Ini penyebab proyek energi terbarukan enggan dilirik perbankan nasional
Merdeka.com - 46 Proyek pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT)terancam batal dibangun karena terkendala pendanaan. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah mewanti-wanti soal ada batas waktu dalam kontrak yang telah ditandatangani.
Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Harris, mengatakan meskipun wewenang membatalkan kontrak sepenuhnya hak PLN, namun, di mengharapkan investor yang kesulitan pendanaan tersebut diberi cukup waktu untuk dapat menunaikan poin perjanjian.
"Itu kebijakan PLN. Kita sampaikan informal, itu diberikan kesempatan dulu," ungkapnya saat ditemui di sela-sela dialog 'Weekly Forum', di Auditorium Gedung Sindo, Jakarta, Kamis (28/6).
-
Bagaimana PLN menarik investor di proyek kelistrikan? Dua prinsip tersebut diterapkan PLN untuk menarik minat para investor agar akses listrik untuk seluruh masyarakat bisa dieksekusi dengan cepat,“ katanya.
-
Apa yang akan dilakukan PLN di Bursa Karbon Indonesia? PLN akan menjadi trader terbesar di bursa karbon Indonesia dengan membuka setara hampir 1 juta ton CO2. Hal ini merupakan bagian langkah PLN mendukung pemerintah dalam penurunan emisi dan mengakselerasi transisi energi.
-
Siapa yang menilai kontrak PLN menarik bagi investor? Sahala menilai, saat ini PLN sudah menerapkan skema kontrak kerja sama yang menarik dan mampu mengakomodir kebutuhan para investor untuk bersama mengembangkan kelistrikan nasional.
-
Apa saja yang PLN lakukan untuk transisi energi? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Siapa yang akan memimpin langkah PLN masuk bursa karbon? Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan PLN Group siap menjadi garda terdepan dalam upaya penurunan emisi melalui peran aktif dalam bursa perdagangan karbon di Indonesia.
-
Mengapa PLN ingin masuk ke Bursa Karbon? Hal ini merupakan bagian langkah PLN mendukung pemerintah dalam penurunan emisi dan mengakselerasi transisi energi.
Dia mengatakan, untuk membantu investor, pemerintah berupaya memfasilitasi berbagai alternatif sumber pendanaan agar investor dapat segera membangun proyek. "Yang 70 kontrak PPA itu tidak semuanya kecil-kecil ada yang kapasitas besar. Itu (kapasitas besar) umumnya bisa jalan sendiri dapat pembiayaan sendiri, tapi yang sifatnya kecil mereka dapat kesulitan pembiayaan," jelas dia.
Sulitnya investor pembangkit listrik EBT mendapatkan pendanaan, kata dia, dikarenakan tingginya bunga pinjaman bank serta belum adanya keyakinan dari industri perbankan terhadap investor. "Mereka kalau mau akses pembiayaan bank lokal mereka selalu hadapi bunga tinggi. Ini kan terkait resiko berapa rate diberikan tergantung risiko si perusahaan, jadi itu yang masih sulit untuk diturunkan," kata dia.
"Padahal sebenarnya, kalau ini sudah dibangun bisa dikembalikan modalnya, misalnya PLTS di Timur Indonesia DPP umpan, kontrak 20 tahun sebenarnya sudah bisa, tapi bank lokal kita masih lihat belum familiar dengan proyek terbarukan dan konversi energi," imbuhnya.
Pihaknya, kata dia, juga terus menjalin komunikasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait berbagai opsi untuk memfasilitasi investor memperoleh pendanaan dari perbankan. "OJK ada kebijakan green finance dan ada target tertentu untuk belanja. Artinya atur bank memberikan porsi pembiayaan untuk proyek green termasuk EBT. Kita sudah fasilitasi pertemukan dengan OJK, pada waktu itu harapkan ada list profil perusahaan 46 itu, kemudian proyek yang dibangun dan dari situ nanti akan dibicarakan mekanisme apa yang lebih pas."
Diharapkan dengan demikian, investor pembangkit EBT dapat mendapatkan pendanaan proyek sebelum tenggat waktu yang ditetapkan dalam kontrak dengan PLN. "Tidak lah. Masih ada kesempatan (bagi investor untuk memenuhi tanggung jawab)," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah saat ini ingin agar masa pemerintahan berikutnya tak lagi kerepotan dalam menyusun regulasi terkait energi hijau.
Baca SelengkapnyaSkema power wheeling merupakan skema pemanfaatan bersama jaringan listrik yang memungkinkan pihak swasta membangun pembangkit listrik dan menjualnya.
Baca SelengkapnyaPadahal, Bahlil mengungkapkan Indonesia memiliki cadangan energi terbarukan terbesar.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan menggunakan APBN untuk menyetop operasional PLTU Batubara.
Baca SelengkapnyaPembangunan infrastruktur pendukung energi bersih di lapangan terhambat.
Baca SelengkapnyaPembangunan pembangkit listrik dan jaringan transmisi masih jauh dari target.
Baca SelengkapnyaDi masa kepemimpinannya sebagai Menteri Investasi, Bahlil mengklaim telah melanjutkan investasi mangkrak senilai Rp600 triliun.
Baca SelengkapnyaRealisasi capaian pembangkit pada periode 2023 sebesar 4.182,2 megawatt.
Baca SelengkapnyaProses investasi di Indonesia terlalu melibatkan banyak pihak dan berbelit-belit.
Baca SelengkapnyaPenjualan listrik berbasis energi terbarukan kepada PLN menggunakan skema perjanjian Independent Power Producer (IPP).
Baca SelengkapnyaPemerintah target mencapai bauran EBT 23 persen di 2025.
Baca SelengkapnyaPemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.
Baca Selengkapnya