Ini kendala penerapan revolusi industri 4.0 versi akademisi
Merdeka.com - Pakar Inovasi Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Fithra Faishal Hastadi mengungkapkan, permasalahan utama dalam menghadapi industri 4.0 saat ini adalah ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karenanya, pemerintah perlu mendorong peningkatan SDM agar mampu berdaya saing global.
"Pemerintah sebenarnya paling krusial adalah mempersiapkan SDM-nya. Bahwa kalau bicara revolusi industri 4.0 salah satu kelemahan atau tantangan terbesarnya adalah banyak tenaga kerja kita yang tidak kompatibel," ujarnya saat ditemui di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (7/7)
Fithra mengatakan, untuk berdaya saing global, SDM perlu meningkatan kapasitasnya. Untuk itu, pemerintah harus secara bersama-bersama menggandeng stakeholder terkait mendorong kapasitas SDM. Caranya dengan menyatukan visi dan kolaborasi.
-
Mengapa SDM di Indonesia maju? Secara keseluruhan, angka IPM Indonesia mengalami peningkatan di hampir semua provinsi, yang mencerminkan kemajuan dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan perekonomian, serta berdampak positif pada kualitas hidup masyarakat.
-
Bagaimana cara mengatasi kekurangan talenta digital di Indonesia? Untuk mencapai jumlah itu dibutuhkan kolaborasi pentahelix. Model kolaborasi yang melibatkan lima unsur yaitu: Akademisi, Bisnis, Masyarakat, Pemerintah, Media.
-
Mengapa Indonesia kekurangan talenta digital? Sayangnya, di saat adopsi teknologi itu makin gencar dilakukan di negara-negara lain, Indonesia justru masih banyak kekurangan talenta.
-
Kenapa Pemprov Kaltim fokus di SDM berdaya saing? Di antaranya seperti mewujudkan SDM berdaya saing dengan sasaran meningkatnya pemerataan taraf pendidikan masyarakat. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Menurunnya tingkat pengangguran dan meningkatnya daya saing perempuan.
-
Bagaimana PIDI 4.0 membantu industri? PIDI 4.0 dapat menjadi jembatan untuk mengakselerasi transformasi tersebut,“ kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Masrokhan di Jakarta, Kamis (6/7/2023).
-
Siapa yang berperan aktif dalam pengembangan SDM? Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, mengapresiasi peran aktif dunia usaha dan dunia industri dalam pembangunan SDM terampil di Indonesia.
"Tapi kalau bicara peningkatan kapasitas tidak bisa bicara monopoli pemerintah saja, karena pemerintah kan punya kemampuan terbatas, anggarannya terbatas, makanya memang butuh kolaborasi pihak universitas, komunitas, dan industri untuk sama-sama meningkatkan kapasitas SDM ini karena kalau tidak ya mereka tidak akan bisa bersaing," imbuhnya.
Lebih lanjut Fithra mengatakan, langkah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dalam membuat program kurikulum berbasis kompetensi (link and match) dengan industri sudah tepat. Apalagi fokus yang dilakukan Kemenperin saat ini adalah tengah melakukan kolaborasi dengan beberapa kementerian terkait untuk meningkatkan SDM.
"Ketika berbicara making indonesia 4.0 itu sebenarnya kan sudah menunjuk prioritas dan itu sudah merupakan langkah baik. Karena sebelumnya kalau kita bicara Kemenperin target industrinya banyak sekali dan sekarang sudah lebih fokus dan kolaborasi antar kementerian seharusnya sekarang sudah bisa lebih baik lagi. Harapannya ini jadi cikal bakal memperbaiki kapasitas SDM dan koordinasi antar kementerian," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menaker Ida membeberkan daftar keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja saat ini.
Baca SelengkapnyaShinta melihat regulasi ketenagakerjaan di Indoensia masih belum optimal.
Baca SelengkapnyaSayangnya, di saat adopsi teknologi itu makin gencar dilakukan di negara-negara lain, Indonesia justru masih banyak kekurangan talenta.
Baca SelengkapnyaKetidakcocokan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri, berkontribusi terhadap masalah ini.
Baca SelengkapnyaAda empat tantangan besar yang dihadapi dalam pengembangan industri fintech di Indonesia.
Baca SelengkapnyaData hampir 10 juta Gen Z jadi pengangguran merupakan temuan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023.
Baca SelengkapnyaSPBE menjadi faktor penting untuk mendukung operasional keseharian pemerintahan.
Baca SelengkapnyaPerusahaan dituntut untuk bertransformasi secara digital, termasuk bidang manufaktur.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida mengatakan, ada beberapa penyebab masih banyak pengangguran di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenaker mengatakan, SDM yang kompeten sangat dibutuhkan.
Baca SelengkapnyaSurvei Angkatan Kerja Nasional 2023 Badan Pusat Statistik (BPS), total angkatan kerja di Indonesia tercatat sebanyak 146,62 juta orang.
Baca Selengkapnya