Ini Rencana Kerja Pemerintah Kejar Target Bauran Energi Terbarukan 23 Persen di 2025
Merdeka.com - Pemerintah berencana memensiunkan batubara sebagai bahan baku di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) pada 2030. Dalam skenario ini, rencananya 5,5 GW PLTU bakal dipensiunkan sebelum tahun tersebut.
Penggunaan batubara nantinya akan digantikan oleh sumber bauran energi baru terbarukan (EBT). Dalam jangka pendek, pemerintah target mencapai bauran EBT 23 persen di 2025.
Namun, hingga awal 2022 ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, bauran energi baru terbarukan (EBT) baru mencapai 11,5 persen. Artinya, masih terdapat 11,5 persen lagi untuk mengejar target jangka pendek bauran EBT 23 persen di 2025.
-
Apa target PLN dalam bauran energi tahun 2040? Sementara itu, total tambahan kapasitas pembangkit hingga 2040 adalah 86 GW, dengan rasio 75 persen berasal dari pembangkit EBT dan 25 persen dari pembangkit berbasis gas.
-
Bagaimana PLN mencapai nol emisi tahun 2060? Untuk mencapai emisi nol bersih, PLN secara bertahap akan menggantikan energi batu bara dengan energi baru terbarukan (EBT), seperti energi surya, air, biomassa, dan hidrogen. 'Ammonia untuk menggantikan batu bara atau pengembangan nuklir ke depan juga bisa jadi opsi,' kata Warsono dilansir dari Antara, Selasa (16/7).
-
Apa yang akan dilakukan PLN di Bursa Karbon Indonesia? PLN akan menjadi trader terbesar di bursa karbon Indonesia dengan membuka setara hampir 1 juta ton CO2. Hal ini merupakan bagian langkah PLN mendukung pemerintah dalam penurunan emisi dan mengakselerasi transisi energi.
-
Apa target Pertamina dalam pengembangan energi panas bumi? Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030 dan dokumen hijau Pertamina Geothermal Energy, secara keseluruhan industri panas bumi Indonesia diperkirakan akan berkontribusi hingga 16 persen dari total target dekarbonisasi nasional di tahun 2030.
-
Apa target PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
-
Kenapa PLTU Batang dibangun? Pembangunan PLTU Batang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan merupakan bagian dari program penyediaan listrik 35.000 MW.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif menyebut, pemerintah hingga 2025 target mengimplementasikan panel surya di atap (rooftop panel), sekaligus mengembangkan bauran EBT menjadi 10,6 GW.
"Kita harus menghentikan pembangkit listrik tenaga batubara dan mengonversi penggunaan bahan bakar diesel ke gas. Di Indonesia kita memiliki gas dalam jumlah cukup banyak," kata Menteri Arifin di hadapan investor dalam acara Mandiri Investment Forum 2022, Rabu (9/2).
Guna menggapai target ini, ada beberapa kegiatan yang terpusat yang programnya harus ditetapkan pemerintah. Menteri Arifin mengatakan, pemerintah harus memperpendek target yang sudah dibuat.
Dalam hal bauran EBT, Indonesia disebutnya punya potensi dari energi baru terbarukan sebesar 3.686 GW. Itu sebagian besar didominasi oleh energi surya, hydro, bioenergi, angin, dan panas bumi.
"Saat ini penggunaannya hanya 0,8 persen. Jadi di 2025 kita juga menetapkan target untuk memproduksi lebih banyak energi baru terbarukan di dalam bauran energi kita, yaitu gas," terangnya.
Selanjutnya, hingga 2030 ditargetkan bauran EBT mencapai 20,9 GW. Angka ini sesuai dengan rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2021-2030.
"Jadi, dari 2030 tidak akan lagi pembangkit listrik tenaga batu bara," tegas Arifin Tasrif.
Pandemi Disebut Bikin Bauran Energi Baru Terbarukan RI Masih Rendah
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, realisasi bauran energi baru terbarukan (EBT) di 2021 baru mencapai 11,5 persen. Angka ini masih jauh dibanding target bauran EBT 23 persen di 2025.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengungkapkan, penyebab EBT di 2021 masih jauh dari target. Salah satunya terjadi karena kondisi pandemi Covid-19.
"Sehingga beberapa proyek delay, tidak terjadi di tahun 2021, misalkan untuk panas bumi terjadi juga demikian. Untuk beberapa PLTA juga seperti itu," kata dia dalam konferensi pers, Senin (17/1).
Dadan mengakui, banyak alasan untuk kenapa EBT tidak tercapai sesuai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Pada tahun ini porsi bauran EBT sendiri ditargetkan sebesar 15,7 persen dari RUEN.
"Basis pertama adalah RUEN memang di desain dengan pertumbuhan energi cukup tinggi, sehingga konsumsi pertambahan nya itu, kenaikannya itu jauh lebih tinggi dari apa yang terjadi sekarang ini yang membuat presentase dari capaian EBT ini masih di bawah target," kata dia.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PLN tengah fokus dalam pengurangan penyediaan listrik yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Baca SelengkapnyaPemerintah akan menggunakan APBN untuk menyetop operasional PLTU Batubara.
Baca SelengkapnyaProses pensiunan dini bakal mempertimbangkan keekonomian dan tidak timbulkan gejolak.
Baca SelengkapnyaStrategi PLN untuk mencapai net zero emission 2060, terbagi menjadi beberapa tahap.
Baca SelengkapnyaPercepatan transisi energi fosil ke EBT diperlukan untuk mewujudkan target emisi karbon netral atau net zero emission pada 2060 mendatang.
Baca SelengkapnyaPembangunan infrastruktur pendukung energi bersih di lapangan terhambat.
Baca SelengkapnyaKetersediaan batu bara yang melimpah menjadikan komoditas ini sebagai penggerak perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaRencana ini untuk mencapai target net zero emission di 2060.
Baca SelengkapnyaKementerian ESDM turut meminta pendampingan Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun) dalam proses pensiunkan PLTU batu bara.
Baca SelengkapnyaSikap sejumlah negara untuk pensiun PLTU batu bara saling berbeda.
Baca SelengkapnyaPLTU Batu Bara berdampak pada kesehatan masyarakat. Sehingga tanpa PLTU, dapat menekan biaya kesehatan.
Baca SelengkapnyaMenurut rencana, program pensiun dini PLTU batu bara bisa melalui pendekatan teknologi, dan kedua dengan skema menurunkan secara bertahap (phase down).
Baca Selengkapnya