Ini penyebab gini rasio September Indonesia di posisi 0,4 persen
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat ketimpangan penduduk pada September 2015 yang diukur oleh Gini Ratio sebesar 0,40 persen, menurun 0,01 poin dari Maret 2015 sebesar 0,41 persen. Hal ini menandakan ketimpangan Indonesia berada di tingkat menengah.
Kepala BPS Suryamin mengatakan penurunan ini disebabkan oleh adanya kenaikan upah buruh pertanian dari Rp 46.180 per hari per kapita pada Maret 2015 menjadi Rp 46.739 per hari per kapita pada September 2015.
"Sedangkan upah buruh bangunan juga mengalami kenaikan dari Maret 2015 sebesar Rp 79.657 per hari per kapita menjadi Rp 80.494 per hari per kapita pada September 2015," kata Suryamin di Kantornya, Jakarta, Senin (18/4).
-
Siapa yang mengalami penurunan gaji? Laporan tersebut menganalisis data dari lebih dari 10.000 karyawan startup dan melibatkan wawancara dengan 183 pemimpin serta pendiri startup di Indonesia, Singapura, Vietnam, dan Taiwan.
-
Kenapa gaji startup di Indonesia turun? Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, terutama tingginya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam sektor teknologi serta upaya perusahaan untuk mengurangi biaya operasional.
-
Siapa yang mengalami penurunan kekayaan? Pada awal Desember 2023, harta kekayaan Hartono Bersaudara anjlok. Beberapa konglomerat Indonesia terpantau mengalami kenaikan nilai kekayaannya. Prajogo Pangestu, Low Tuck Kwong, hingga Sri Prakash Lohia merupakan segelintir konglomerat yang mengalami kenaikan harta. Kendati demikian, kekayaan Hartono bersaudara terpantau mengalami penurunan.
-
Kenapa tingkat pengangguran di India meningkat? Namun, situasi di lapangan tidak sesuai dengan klaim tersebut karena lapangan pekerjaan telah menyusut dan bisnis mengalami tren penurunan.
-
Kenapa gaji guru di Indonesia rendah? Pertimbangannya, pendapatan yang dianggap tidak cukup mensejahterakan kehidupan.
-
Apa saja yang menjadi penyebab tingginya pengangguran di kalangan pemuda? Puteri menyebut terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab tingginya pengangguran di kalangan pemuda, seperti kurangnya akses transportasi dan pendidikan, keterbatasan finansial, kewajiban rumah tangga. Hingga, persoalan kurang sinkronnya antara pendidikan dan permintaan industri atau skill mismatch yang membuat waktu tunggu dalam mencari kerja menjadi lebih lama.'Dimana, akhirnya, mereka beralih ke sektor informal. Ini juga terkonfirmasi dari data BPS yang menyebut pekerja informal dari kalangan Gen Z mencapai 10,89 juta orang,' katanya.
Selain itu, penurunan tersebut juga dikarenakan adanya peningkatan pekerja bebas, baik pekerja bebas pertanian maupun non pertanian, yakni dari 11,9 juta pada Februari 2015 menjadi 12,5 juta di Agustus 2015. Kenaikan pengeluaran kelompok penduduk bawah juga menjadi faktor penurunan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk.
"Ini lebih cepat, karena dari data susenas kelompok pengeluaran ini lebih cepat daripada pengeluaran kelompok penduduk atas pada periode Maret-September 2015. Karena susenas menghitung jumlah konsumsi masyarakat di periode tersebut," imbuhnya.
Faktor selanjutnya adalah kenaikan pengeluaran yang merefleksikan peningkatan pendapatan kelompok penduduk bawah, tak lepas dari upaya pemerintah membangun infrastruktur yang menyerap tenaga kerja penduduk di kelas menengah ke bawah.
"Selain pembangunan infrastruktur, bantuan sosial juga menjadi faktor apakah itu pemberian raskin, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sejat, dan gaji ke-13 yang dirasakan oleh PNS (Pegawai Negeri Sipil)," jelas Suryamin.
Selanjutnya, kenaikan persentase penduduk perkotaan dari 52,55 persen pada Maret 2015 menjadi 53,19 persen pada September 2015. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan migrasi dari desa ke kota yang menyebabkan semakin tingginya upah yang diterima oleh buruh kasar.
"Pertumbuhan ekonomi di triwulan III dari triwulan I 2015 naik 7,12 persen. Dan juga nilai tukar petani Maret ke September 2015 tumbuh 0,79 persen. Terlepas dari inflasi, karena untuk menghitung pengeluaran adalah dari besarnya pendapatan penduduk," pungkasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indeks harga yang diterima petani turun 0,16 persen lebih dalam dibandingkan dengan penurunan indeks harga yang dibayar petani.
Baca SelengkapnyaApalagi kondisi perekonomian Indonesia saat ini mengalami deflasi 5 bulan berturut turut. Hal itu menandakan bahwa ekonomi dalam negeri sedang lesu.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp6.295 per kilogram (kg) atau naik 2,97 persen selama Januari 2024.
Baca SelengkapnyaTingkat ketimpangan pengeluaran si-kaya dan miskin yang diukur menggunakan rasio gini naik menjadi 0,388 pada Maret 2023.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen (yoy), lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2022 sebesar 5,17 persen.
Baca SelengkapnyaDikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya pengangguran karena para pengusaha mengurangi pekerjanya, karena menurunnya pendapatan perusahaan.
Baca SelengkapnyaKinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.
Baca SelengkapnyaShinta menyebut, Apindo akan mengikuti kenaikan UMP mengacu pada regulasi yang berlaku. Yakni, Peraturan Pemerintah (PP) No.51/2023 tentang Pengupahan.
Baca SelengkapnyaKelompok buruh terus mendesak agar upah minimum provinsi atau UMP 2024 bisa naik hingga 15 persen.
Baca SelengkapnyaKepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) Jakarta, Hari Nugroho belum bisa memastikan berapa besaran kenaikan UMP 2025.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat inflasi pada September 2023 secara tahunan sebesar 2,28 persen, Sedangkan secara bulanan inflasi tercatat sebesar 0,19 persen.
Baca SelengkapnyaHarga beras terus mengalami kenaikan sejak tahun lalu. Impor beras menjadi solusi cepat yang dipilih pemerintah.
Baca Selengkapnya