Ini Penyebab Pasar Masih Ramai Meski Ada Pandemi Corona
Merdeka.com - Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat pada awal pekan ini disesaki pengunjung meski masih dalam masa pandemi Covid-19. Rata-rata para pengunjung datang untuk berburu baju baru jelang Lebaran Idul Fitri 2021.
Kondisi tersebut mendapat perhatian daru seluruh pihak termasuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta pemerintah provinsi DKI Jakarta. Sebab, kerumunan dikhawatirkan akan membuat Indonesia seperti India.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, masyarakat saat memang masih sulit untuk beralih belanja dari tradisional menuju online. Masyarakat mayoritas masih lebih percaya belanja secara langsung.
-
Kenapa Indah lebih suka belanja di pasar tradisional? Ia memutuskan untuk berbelanja di pasar karena bahan yang tersedia lebih segar dan harganya lebih terjangkau.
-
Bagaimana Indah berbelanja di pasar? Indah dengan tenang berjalan di atas jalanan yang becek untuk membeli ikan.
-
Kenapa orang masih belanja di masa sulit? Fenomena ini dikenal dalam ilmu ekonomi sebagai Lipstick Effect. Lipstick Effect merujuk pada kecenderungan masyarakat untuk tetap membeli barang-barang yang dianggap mewah meskipun di tengah kondisi ekonomi yang mencekik.
-
Siapa yang berbelanja di pasar? Pada Sabtu (3/8), Ussy Sulistiawaty memposting foto-fotonya saat berbelanja ke pasar di akun Instagramnya.
-
Bagaimana pengguna TikTok berbelanja dibandingkan non-pengguna? Dalam acara TikTok Mega Sale Insight 2024 yang berlangsung di Jakarta, Rabu (18/9), Sitaresti Astarini, Head of Business TikTok Indonesia, mengungkapkan bahwa pengguna TikTok berbelanja 1,6 kali lebih sering dibandingkan non-pengguna.
-
Modus penipuan online apa yang sering terjadi saat belanja? Penipuan online bisa terjadi kapan saja, yang paling sering adalah saat belanja online. Diskon fantastis yang ditawarkan membuat konsumen rentan terkena tipu-tipu saat barang yang dikirim nggak sesuai.
"Sebanyak 70 persen bahkan masih berbelanja di pasar tradisional, sisanya belanja di ritel modern atau grosir," ujar Bhima kepada merdeka.com, Jakarta, Kamis (6/5).
Bhima melanjutkan, porsi transaksi online yang digadang-gadang mampu menggeser sistem belanja langsung nampaknya masih belum terlalu besar. Menurut catatan Indef, baru 6 persen belanja online mencakup retail nasional.
"Porsi transaksi e-commerce meskipun meningkat masih dikisaran 5 persen hingga 6 persen dari total retail nasional," jelas Bhima.
Dengan demikian, kata Bhima, peran pasar masih menjadi faktor utama penggerak ekonomi serta konsumsi rumah tangga yang melemah sejak pandemi. "Artinya peran pasar seperti tanah abang tetap krusial sebagai indikator perbaikan konsumsi masyarakat," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sepinya pengunjung Pasar Tanah Abang membuat omzet para pedagang terus ambruk.
Baca SelengkapnyaRiset itu menunjukkan bahwa belanja offline tetap menjadi pilihan yang melengkapi pengalaman belanja konsumen dan bahkan terus bertumbuh setelah pandemi.
Baca SelengkapnyaBeberapa kios di sekitar pasar juga tampak tutup, sementara pedagang yang buka hanya terlihat duduk di depan tokonya karena tidak ada pengunjung yang singgah.
Baca SelengkapnyaSetelah TikTok Shop resmi ditutup pekan lalu, sejumlah pengunjung mulai berlalu-lalang di kawasan Pasar Tanah Abang yang sebelumnya dikabarkan sepi.
Baca SelengkapnyaMasih banyak masyarakat yang lebih senang belanja offline dibanding belanja online.
Baca SelengkapnyaPelaku usaha diharapkan beradaptasi dengan perubahan pola konsumsi masyarakat.
Baca SelengkapnyaNama Pasar Gembrong sangat familiar bagi warga Ibu Kota.
Baca SelengkapnyaHiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli pedagang Pasar Tanah Abang jadi perhatian pemerintah.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli di Pasar Tanah Abang sudah mulai terasa usai Lebaran 2023, dan terus mengalami penurunan pengunjung hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan retail di Indonesia hanya tumbuh sebesar 3,2 persen hingga kuartal II-2023 (year on year).
Baca SelengkapnyaKemudahan transaksi digital juga mempengaruhi kebiasaan belanja generasi Z ini.
Baca Selengkapnya