Ini tanda-tanda bank mau bangkrut saat ekonomi memburuk
Merdeka.com - Memburuknya perekonomian membuat masyarakat khawatir terulangnya krisis 1998. Pada saat itu, kredit macet melonjak sehingga sejumlah perbankan bangkrut dan menutup operasionalnya.
Komisaris Independen PT Bank Mandiri, Goei Siauw Hong,â mengungkapkan risiko sistemik atau kegagalan operasional bank dapat berdampak terhadap ekonomi dalam jangka panjang.â Kerugian, menurutnya, paling besar dirasakan masyarakat dibanding pemegang saham atau pemilik modal.
"Kalau bank sampai bangkrut yang dirugikan nasabah, seperti saat krisis 1998. Perbankan kolaps berimbas besar ke pengusaha. Mereka tidak bisa mendapat kredit dan akhirnya kegiatan perekonomian tidak bisa berjalan. Itulah kenapa kolaps karena fungsi penyaluran kredit ke pelaku usaha mandek," jelasnya dalam Diskusi Media Training : Memahami Industri Perbankan, Malang, Jumat (11/9).
-
Mengapa banyak perusahaan global terancam bangkrut? Banyak tanda menunjukkan ancaman kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan global, terutama karena krisis utang dan kenaikan biaya pinjaman yang menjadi isyarat 'kiamat' baru bagi korporasi di seluruh dunia.
-
Apa saja bencana yang mungkin terjadi? Adapun kejadian itu berdampak pada munculnya longsor, guguran bebatuan atau erosi tanah dalam skala menengah, lalu peningkatan volume air sungai dan timbulnya banjir.
-
Kenapa risk awareness penting bagi bankir? Menurut Sunarso, risk awareness perlu ditingkatkan mengingat situasi perbankan yang begitu dinamis. “Maka menjadi penting [peningkatan risk awareness yang baik], untuk menjaga sustainability industri keuangan khususnya perbankan,“ ujarnya di sela-sela acara sharing ‘Visionary Leadership During Uncertainty’ yang diselenggarakan oleh Bankers Association for Risk Management.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Siapa saja yang termasuk Bank Pemerintah di Indonesia? Daftar bank BUMN di Indonesia antara lain adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.
-
Siapa saja yang berisiko? Salah satu kelompok yang berisiko tinggi mengalami sindrom ini adalah individu dengan jenis penyakit Parkinson yang dikenal sebagai sindrom corticobasal (CBS), di mana sekitar 30% dari mereka dapat mengalami AHS.
âDia menjelaskan, setidaknya ada empat risiko utama yang bisa mengancam kelangsungan bank, yakni risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional dan risiko likuiditas.
Risiko kredit merupakan kerugian akibat gagal bayar dari debitur atau para peminjam dana dari bank. Risiko ini bisa timbul dari kredit macet, transaksi forward atau derivatif (treasury), investasi dan pembiayaan perdagangan.
"Risiko kedua adalah risiko pasar yang terjadi karena perubahan faktor pasar, yaitu perubahan suku bunga dan nilai tukar. Misalnya saja, kenaikan suku bunga mengakibatkan harga obligasi turun dan timbul kerugian bagi bank," tambahnya.
Goei mengatakan, risiko ketiga adalah risiko operasional. Ini disebabkan faktor sistem, seperti kegagalan teknologi dan faktor manusia. Contohnya sepertiâ jaringan yang diretas atau sistem offline pada ATM.
Risiko terakhir adalah risiko likuiditas. Ini diâakibatkan ketidakmampuan âbank memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan. (mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dirut BRI tegaskan bankir perlu memiliki risk awareness yang baik dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
Baca SelengkapnyaJumlah bank bangkrut pada tahun ini telah mengalami peningkatan pesat lebih dari tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaJumlah bank bangkrut pada tahun ini telah mengalami peningkatan pesat lebih dari tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Bank Indonesia masih berfokus pada penguatan stabilitas nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya fragmentasi ekonomi dan geopolitik yang bersumber tidak hanya dari konflik Rusia-Ukraina, namun juga tensi geopolitik antara China dan AS.
Baca SelengkapnyaSalah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaAda empat tantangan besar yang dihadapi dalam pengembangan industri fintech di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTerdapat 5 ancaman ekonomi global saat ini, di antaranya penurunan inflasi hingga suku bunga tinggi.
Baca SelengkapnyaTantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaTensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaOJK telah melakukan pencabutan izin kepada sejumlah bank di daerah.
Baca Selengkapnya