Ini hitung-hitungan penghematan listrik di rumah pakai panel surya
Merdeka.com - Teknologi untuk menghemat penggunaan energi seperti listrik terus bermunculan. Salah satunya adalah rooftop panel surya yang bisa mengkonversi sinar matahari menjadi energi listrik.
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Rinaldy Dalimi menjelaskan, rumah yang mengkombinasikan listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan listrik dari rooftop panel surya dapat menghemat tagihan listriknya mencapai 25 persen.
Rinaldy mencontohkan bahwa seorang rekannya ada yang menggunakan rooftop. Biasanya dalam satu bulan tagihan listrik rekannya itu mencapai Rp 2 juta per bulan. Namun dengan menggunakan rooftop itu tagihan listriknya menjadi Rp 1,5 juta per bulan.
-
Apa manfaat menghemat listrik di rumah? Menghemat listrik di rumah bukan hanya membantu mengurangi biaya bulanan, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan.
-
Bagaimana PLN bantu pengguna kendaraan listrik? Darmawan menambahkan, PLN juga menyediakan layanan home charging untuk memudahkan pengisian daya di rumah. Jadi para pengguna tidak perlu risau jika kehabisan daya, karena infrastrukturnya sudah sangat lengkap.
-
Mengapa penting untuk hemat energi listrik? Adanya fakta bahwa kebanyakan energi listrik berasal dari pembakaran bahan bakar fosil yang menyumbang gas-gas rumah kaca, membuat pentingnya penggunaan sumber energi listrik terbarukan.
-
Siapa yang memanfaatkan energi listrik? Listrik telah menjadi salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
-
Bagaimana Instalasi PLTS di Omah Joglo membantu penghematan biaya listrik? Dengan adanya PLTS ini, energi listrik untuk lampu dan pompa air sumur di Omah Joglo Tanjung dapat digantikan dengan sumber energi solar dari panel PLTS. Adanya instalasi itu mampu mengurangi emisi CO2 sebesar 1.550 kg CO2/tahun dan melakukan penghematan biaya listrik sebesar Rp1.828.575 per tahun.
-
Apa itu energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
"Dengan modal (investasi) Rp 45 juta, selama tujuh tahun akan kembali modal. Artinya kalau orang yang punya uang selama ini, dan bisa membangun itu setelah tujuh tahun akan kembali balik modal. Kondisi ini akan mempercepat penggunaan EBT," kata Rinaldy di Kementerian ESDM, Jumat (4/8).
Asumsinya, kata dia, jika dalam 1 bulan menghemat Rp 500 ribu, maka dalam satu tahun bisa menghemat Rp 6 juta. Kemudian selama 7,5 tahun uang tersebut akan menjadi Rp 45 juta atau sesuai dengan modal yang dikeluarkan untuk pemasangan rooftop.
Rinaldy menambahkan, rooftop panel surya masih memiliki daya yang terbatas sehingga masih perlu dikombinasikan dengan listrik milik PLN. Selain meminimalisir pengeluaran tagihan listrik, rooftop panel surya bisa membantu pemerintah dalam mencapai bauran energinya.
"Ada dua usaha kita mempercepat satu dengan kebijakan dan dua dengan menimbulkan pasar (dengan rooftop), dua dua ini dilakukan oleh pemerintah saat ini," tutup dia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Panel surya menjadi energi alternatif yang ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaPLTS kini menjadi alternatif energi ramah lingkungan di DKI Jakarta. Sejumlah gedung dan rumah warga mulai memanfaatkannya.
Baca SelengkapnyaSistem kelistrikan Nusa Penida akan ditambah kembali dengan pembangkit hijau sebesar 14,5 MW.
Baca SelengkapnyaPemberian diskon listrik ini diharapkan dapat mengurangi beban ekonomi pelanggan.
Baca SelengkapnyaUlubelu terus berkembang menjadi 'Negeri Tiga Energi'.
Baca SelengkapnyaBila dikonversi ke dalam kapasitas pembangkit, ini setara dengan penambahan sekitar 1 gigawatt per tahun.
Baca SelengkapnyaPLN melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan penjualan listrik.
Baca SelengkapnyaMedco Energi Bangkanai Limited dapat melakukan pengurangan emisi CO2 sebanyak 2.708 tCO2e/tahun.
Baca SelengkapnyaAda 10 megawatt listrik dioperasikan mengaliri listrik di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.
Baca SelengkapnyaPT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia
Baca SelengkapnyaProgram ini akan memberikan dampak positif bagi negara dengan mengurangi konsumsi batu bara sebesar 2,98 juta ton per tahun.
Baca SelengkapnyaInisiatif tersebut diharapkan dapat mengurangi risiko lingkungan dari model industri yang ekstraktif atau bergantung pada sumber daya alam.
Baca Selengkapnya