Ini sebab anak Papua lebih miskin dari DKI versi Bank Dunia
Merdeka.com - Buruknya akses layanan publik masih menjadi faktor utama penyebab ketimpangan penduduk kaya-miskin di Indonesia. Khususnya pasokan nutrisi, imunisasi, air bersih, dan kesempatan menempuh pendidikan dasar dan tinggi.
Kepala Ekonom Bidang Kemiskinan Bank Dunia Vivi Alatas mengingatkan sentralisasi layanan publik terjadi terlalu parah. Ambil contoh, bedanya kualitas layanan Maluku/Papua dibandingkan DKI Jakarta.
-
Kenapa kesenjangan terjadi di masyarakat? Kesenjangan dalam masyarakat bisa terjadi akibat berbagai faktor, seperti ekonomi, sosial, pendidikan, dan kesehatan.
-
Siapa yang paling terdampak ketimpangan akses informasi? Ketimpangan akses ini terjadi baik di dalam maupun antar-negara.
-
Di mana akses terhadap layanan kesehatan tidak merata? Namun, sayangnya tidak semua daerah mendapatkan akses yang memadai terhadap layanan tersebut. Masalah infrastruktur dan jangkauan ke fasilitas kesehatan menjadi kendala, sehingga banyak masyarakat yang tidak dapat memanfaatkan layanan kesehatan yang tersedia.
-
Kenapa sarana dan prasarana di Indonesia jadi penyebab rendahnya literasi? Salah satu penyebab utama rendahnya literasi di Indonesia adalah kurangnya sarana dan prasarana yang memadai. Banyak sekolah, terutama di daerah pedalaman dan terpencil, tidak memiliki perpustakaan atau akses terhadap bahan bacaan yang memadai.
-
Siapa yang terdampak kesenjangan? Dampaknya dapat dirasakan oleh individu dan kelompok yang kurang beruntung, seperti penurunan kualitas hidup, ketidakadilan, perasaan terpinggirkan, dan kesulitan untuk meraih kesempatan yang sama dengan kelompok yang lebih beruntung.
-
Mengapa Indonesia masih perlu meningkatkan kualitas layanan kesehatan? Posisi Indonesia yang berada di peringkat 39 masih menunjukkan adanya ruang untuk perbaikan, terutama dibandingkan dengan negara-negara Asia yang lebih maju seperti Taiwan dan Korea Selatan.
"Anak dari keluarga mampu di Jakarta punya kesempatan lima kali lebih tinggi mengenyam pendidikan tinggi, dan delapan kali lebih tinggi dari anak Maluku dan Papua untuk air bersih," ujarnya dalam diskusi Bank Dunia di Jakarta, Selasa (23/9).
Akses pada air bersih di Maluku/Papua cuma 14 persen dari populasi. Demikian pula kesempatan mendapat imunisasi dan puskesmas hanya 12 persen warga kawasan timur Indonesia.
Ini menentukan, karena tanpa sokongan pendidikan atau kesehatan yang setara seperti anak-anak di Ibu Kota, maka generasi muda Maluku/Papua akan sulit memiliki modal bersaing.
Kemiskinan di kawasan itu akan berlanjut, sebab gizi dan pendidikan menentukan kualitas individu. Jika hal ini terabaikan, anak muda langsung berorientasi untuk bekerja alias menambah jumlah angkatan kerja tanpa skill.
"Negara harus hadir, karena kemiskinan punya banyak dimensi, tapi itu mencakup hak layanan publik. Agar anak dari keluarga miskin punya kesempatan yang sama," kata Vivi.
Data Bank Dunia menunjukkan rata-rata konsumsi keluarga termiskin di Indonesia, hanya sepertujuh dari pengeluaran 10 persen penduduk terkaya di Tanah Air. Itupun untuk memenuhi kebutuhan pokok, tak mungkin ada sisa untuk imunisasi, memasukkan anak di PAUD berkualitas, mengikutkan anak pada ekstrakurikuler berbasis skill, ataupun membelikan buku.
"Sekarang proporsi anak keluarga miskin bersekolah pada 2012 sudah menjadi 60 persen, dan angka kematian bayi menjadi 32 per 1000 kelahiran. Tapi kerja harus diteruskan," kata Vivi. (mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Andika membuka data, ada 10,47 persen warga di Jateng miskin. Menurutnya, hal itu perlu ditekan sampai dengan nol.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data BPS mencatat di 2022 baru 60,66 persen rumah tangga di Indonesia yang menempati rumah yang layak.
Baca SelengkapnyaSalah satunya, karena rumah tak layak huni tidak memiliki air yang bersih.
Baca SelengkapnyaBangunan kumuh yang berdiri sepanjang bantaran Kali Ciliwung di Jakarta semakin mencolok.
Baca SelengkapnyaPeningkatan penduduk miskin di Sulawesi disebabkan rendahnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaTingkat ketimpangan pengeluaran si-kaya dan miskin yang diukur menggunakan rasio gini naik menjadi 0,388 pada Maret 2023.
Baca SelengkapnyaLihat lebih dekat kondisi penduduk miskin terbanyak di Jatim
Baca SelengkapnyaGuru Besar Hukum Pidana Universitas Pancasila Agus Surono mengatakan, tantangan terbesar dalam pengelolaan SDA adalah masalah deforestasi.
Baca SelengkapnyaBukan artinya orang miskin akan terus-terusan terjebak dan tidak bisa mengubah garis hidupnya.
Baca SelengkapnyaAndika juga menyinggung indeks pelayanan publik di provinsi Jawa Tengah yang juga turun. Dan penurunan terjadi dalam 3 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaNamun, Imam menambahkan, tingkat kemiskinan perkotaan pada Maret 2024 masih lebih tinggi 0,53 persen poin jika dibandingkan kondisi September 2019.
Baca SelengkapnyaKementerian PPPA mengungkap penyebab perempuan dan anak rentan menjadi korban perdagangan orang di Indonesia.
Baca Selengkapnya