Ini Syarat Ekonomi RI 2021 Bisa Tumbuh 5,3 Persen
Merdeka.com - Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2021 ini sebesar 5,3 persen. Untuk merealisasikan pertumbuhan tersebut, setidaknya di sisa kuartal II sampai dengan IV pertumbuhan ekonomi domestik harus mencapai 7 persen.
Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Heri Gunawan menegaskan, jika ada satu kuartal yang capaiannya di bawah 7 persen, maka pupus sudah harapan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen di 2021 ini.
"Jika pemerintah masih menargetkan pertumbuhan ekonomi 2021 sebesar 5,3 persen, maka pada kuartal II, III, dan IV 2021 pertumbuhan ekonomi harus mencapai 7 persen setiap kuartalnya," katanya di Jakarta, Sabtu (17/4).
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Indonesia harus di atas 7%? 'Kalau kita mau menuju Indonesia emas, pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7 persen. Pendapatan per kapita kita harus di atas 10 ribu dolar AS. GDP kita harus 5-6 terbesar di dunia. Oleh karena itu dibutuhkan mesin pendongkrak ekonomi,' ujar Bahlil saat Kuliah Umum di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat, Kamis (17/7).
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Kapan pertumbuhan ekonomi RI di atas 5 persen? “Bahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.
-
Kenapa target pertumbuhan ekonomi penting? Sehubungan dengan itu, salah satu manfaat yang dirasakan pemerintah ketika terjadi pertumbuhan ekonomi adalah pembangunan dan pemerataan infrastruktur masyarakat dapat dilaksanakan secara cepat karena pendapatan per kapita sudah melonjak.
Politisi Partai Gerindra ini menuturkan bahwa pada APBN 2021, pertumbuhan ekonomi ditetapkan pada kisaran 4,5-5,5 persen. Namun, pada pertengahan Februari 2021, Menteri Keuangan Sri Mulyani merevisinya menjadi 4,3-5,3 persen. Ada penurunan proyeksi sebesar 0,2 persen.
Sementara pada kuartal I-2021, Menkeu Sri Mulyani hanya berani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi berada di kisaran -1 persen hingga 0,1 persen. Artinya pada kuartal I-2021 ekonomi diperkirakan masih minus.
Menurutnya, capaian minus pada kuartal I-2021 harus ditutup dengan pertumbuhan yang tinggi pada kuartal-kuartal berikutnya dan kuartal II-2021 merupakan penentunya. Sementara kondisi kuartal II-2021 sendiri diprediksi belum sepenuhnya pulih.
"Kuartal I-2021 diprediksi masih minus, sehingga dibutuhkan dorongan super besar untuk mencapai pertumbuhan 7 persen pada kuartal II-2021," pandangnya.
Di sisi lain, memang ada yang positif pada kuartal II nanti. Setidaknya ada dua data yang menunjukkan optimisme tersebut.
Pertama, Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI). Hasil survei BI memperkirakan, kinerja sektor industri pengolahan meningkat dari 50,01 persen pada kuartal I-2021 menjadi 55,25 persen atau berada dalam fase ekspansi pada kuartal II-2021.
Selanjutnya
Kedua, hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) BI yang menunjukkan kegiatan dunia usaha terus menguat. Indikasinya, nilai saldo bersih tertimbang (SBT) kuartal II-2021 mencapai 18,87 persen dibanding 4,50 persen pada kuartal I-2021 dan minus 3,90 persen pada kuartal IV-2020.
Peningkatan terjadi pada seluruh sektor, terutama industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, serta pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan.
Apalagi pada kuartal II-2021 juga bertepatan dengan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2021. Biasanya pada kedua momentum tersebut, masyarakat meningkatkan konsumsinya karena didorong penerimaan THR.
Pemerintah sendiri memperkirakan penambahan konsumsi masyarakat sebesar Rp215 triliun yang berasal dari THR dan Gaji ke-13 ASN sebesar Rp43 triliun, THR pekerja formal sebesar Rp100 triliun dan THR pekerja informal sebesar Rp72 triliun.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan, kuartal II tahun ini atau periode April hingga Juni sangat menentukan pertumbuhan ekonomi bisa melompat naik atau tidak. Kalau tidak ada perbaikan, maka pada kuartal berikutnya akan sangat berat.
Target peningkatan yang dicanangkannya paling tidak di atas 7 persen di kuartal II. Dia mengakui target itu sangat berat. Namun, bisa teratasi jika ada dukungan dari pemerintah daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten kota.
"Semuanya bergerak bersama-sama saya yakin ini menjadi sesuatu yang mudah. Karena begitu di kuartal II bisa mencapai angka yang tadi saya sampaikan kuartal berikutnya akan menjadi lebih mudah," imbuh dia.
"Tolong betul-betul kita bersama-sama lakukan sehingga pandemi covid-19 ini bisa segera kita lalui dengan baik dan ekonomi kita bangkit lagi pada posisi normal dan lebih baik," sambungnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah terus berupaya menggenjot pertumbuhan ekonomi dari sisi belanja APBN, yang secara tren bakal meroket di kuartal IV.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia banyak dikontribusikan oleh belanja konsumsi masyarakat hingga masuknya investasi.
Baca SelengkapnyaStrateginya menurut Said adalah konsumsi domestik harus dijaga dengan inflasi yang terjaga rendah.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 utamanya berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 4,91 persen.
Baca SelengkapnyaDia bilang proyeksi ekonomi tumbuh hingga 5,5 persen ditopang oleh sektor investasi yang terus tumbuh. Khususnya investasi bangunan.
Baca SelengkapnyaDPR dan Pemerintah sepakat menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 di angka 5,6 persen.
Baca SelengkapnyaHal itu menjadi tantangan dan beban Pemerintahan baru untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi dan investasi yang sangat besar.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 diramal tumbuh 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaSelain itu, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi cukup impresif, yakni 5,11 persen di kuartal I-2024
Baca SelengkapnyaSaid berharap dapat mencanangkan target lebih tinggi lagi supaya pencapaianya lebih baik dari periode pemerintahan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaKetua Banggar, Said Abdullah, berharap pemerintah setuju target pertumbuhan tahun depan minimal 5,4 persen.
Baca Selengkapnya