Ini keuntungan PGN akuisisi 51 persen saham Pertagas senilai Rp 16,6 triliun
Merdeka.com - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) diuntungkan dengan mengakuisisi 51 persen saham PT Pertamina Gas (Pertagas) senilai Rp 16,6 triliun. Kekhawatiran investor bahwa harga akuisisi terlalu mahal, karena pelaku pasar tidak memperoleh informasi yang lengkap mengenai akuisisi tersebut.
Arandi Ariantara, Analis Senior PT Samuel Sekuritas Indonesia menjelaskan, Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) menggunakan dua pendekatan dalam menghitung harga saham Pertagas yang dibeli PGN.
"Mereka pakai valuasi Discounted Cash Flow dan membandingkan harga saham dengan industri sejenis di luar negeri. Selain itu juga dihitung Futured Cash Flow atau potensi pendapatan Pertagas dalam 10-20 tahun ke depan. Itu semua digabungkan sebagai harga Pertagas," kata Arandi di Jakarta, Rabu (4/7).
-
Mengapa target harga saham BBRI tinggi? Dalam konsensus tersebut target harga untuk saham BBRI untuk 12 bulan depan masih tinggi di angka Rp6.653.
-
Kenapa estimasi penting? Jika estimasi dari suatu perencanaan sudah disusun di awal waktu, maka setiap risiko yang terjadi di masa depan lebih terukur, dan sudah tergambar solusi yang harus dilakukan.
-
Siapa yang bisa membantu menentukan harga jual? Pemilik harus berkonsultasi dengan agen atau pakar real estat untuk menentukan harga rumah yang wajar, yang membuat properti Anda lebih mudah diakses oleh pembeli.
-
Bagaimana menegosiasikan harga? Anda bisa melakukan negosiasi harga mobil dengan dealer. Ajukan pertanyaan mengenai potongan harga, promosi spesial, serta paket kredit yang tersedia. Manfaatkan informasi tentang harga pasar dan tawaran dari dealer lain untuk mencari harga terbaik.
-
Mengapa menghitung persentase kenaikan penting untuk para pelaku usaha? Persentase kenaikan sendiri sangat diperlukan oleh para pelaku usaha dalam menghitung keuntungan.
-
Apa yang perlu diperhatikan sebelum menentukan harga rumah? Namun ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan sebelum menetapkan harga properti tersebut.
Arandi menilai, valuasi harga yang dibuat KJPP tersebut merupakan harga yang wajar. Menurutnya, harga valuasi memang seharusnya berada di atas harga buku karena menghitung potensi pendapatan suatu perusahaan di masa mendatang.
"Wajar kalau KJPP memberikan penilaian harga untuk Pertagas lebih mahal. Karena dalam future cash flow yang dihitung, ada asumsi EBITDA perusahaan tersebut dalam 10 sampai 20 tahun ke depan. Jangan hanya melihat book value dari nilai aset dan ekuitas Pertagas yang ada di laporan keuangan terdahulu saja, karena tidak merepresentasikan harga saat ini," jelasnya.
Arandi juga menilai keputusan manajemen PGN untuk mengakuisisi 51 persen saham Pertagas sudah tepat. Meskipun angka tersebut tidak sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar yang berharap jumlah saham yang diakuisisi mencapai 100 persen.
Menurutnya harga saham PGN memang sempat anjlok, karena pasar menilai harganya terlalu mahal. Padahal kalau dilihat lebih jauh, akuisisi tersebut hanya dilakukan untuk saham Pertagas sendiri dan Pertagas Niaga yang memang memiliki kontribusi terbesar dalam konsolidasian pendapatan Pertagas. Tidak termasuk anak usaha lain yang kontribusinya kecil.
Dalam aksi korporasi kemarin, Manajemen PGN memang tidak membeli anak usaha Pertagas yang memiliki bisnis inti berbeda dengan perusahaan yaitu PT Perta Arun Gas, PT Perta Daya Gas, PT Perta Samtan Gas dan PT Perta Kalimantan Gas.
"Yang dibeli itu memang yang kontribusinya terbesar dan sesuai dengan bisnis inti PGN yaitu Pertagas sendiri dan Pertagas Niaga. Kalau dibilang kemahalan, mungkin karena investor berpikir anak usaha Pertagas yang lain ini berkontribusi banyak, padahal tidak," jelasnya.
Dalam paparan Direksi yang disampaikan kepada para analis, Arandi menyebut PGN juga terus merundingkan skema pembelian sisa 49 persen saham Pertagas dari Pertamina. Salah satu opsi yang dikemukakan adalah share swap saham PGN pada anak usahanya di bidang hulu Saka Energi Indonesia dengan sisa saham Pertagas.
"Tidak semua ekuitas PGN digunakan kalau yang dibeli hanya 51 persen saham Pertagas. Artinya dia masih punya kas untuk meneruskan kegiatan investasi. Selain itu kas penting buat modal kerja sehingga masih ada alokasi untuk hal lain," pungkasnya. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PGN mengalirkan volume niaga sebesar 923 BBTUD untuk kebutuhan industri, komersial, transportasi, dan rumah tangga.
Baca SelengkapnyaLaba bersih itu diperoleh dari pendapatan konsolidasi sebesar 1USD ,84 miliar, laba operasi sebesar USD 293,2 juta dan lainnya.
Baca SelengkapnyaPGN juga memastikan memiliki tim kerja yang andal melalui pengembangan kompetensi dan implementasi HSSE untuk kenyamanan bekerja.
Baca SelengkapnyaKinerja operasi PGN mencatatkan kinerja volume penjualan niaga gas bumi 854 BBTUD, 57 BBTUD niaga LNG.
Baca SelengkapnyaPemulihan ekonomi berkelanjutan yang dilakukan pemerintah pasca-pandemi memberikan keyakinan berbagai sektor industri untuk meningkatkan produksinya.
Baca SelengkapnyaUpaya meningkatkan volume penjualan diberbagai wilayah terus dilakukan, baik di wilayah yang tersedia jaringan maupun penetrasi infrastruktur wilayah baru.
Baca SelengkapnyaLaba bersih ini merupakan laba dari entitas induk. Jika dilihat secara laba keseluruhan, nilainya mencapai Rp72 triliun.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian tersebut diharapkan semakin meningkatkan kesehatan keuangan BUMN energi tersebut.
Baca SelengkapnyaPertamina tentu memiliki perhitungan yang cermat, sebab review tiga bulanan harga BBM, memang berdasarkan rata-rata harga tertimbang.
Baca SelengkapnyaTak hanya laba meningkat, PT PP meraih kontrak baru senilai Rp15,68 triliun di Juli 2023.
Baca SelengkapnyaPLN menyetorkan dividen bagi negara sebesar Rp3,09 triliun.
Baca SelengkapnyaSelain sepakat untuk pembagian dividen, terdapat sejumlah agenda yang dilaksanakan pada rapat tersebut.
Baca Selengkapnya