Ini penghambat perkembangan industri fintech di Tanah Air
Merdeka.com - Grant Thornton Indonesia untuk pertama kalinya mengadakan talkshow bertajuk 'Grant Thornton Fintech Talks'. Acara ini akan menjadi ajang diskusi guna membahas isu-isu terkini terkait dunia fintech.
Managing Director PT Digital Artha Media, Fanny Verona, mengatakan pembangunan ekosistem fintech dirasa perlu untuk mempercepat proses pertumbuhan fintech di Indonesia. Menurut dia, masalah utama dalam industri fintech sebenarnya berasal dari ekosistemnya yang belum kuat sehingga orang masih menggunakan uang tunai dalam melakukan transaksi.
"Perwujudan ekosistem fintech wajib dilakukan dalam berbagai bentuk inovasi dan solusi untuk mendorong percepatan daya serap dan implementasi fintech di berbagai sektor," kata Fanny di Kawasan SCBD, Jakarta, Rabu (29/8).
-
Apa kesulitan awal penggunaan ATM di Indonesia? Tidak mudah membangkitkan kepercayaan nasabah pada ATM sebagai perwakilan bank dalam membantunya bertransaksi.
-
Dimana Finnet menerapkan layanan pembayaran digital? BXSea Oceanarium terletak di kawasan Tangerang Selatan yang menjadi destinasi wisata unggulan dengan menawarkan pengalaman wahana sea-edutaiment yang memukau.
-
Kenapa ERP di Jakarta terhambat? 'ERP itu kita masih fokus sama regulasi dan kemarin kendalanya adalah regulasi. Sekarang didorong adalah bagaimana regulasi kita siapkan, tentu dengan stakeholders,' kata Syafrin kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (22/11).
-
Kapan industri fintech akan menghadapi dampak dari ketiadaan aturan yang jelas? Ia mendesak percepatan pengesahan aturan turunan dan pembentukan lembaga PDP karena telah melewati batas waktunya. Menurutnya, industri fintech akan menghadapi dampak serius dari ketiadaan aturan yang jelas dan lembaga yang mengawasi pelaksanaan PDP.'Bisnis fintech sangat bergantung pada reputasi dan kepercayaan pengguna, oleh karena itu pemerintah perlu mempercepat proses finalisasi RPP PDP dan segera membentuk lembaga PDP . Lembaga PDP perlu menjadi badan independen dan berada langsung di bawah Presiden guna menjaga otoritas dan ketegasan dalam penegakan kepatuhan PDP,' ungkapnya.
-
Dimana fintech lending memberikan pinjaman? Ternyata Ini Alasan Banyak Orang Pinjam Modal ke Pinjol Dibanding ke Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga Mei 2023 pembiayaan untuk pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), melalui jasa financial technology (fintech lending) mencapai Rp51,46 triliun.
-
Dimana saja internet belum merata? Masalah pemerataan dan kecepatan itu ya memang harus dilakukan secara paralel gitu ya. Kalau pemerataan itu kan memang masih ada 20 persen dari wilayah 3T (Terluar, Tertinggal, Terdepan-red) yang belum mendapatkan internet dengan bagus gitu ya, bahkan juga masih blank spot.
Fanny pun mengatakan bukti nyata belum siapnya ekosistem fintech di Indonesia, seperti masih banyak tempat-tempat yang belum bisa menerima pembayaran nontunai, begitu juga dengan proses top up uang elektronik yang dinilai masih menyulitkan.
"Untuk mewujudkan ekosistem fintech yang komprehensif tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Artinya, semua pemangku kepentingan dalam ekosistem keuangan perlu memiliki komitmen untuk berkolaborasi dalam membangun dan mewujudkan ekosistem fintech di Indonesia melalui berbagai movasi dan solusi," kata dia.
"Pemerintah pun juga perlu turut serta dan berperan aktif dalam mendorong penyerapan dan implementasi solusi fintech di berbagai sektor melalui regulasi-regulasi yangjelas dan stabil bagi para pemain fintech di Indonesia," tandas Fanny.
Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani mengatakan, selaku organisasi global yang menyajikan jasa assurance, tax and advisory, pihaknya sangat mendukung kebutuhan fintech untuk segera diaplikasikan di berbagai industri termasuk sektor penyedia pelayanan keuangan.
"lndustri Fintech berpotensi terus tumbuh di Indonesia dan merevolusi bentuk industri keuangan kedepannya, Grant Thornton akan mengadakan Fintech Talks secara rutin untuk menghadirkan diskusi positif dalam mengolah informasi terkini untuk masyarakat maupun pelaku bisnis dalam mengambil berbagai keputusan kedepannya," ungkapnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rosan juga menyoroti terkait inklusi keuangan di Indonesia yang telah mengalami perkembangan yang pesat.
Baca SelengkapnyaAda empat tantangan besar yang dihadapi dalam pengembangan industri fintech di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSektor keuangan digital ASEAN berada di ambang revolusi.
Baca SelengkapnyaAdanya pelaku UMKM yang mengajukan pinjaman melalui Fintech lending, disebabkan mereka yang selama ini belum dapat mengakses industri perbankan.
Baca SelengkapnyaKondisi ini menempatkan Indonesia di peringkat keempat dunia dalam jumlah populasi terbanyak yang tidak memiliki akses keuangan, di bawah India, China.
Baca SelengkapnyaAFPI mencatat, sejak tahun 2017 hingga Mei 2023, pendanaan untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM) mencapai Rp621 triliun.
Baca SelengkapnyaFenomena tech winter yang masih akan berlangsung di industri teknologi maupun startup dipengaruhi oleh sejumlah faktor.
Baca SelengkapnyaKesenjangan antara kebutuhan kredit masyarakat dan penyaluran dana dari institusi keuangan masih tinggi.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah tiga hal yang menjadi penghambat meluasnya jaringan 5G.
Baca SelengkapnyaPembayaran tol saat ini masih mengikuti karakteristik dari pengguna yang dirasa masih memadai.
Baca SelengkapnyaMeski mengalami tantangan tersebut, ia menyatakan pertumbuhan startup berkembang pesat di Indonesia.
Baca SelengkapnyaOJK buka peluang aset kripto bisa jadi agunan untuk pinjaman ke bank.
Baca Selengkapnya