Ini tanggapan Menteri Susi atas kebijakan Inggris keluar Eropa
Merdeka.com - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti angkat bicara terkait keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit. Menurut Susi, kejadian ini akan mempengaruhi Indonesia meskipun tidak besar.
"Kalaupun ada ya tidak banyak. Penjualan dari Inggris memang lumayan bagus," ucap Susi di Jakarta, Minggu (26/6).
Meski demikian, keputusan Inggris ini juga diyakini Susi akan menguntungkan Indonesia. Sebab, untuk berhubungan dengan Inggris, Indonesia tidak perlu berurusan dengan Eropa.
-
Siapa gadis keturunan Inggris di Sukabumi? Seorang gadis asal pelosok Sukabumi, Jawa Barat sempat mencuri perhatian warganet di media sosial. Pasalnya perempuan yang karib disapa neng Intan ini berparas bule, dan hidup sederhana.
-
Mengapa Susi Pudjiastuti tidak menjadikan Pulau Susi sebagai pulau pribadi? Susi merasa itu bukan pulau pribadinya. Untuk itu, dia tidak mengkomersilkam pulau tersebut.
-
Apa contoh kata-kata bahasa Inggris menarik? Mulai dari kata-kata bahasa Inggris dari tokoh terkenal, tentang cinta, hingga kata motivasi.
-
Bagaimana Inggris bisa menang? Memasuki babak kedua, Inggris terus memberikan tekanan kepada pertahanan Finlandia. Pada menit ke-57, Kane berhasil membuka skor setelah menerima umpan dari Trent Alexander-Arnold. Kane kembali mencetak gol pada menit ke-76 dengan memanfaatkan assist dari Noni Madueke.
-
Apa cuitan kontroversial PM Inggris? Keir Starmer unggah cuitan kontroversial tentang konflik Ukraina-Rusia hingga ramai disorot di media sosial.
-
Siapa yang menyambut Prabowo di Inggris? Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer menyambut kunjungan Presiden RI Prabowo Subianto di depan kantornya di 10 Downing Street, London, Inggris, Kamis (21/11/2024).
"Tapi di satu sisi bisa lebih mudah dan menguntungkan, karena hanya urusan sama satu negara saja, kalau sekarang ini, kita masuk ke uni Eropa kan ribet. Jika Uni Eropa tak setuju ini akan lama. Kita lihat saja ke depannya gimana," kata Susi.
Diberitakan sebelumnya, BBC, Sky TV, maupun ITV mengumumkan hasil referendum berupa kemenangan kelompok pendukung Britania Raya keluar dari Uni Eropa. Dukungan bagi kubu pro-Brexit mencapai 52 persen, sedangkan suara rakyat memilih bertahan 48 persen.
Pada Jumat (24/6) pagi waktu setempat, nilai tukar Poundsterling telah anjlok ke level terendah 30 tahun terakhir. Demikian pula indeks saham gabungan Inggris, yang rata-rata turun 7,5 persen.
Hasil perhitungan suara masuk dari 335 kawasan, sudah 95 persen dari total tempat pemungutan suara. Kemungkinan kelompok 'bertahan' menang sangat tipis.
Ketua Pelaksana Referendum, Jenny Watson, mengatakan ada total 33 juta suara yang masuk. Artinya tingkat kehadiran pemilih dalam referendum ini sebesar 72 persen.
Jurnalis ITV, Allegra Stratton, mengaku memperoleh sumber dari internal Partai Konservatif bahwa Perdana Menteri David Cameron akan diminta mundur akibat kemenangan kubu 'enyah'.
"Akan ada strategi mundur baik-baik bagi Cameron, tapi tidak dalam waktu dekat," kata Stratton menirukan kata-kata seorang petinggi partai.
PM Cameron bersama Partai Buruh meminta rakyat tetap memilih bersama Uni Eropa. Namun nyatanya dalam referendum mayoritas rakyat Inggris ingin keluar.
Hasil ini adalah kemenangan bagi politikus kanan ekstrem seperti Pemimpin Partai Britania Raya Independen (UKIP), Nigel Farage, ataupun mantan Wali Kota London Boris Johnson.
"Fajar telah tiba bagi Britania. Inilah kemenangan rakyat biasa, rakyat jujur yang bekerja keras," kata Farage.
Kemenangan kelompok 'enyah' mengecewakan rakyat Skotlandia. Pemilihan ini melibatkan warga Inggris, Wales, Irlandia Utara, serta Skotlandia. Hanya Skotlandia dan Irlandia Utara yang konsisten mendukung Britania tetap di Uni Eropa.
Atas putusan ini, PM Inggris David Cameron mundur sebagai tanggung jawab hasil referendum Uni Eropa. Cameron mengumumkan pengunduran diri di halaman depan kantornya, Downing Street 10, Ibu Kota London, Jumat (24/6). Saat membacakan pidato, dia didampingi istrinya, Samantha.
"Keputusan rakyat Inggris harus kita hormati. Keputusannya sangat jelas. Karenanya, saya berpikir negara ini membutuhkan kepemimpinan yang baru," ujarnya seperti dilansir the Telegraph.
Cameron mengaku tidak bisa memimpin Inggris yang secara politik maupun ekonomi berpisah sepenuhnya dari daratan Eropa. Karena itu, dia menyerahkan pada partai untuk memilih sosok baru yang bisa memimpin Britania di tengah masa sulit.
Laporan: Linda Juliawanti
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagai negara maju, Inggris dan Jepang resmi masuk jurang resesi.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani ungkap penyebab PMI manufaktur Indonesia turun drastis.
Baca SelengkapnyaInflasi di berbagai negara saat ini, terutama negara maju sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Baca SelengkapnyaKebijakan ekspor pasir laut berdampak kecil terhadap penerimaan negara. Sebaliknya, kebijakan ini justru lebih banyak menguntungkan para pengusaha.
Baca SelengkapnyaTim Cook pernah berjanji untuk membangun pabrik di Indonesia.
Baca Selengkapnya