Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini Faktor Pemicu Krisis Pangan yang Berpotensi Meningkatkan Jumlah Orang Miskin

Ini Faktor Pemicu Krisis Pangan yang Berpotensi Meningkatkan Jumlah Orang Miskin Kemiskinan kota meleset. ©2013 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Direktur Center Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyebut bahwa saat ini ada 30 negara yang melakukan proteksi pangan di tengah kenaikan harga akibat perang Rusia-Ukraina. Kondisi ini membuat pengiriman pangan terkendala dari beberapa sentra penghasil.

Selain proteksi sebagai dampak konflik Rusia-Ukraina, faktor cuaca ekstrem juga membuat rantai pasokan pangan berkurang. Seperti di India yang mengalami faktor cuaca yang ekstrem yang membuat negara tersebut melakukan proteksi ekspor gandum.

"Biaya transportasi juga menjadi faktornya karena harga minyak dunia di atas USD 100 per barrel. Nah itu semua menambah deretan dari krisis pangan," ujar Bhima kepada merdeka.com di Jakarta, Kamis (28/7).

Bhima menerangkan, apabila setiap negara melakukan proteksi maka akan memicu kenaikan harga pangan secara internasional. Ini juga akan berimbas kepada kemiskinan yang akan naik, sehingga jutaan orang akan mengalami kelaparan.

"Ini juga bisa menyebabkan kerentanan secara politik seperti yang terlihat di Sri Lanka," jelas Bhima.

Jumlah Kelas Menengah Rentan Terdampak

Bhima membeberkan jumlah kelas menengah rentan yang ada di Indonesia sebesar 115 juta orang. Apabila harga pangan kembali naik, maka jumlah orang miskin Indonesia akan kembali meningkat.

"Padahal setelah pandemi, ada harapan jumlah kemiskinan bisa diturunkan, tetapi ini menjadi susah nih. Kemudian juga selain itu dari garis kemiskinan 73 persen disumbang oleh bahan makanan," ujar dia.

Oleh karena itu, forum Presidensi G20 menurutnya bisa membuat kerja sama multilateral untuk bisa mencari jalan keluar dengan menghentikan proteksionisme karena khawatir dibalas dengan revitalisasi.

Bhima menilai Kerjasama seperti tema dalam G20 yaitu recover together recover stronger harus bermula dari kesepahaman proteksionime supaya tidak ada negara yang dirugikan.

"Misalnya ada satu negara yang melakukan proteksi ekspor nanti negara lain yang merasa dirugikan melakukan hal yang sama untuk produk pangan lainnya. Nah itu juga akhirnya menjadi zero same game gitu. Mau mengamankan pasokan satu produk tapi pasokan lainnya justru dihambat dengan negara yang merasa dirugikan," tuturnya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Waspada Krisis Pangan, Harga Beras di Asia Sentuh Level Tertinggi dalam 12 Tahun Terakhir
Waspada Krisis Pangan, Harga Beras di Asia Sentuh Level Tertinggi dalam 12 Tahun Terakhir

Komoditas pangan lain juga dikhawatirkan ikut naik harganya karena cuaca ekstrem imbas El Nino. Jika terjadi, lonjakan inflasi tak terhindarkan.

Baca Selengkapnya
Kondisi Pangan Global Makin Mengkhawatirkan, Sepertiga Populasi Dunia Tidur dalam Kelaparan
Kondisi Pangan Global Makin Mengkhawatirkan, Sepertiga Populasi Dunia Tidur dalam Kelaparan

Apakah Indonesia termasuk yang dilanda kerawanan pangan?

Baca Selengkapnya
Di Depan Relawan, Jokowi Ungkap Dua Faktor Utama Masalah Pangan hingga Harga Beras Naik
Di Depan Relawan, Jokowi Ungkap Dua Faktor Utama Masalah Pangan hingga Harga Beras Naik

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan masalah pangan dalam negeri masih terjadi.

Baca Selengkapnya
Di Depan Petinggi TNI, Jokowi Curhat Sulitnya Cari Pasokan Beras ke Luar Negeri
Di Depan Petinggi TNI, Jokowi Curhat Sulitnya Cari Pasokan Beras ke Luar Negeri

Jokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Satu Negara Maju di Eropa Anak Sekolah Sudah Tak Sarapan karena Kekurangan Pangan
Jokowi: Satu Negara Maju di Eropa Anak Sekolah Sudah Tak Sarapan karena Kekurangan Pangan

Jokowi memaparkan, 77 juta ton stok gandum yang berhenti di Ukraina karena perang.

Baca Selengkapnya
Dampak Mengerikan Naiknya Harga Beras, Masyarakat Miskin Bakal Tambah Banyak
Dampak Mengerikan Naiknya Harga Beras, Masyarakat Miskin Bakal Tambah Banyak

Harga pangan domestik yang mengalami kenaikan hingga 10 persen pada negara di Asia akan mendorong lebih dari 64,4 juta orang jadi miskin.

Baca Selengkapnya
Terserang El Nino dan Anomali Mahalnya Harga Beras
Terserang El Nino dan Anomali Mahalnya Harga Beras

Dampak El Nino akan menganggu komoditas tanaman utama, seperti gandum, jagung, beras, kedelai, dan sorgum.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Alasan India Larang Ekspor Beras
Ternyata, Ini Alasan India Larang Ekspor Beras

Bangladesh dan Nepal paling terpukul akibat kebijakan India tersebut.  Mengingat, kedua negara itu adalah tujuan ekspor utama beras asal India.

Baca Selengkapnya
Waspada, Pasokan Air Bersih Indonesia Berkurang dan Berpotensi Picu Konflik
Waspada, Pasokan Air Bersih Indonesia Berkurang dan Berpotensi Picu Konflik

Kekeringan sudah melanda sebagian wilayah Indonesia.

Baca Selengkapnya
Impor Beras Indonesia Diramal Mencapai 6 Juta Ton, Ternyata Ini Penyebabnya
Impor Beras Indonesia Diramal Mencapai 6 Juta Ton, Ternyata Ini Penyebabnya

Peningkatan kebutuhan pangan sejalan dengan pertumbuhan laju penduduk.

Baca Selengkapnya
Harga Beras Meroket, Sri Mulyani Khawatir Menggerus Masyarakat Paling Miskin
Harga Beras Meroket, Sri Mulyani Khawatir Menggerus Masyarakat Paling Miskin

Masyarakat Indonesia sangat tergantung dengan komoditas ini, kenaikan harga beras semakin menghimpit masyarakat paling miskin.

Baca Selengkapnya