Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini penyebab gini rasio September Indonesia di posisi 0,4 persen

Ini penyebab gini rasio September Indonesia di posisi 0,4 persen Kemewahan dan kemiskinan Banten. ©2013 Merdeka.com Foto

Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat ketimpangan penduduk pada September 2015 yang diukur oleh Gini Ratio sebesar 0,40 persen, menurun 0,01 poin dari Maret 2015 sebesar 0,41 persen. Hal ini menandakan ketimpangan Indonesia berada di tingkat menengah.

Kepala BPS Suryamin mengatakan penurunan ini disebabkan oleh adanya kenaikan upah buruh pertanian dari Rp 46.180 per hari per kapita pada Maret 2015 menjadi Rp 46.739 per hari per kapita pada September 2015.

"Sedangkan upah buruh bangunan juga mengalami kenaikan dari Maret 2015 sebesar Rp 79.657 per hari per kapita menjadi Rp 80.494 per hari per kapita pada September 2015," kata Suryamin di Kantornya, Jakarta, Senin (18/4).

Orang lain juga bertanya?

Selain itu, penurunan tersebut juga dikarenakan adanya peningkatan pekerja bebas, baik pekerja bebas pertanian maupun non pertanian, yakni dari 11,9 juta pada Februari 2015 menjadi 12,5 juta di Agustus 2015. Kenaikan pengeluaran kelompok penduduk bawah juga menjadi faktor penurunan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk.

"Ini lebih cepat, karena dari data susenas kelompok pengeluaran ini lebih cepat daripada pengeluaran kelompok penduduk atas pada periode Maret-September 2015. Karena susenas menghitung jumlah konsumsi masyarakat di periode tersebut," imbuhnya.

Faktor selanjutnya adalah kenaikan pengeluaran yang merefleksikan peningkatan pendapatan kelompok penduduk bawah, tak lepas dari upaya pemerintah membangun infrastruktur yang menyerap tenaga kerja penduduk di kelas menengah ke bawah.

"Selain pembangunan infrastruktur, bantuan sosial juga menjadi faktor apakah itu pemberian raskin, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sejat, dan gaji ke-13 yang dirasakan oleh PNS (Pegawai Negeri Sipil)," jelas Suryamin.

Selanjutnya, kenaikan persentase penduduk perkotaan dari 52,55 persen pada Maret 2015 menjadi 53,19 persen pada September 2015. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan migrasi dari desa ke kota yang menyebabkan semakin tingginya upah yang diterima oleh buruh kasar.

"Pertumbuhan ekonomi di triwulan III dari triwulan I 2015 naik 7,12 persen. Dan juga nilai tukar petani Maret ke September 2015 tumbuh 0,79 persen. Terlepas dari inflasi, karena untuk menghitung pengeluaran adalah dari besarnya pendapatan penduduk," pungkasnya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penyebab Nilai Tukar Petani di Mei 2024 Turun
Penyebab Nilai Tukar Petani di Mei 2024 Turun

Indeks harga yang diterima petani turun 0,16 persen lebih dalam dibandingkan dengan penurunan indeks harga yang dibayar petani.

Baca Selengkapnya
Daya Beli Masyarakat Melemah, Kenaikan Upah Buruh 10 Persen di 2025 Dinilai Wajar
Daya Beli Masyarakat Melemah, Kenaikan Upah Buruh 10 Persen di 2025 Dinilai Wajar

Apalagi kondisi perekonomian Indonesia saat ini mengalami deflasi 5 bulan berturut turut. Hal itu menandakan bahwa ekonomi dalam negeri sedang lesu.

Baca Selengkapnya
Harga Beras Naik, Petani Makin Kaya?
Harga Beras Naik, Petani Makin Kaya?

BPS mencatat, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp6.295 per kilogram (kg) atau naik 2,97 persen selama Januari 2024.

Baca Selengkapnya
Ketimpangan Masyarakat Kaya dan Miskin di Indonesia Naik di Maret 2023, Kenapa?
Ketimpangan Masyarakat Kaya dan Miskin di Indonesia Naik di Maret 2023, Kenapa?

Tingkat ketimpangan pengeluaran si-kaya dan miskin yang diukur menggunakan rasio gini naik menjadi 0,388 pada Maret 2023.

Baca Selengkapnya
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Turun Tipis di Kuartal III-2023, Ternyata Ini Biang Keroknya
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Turun Tipis di Kuartal III-2023, Ternyata Ini Biang Keroknya

Pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen (yoy), lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2022 sebesar 5,17 persen.

Baca Selengkapnya
Waspada, Penurunan Daya Beli Berpotensi Tambah Jumlah Pengangguran di Indonesia
Waspada, Penurunan Daya Beli Berpotensi Tambah Jumlah Pengangguran di Indonesia

Dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya pengangguran karena para pengusaha mengurangi pekerjanya, karena menurunnya pendapatan perusahaan.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Diklaim Kuat tapi Ternyata Rapuh, Ini Buktinya
Ekonomi Indonesia Diklaim Kuat tapi Ternyata Rapuh, Ini Buktinya

Kinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.

Baca Selengkapnya
Tolak Kenaikan UMP 10 Persen di 2025, Pengusaha Punya Hitungan Begini
Tolak Kenaikan UMP 10 Persen di 2025, Pengusaha Punya Hitungan Begini

Shinta menyebut, Apindo akan mengikuti kenaikan UMP mengacu pada regulasi yang berlaku. Yakni, Peraturan Pemerintah (PP) No.51/2023 tentang Pengupahan.

Baca Selengkapnya
Buruh Tuntut UMP DKI Tahun 2024 Naik Rp700.000, Ini Alasannya
Buruh Tuntut UMP DKI Tahun 2024 Naik Rp700.000, Ini Alasannya

Kelompok buruh terus mendesak agar upah minimum provinsi atau UMP 2024 bisa naik hingga 15 persen.

Baca Selengkapnya
Kabar Gembira, UMP Jakarta  2025 Dipastikan Naik
Kabar Gembira, UMP Jakarta 2025 Dipastikan Naik

Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) Jakarta, Hari Nugroho belum bisa memastikan berapa besaran kenaikan UMP 2025.

Baca Selengkapnya
FOTO: Beras Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar, BPS Catat dalam Sebulan 0,19 Persen
FOTO: Beras Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar, BPS Catat dalam Sebulan 0,19 Persen

BPS mencatat inflasi pada September 2023 secara tahunan sebesar 2,28 persen, Sedangkan secara bulanan inflasi tercatat sebesar 0,19 persen.

Baca Selengkapnya
Menghitung Konsumsi Beras Rakyat Indonesia
Menghitung Konsumsi Beras Rakyat Indonesia

Harga beras terus mengalami kenaikan sejak tahun lalu. Impor beras menjadi solusi cepat yang dipilih pemerintah.

Baca Selengkapnya