditambah," ujarnya di The Darmawangsa, Jakarta, Kamis (3/11).
-
Bagaimana Said Abdullah menilai solusi untuk masalah impor pangan dan energi? Said menilai untuk menghadapi persoalan ini tidak mudah. Pemerintahan Prabowo kata dia perlu melibatkan berbagai kepentingan ekonomi politik nasional dan internasional.
-
Apa yang dilakukan Menteri Pertanian dalam meningkatkan produksi beras? 'Pak Mentan mendorong untuk dipercepat penanaman kembali. Setelah panen langsung dilakukan olah tanah menggunakan traktor, mekanisasi pertanian modern sehingga mempercepat penanaman kembali,' tuturnya.
-
Bagaimana cara Kementan menyelesaikan masalah pangan? Ini yang kita takutkan, dimana ancaman kekeringan, ada el nino yang tadinya tanam tiba-tiba berhenti sehingga kami berikan pupuk subsidi secara lebih. Maka itu saya katakan food estate sangat strategis untuk anak cucu kita 50 sampai 100 tahun yang akan datang. Ini visioner karena penduduk kita bertambah,' jelasnya.
-
Apa kebutuhan utama untuk meningkatkan produktivitas pertanian? 'Kami dorong terus solusi cepat pompanisasi sebagai upaya bersama dalam meningkatkan produktivitas. Kita bersyukur Indonesia mampu bertahan dari berbagai ancaman dan krisis yang menerpa seluruh dunia,' jelasnya.
-
Gimana cara Mentan mengurangi impor? 'Apresiasi juga kepada Pak Amran yang dengan semangat untuk mengurangi impor hasil-hasil pertanian seperti beras, gula, jagung, dan seterusnya. Saya percaya kalau seluruh potensi bangsa ini didorong untuk memenuhi kebutuhan itu, pasti impor kita dapat dikurangi dan kita kembali bergantung pada hasil dalam negeri,' katanya.
-
Bagaimana solusi yang ditawarkan? Dari depo ini sosialisasi mengolah sampah dari rumah masih belum maksimal. Di depo pun masih banyak yang membuang secara tercampur organik dan non organik,' katanyaBelakangan, sampah yang menumpuk kemudian tetap dibuang di Piyungan namun dengan skala yang amat terbatas. Pembuangan hanya dilakukan saat masa darurat, di area yang sudah disiapkan secara khusus.
Hanya saja diakui penanganan masalah lahan tidak begitu saja dengan mudah diatasi. Banyak proses yang berbelit dan kendala lainnya yang menghambat penyelesaian kontrak dalam pengembangan pangan.
Maka dari itu, solusi yang bisa diprioritaskan terlebih dulu adalah dengan peningkatan produktivitas. Selain itu, Mantan Menteri Keuangan ini juga meminta agar tidak mengenyampingkan peningkatan produksi pangan melalui dorongan suplai benih, pupuk dan alat pertanian.
"Yang paling penting, para petaninya harus diarahkan atau diberikan kemampuan untuk produktivitas itu sendiri. Jadi kalau menurut saya nomor satu peningkatan produktivitas, kedua adalah menambah luas lahan," tuturnya.
Di sisi lain, dirinya juga meminta kepada semua pihak agar tidak melulu fokus kepada sektor pangan, melainkan juga sektor energi dan air. Menurut dia, 3 sektor tersebut adalah prioritas yang tidak boleh diabaikan.
"Pangan, energi, dan air kalau kita bicara soal ketahanan, sumber daya itu yang paling penting, tapi kita ya juga tidak bisa satu lebih dari yang lain. Kalau energi kan (pemenuhan kebutuhan) listrik, air juga tidak ada penggantinya. Jadi menurut saya, tiga ini yang menjadi perhatian," pungkasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal tersebut disampaikan oleh Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo.
Baca SelengkapnyaKonsepnya adalah kalau lahan produktif berkurang, sumber pangan berkurang harus diganti di tempat lain.
Baca SelengkapnyaInisiatif ini bertujuan untuk memastikan akses masyarakat terhadap makanan bergizi di tengah ancaman krisis pangan global yang semakin nyata.
Baca SelengkapnyaSaid menilai perlu bagi pemerintah agar fokus terhadap program kemandirian pangan
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo ingin mengoptimalisasi sektor kelautan hingga pertanian untuk mengatasi persoalan lapangan pekerjaan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaWamentan, Harvick Hasnul Qolbi menghadiri pembukaan Rapat kerja Pertanahan dan Kehutanan 2023 yang diselenggarakan oleh SKK Migas.
Baca SelengkapnyaKrisis pangan harus terus diwaspadai, mengingat produksi beras di tahun 2022 hanya sekitar 31,54 juta ton.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut bahwa saat ini pemerintah bukan hanya fokus pada marketingnya, tetapi penyelesaian di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaMentan Amran membeberkan Indonesia bisa mencapai lumbung Pangan Dunia di tahun 2045 dengan langkah-langkah strategis
Baca SelengkapnyaGanjar meyakini, Indonesia berpotensi jadi lumbung pangan dunia.
Baca SelengkapnyaBamsoet menilai kebijakan Mentan sukses mengurai berbagai persoalan pangan yang menghambat produksi selama ini.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, percuma memasarkan sesuatu kepada investor tetapi penyelesaian masalah dalam negeri belum selesai.
Baca Selengkapnya